Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Owa Cao-Vit, Salah Satu Primata Paling Terancam Punah

owa dalam genus Nomascus yang masih berkerabat dengan owa cao-vit (commons.wikimedia.org/Greg Hume)
owa dalam genus Nomascus yang masih berkerabat dengan owa cao-vit (commons.wikimedia.org/Greg Hume)

Kera (superfamili Hominoidea) terbagi atas dua cabang yang berbeda, yakni kera besar (famili Hominidae) dan kera kecil (famili Hylobatidae). Kalau dilihat sekilas, keluarga kera kecil itu nampak seperti monyet ketimbang kera besar sehingga sering kali salah diidentifikasi. Total ada 20 spesies dari 4 genera berbeda yang tergolong keluarga kera kecil. Salah satu di antaranya adalah owa cao-vit atau owa berdada hitam timur (Nomascus nasutus).

Spesies owa yang satu ini terbilang ramping karena punya panjang tubuh (ujung kepala hingga kaki) 40—60 cm dan bobot rata-rata 5,5 kg. Selayaknya spesies kera, mereka tak memiliki ekor yang terlihat. Hanya saja, owa cao-vit punya lengan yang sangat panjang, yakni sekitar 1,5 kali lebih panjang dari kaki, sekaligus membuat lengan tersebut jadi salah satu yang terpanjang dari primata manapun kalau diukur berdasarkan rasio tubuh. 

Oh iya, penampilan owa cao-vit cukup identik dengan spesies owa lain. Namun, rambut primata ini ditutupi warna krem, kuning keemasan, atau cokelat tua dengan bagian wajah berwarna hitam. Pastinya ada beberapa fakta menarik dari spesies owa yang satu ini. Salah satunya terkait dengan konservasi mereka yang dahulu sempat dikategorikan telah punah. Penasaran seperti apa kisah di balik hal itu? Yuk, simak penjelasannya beserta fakta lain dari owa cao-vit di bawah ini!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

peta persebaran owa cao-vit yang sangat terbatas (commons.wikimedia.org/Chermundy)
peta persebaran owa cao-vit yang sangat terbatas (commons.wikimedia.org/Chermundy)

Owa cao-vit termasuk primata dengan peta persebaran yang sangat terbatas di dunia. Earth Endangered Species melansir kalau mereka hanya dapat ditemui di perbatasan Vietnam dan China, tepatnya di Hutan Trùng Khánh (Provinsi Cao Bằng) pada bagian Vietnam dan Provinsi Guangxi pada bagian China. Tentunya, habitat utama dari owa ini adalah hutan dengan vegetasi yang lebat dan tinggi.

Sementara untuk urusan makanan, owa cao-vit tergolong frugivor atau pemakan buah. Segala jenis buah yang ada di hutan dapat dikonsumsi oleh primata yang satu ini. Untuk melengkapi menu makanan atau saat pohon buah belum memasuki masa panen, owa cao-vit turut mengonsumsi daun dan bunga yang dapat ditemukan. Uniknya, pada momen tertentu, mereka kedapatan mengonsumsi serangga dan telur burung. Primata yang satu ini tergolong diurnal sehingga segala aktivitas, termasuk mencari makanan, dilakukan ketika Matahari masih bersinar.

2. Asal usul nama

owa dalam genus Nomascus yang sedang makan (commons.wikimedia.org/NasserHalaweh)
owa dalam genus Nomascus yang sedang makan (commons.wikimedia.org/NasserHalaweh)

Dari awal pasti kamu sudah merasa aneh dengan nama owa yang satu ini, kan? Ya, penamaan owa cao-vit memang terdengar aneh yang membuat primata ini diberi nama lain, yaitu owa berdada hitam timur. Meskipun demikian, ternyata ada cerita menarik di balik pemberian nama "cao-vit" itu, lho.

Dilansir Animalia, kata "cao-vit" pada spesies owa ini awalnya diberikan oleh masyarakat di Desa Ngoc Khe, Phong Nam, dan Ngoc Con yang ada di Distrik Trùng Khánh. Adapun, alasan penyematan nama tersebut disebabkan oleh suara panggilan khas dari owa cao-vit saat memanggil individu lain. Disebutkan kalau suara yang dikeluarkan terdengar seperti, cow-veet, tetapi berdasarkan penuturan lokal, maka kata "cao-vit" yang kemudian disematkan pada primata ini.

3. Ahli memanjat pohon dan kehidupan sosial

induk owa dan anaknya yang sedang bergelantungan (commons.wikimedia.org/Vachovec1)
induk owa dan anaknya yang sedang bergelantungan (commons.wikimedia.org/Vachovec1)

Primata dengan lengan panjang, dari dua deskripsi itu saja sudah menunjukkan soal kebiasaan atau kebolehan owa cao-vit dalam memanjat pohon. Ya, primata ini tergolong hewan arboreal sejati dan diketahui sangat jarang menyentuh tanah. Dilansir New England Primate Conservancy, owa cao-vit punya kemampuan memanjat yang baik berkat kaki yang datar, lengan yang panjang, dan fleksibilitas otot kedua bagian tubuh tersebut.

Hebatnya, owa cao-vit mampu pindah dari satu cabang ke cabang lain dengan relatif cepat. Bayangkan saja, dalam satu ayunan dengan kekuatan penuh, owa ini mampu menghasilkan kecepatan sampai 56 km per jam! Biasanya, owa cao-vit jantan lah yang berayun dengan cepat, sementara betina cenderung berayun secara hati-hati. 

Untuk kehidupan sosial, owa cao-vit bisa hidup berdua dengan pasangan atau membentuk kelompok sekitar 6 individu yang mana kelompok itu masih satu keluarga. Kelompok owa ini punya batas wilayah dan masing-masing anggota akan menjaga wilayah itu, salah satu caranya adalah lewat suara-suara keras yang rutin dikeluarkan menjelang Matahari terbenam. Sebenarnya, interaksi antar anggota mungkin tak terlihat seerat jika dibandingkan dengan kera lain. Akan tetapi, pada beberapa momen, anggota kelompok owa cao-vit tetap terlihat saling merawat diri dengan sesama.

4. Sistem reproduksi

induk dan anak owa dalam genus Nomascus yang masih berkerabat dengan owa cao-vit (commons.wikimedia.org/George Coller)
induk dan anak owa dalam genus Nomascus yang masih berkerabat dengan owa cao-vit (commons.wikimedia.org/George Coller)

Owa cao-vit jantan hanya akan kawin dengan betina yang ada di kelompok saja. Kalau hanya ada satu betina, maka si jantan akan setia dengan pasangan, tetapi kalau ada lebih dari satu betina (biasanya maksimal 2 betina dalam satu kelompok), maka jantan akan melakukan praktek poligini. Musim kawin bagi primata yang satu ini berlangsung antara bulan Oktober—Februari. Meskipun begitu, siklus reproduksi bagi betina terbilang panjang. Sebab, setelah melahirkan anak, betina tak akan mengandung lagi selama 4—5 tahun ke depan.

New England Primate Conservancy melansir kalau owa cao-vit betina hanya akan melahirkan seekor anak saja tiap masa reproduksi. Anak primata ini sangat bergantung dengan induk selama beberapa bulan pertama. Bahkan, untuk berpindah-pindah, anak owa cao-vit akan menempel pada tubuh induk. Nantinya, anak owa cao-vit akan tetap berada dalam kelompok kelahirannya selama 10 tahun atau ketika induk (baik jantan maupun betina) mengusirnya. Tidak diketahui berapa lama owa cao-vit mampu hidup di alam liar, tetapi diperkirakan sama panjangnya dengan spesies owa lain atau sekitar 60 tahun.

5. Pernah dianggap punah dan status konservasi saat ini

seekor owa muda dan dewasa yagn ada di penangkaran (commons.wikimedia.org/Sancassania)
seekor owa muda dan dewasa yagn ada di penangkaran (commons.wikimedia.org/Sancassania)

Dalam hal konservasi, sebenarnya owa cao-vit masuk dalam kategori hewan yang sangat terancam punah (Critically Endangered) menurut catatan IUCN Red List. Malahan, spesies ini jadi salah satu primata yang paling terancam di seluruh dunia. Namun, sebenarnya sebelum penetapan status saat ini, owa cao-vit sempat dikategorikan sudah punah, lho.

Dilansir Fauna & Flora, owa cao-vit sempat diklasifikasikan punah pada tahun 1960-an. Sekitar 40 tahun kemudian atau sekitar tahun 2002, tim peneliti dari Vietnam menemukan lagi primata ini di Hutan Trùng Khánh. Kemudian, pada 2005, ditemukan lagi kantung populasi owa cao-vit yang berada di wilayah China. Berdasarkan penilaian terbaru, saat ini persebaran mereka ada pada wilayah seluas 5 ribu hektar dengan perkiraan populasi antara 74—135 individu. 

Sebenarnya, jumlah itu sudah lebih besar jika dibandingkan dengan perkiraan populasi saat ditemukan pada tahun 2002 (diperkirakan ada sekitar 26 individu kala itu). Namun, tren populasi mereka ternyata cenderung menurun kalau melihat catatan IUCN Red List. Penyebab penurunan ini diduga karena perburuan liar yang dilakukan demi menjadikan owa cao-vit sebagai peliharaan atau sumber obat. Belum lagi, habitat primata ini, yang sedari awal memang sudah sangat terbatas, mulai rusak karena pembukaan lahan di sekitar.

Upaya konservasi jelas sudah diupayakan secara intensif, baik oleh pemerintah Vietnam maupun China. Malahan, berbagai lembaga internasional turut membantu menjaga kesehatan ekosistem di wilayah owa cao-vit supaya primata ini dapat hidup dengan nyaman. Semoga saja segala upaya konservasi itu dapat menyelamatkan populasi primata yang satu ini supaya kita tidak lagi melabeli mereka sebagai hewan yang sudah punah dalam waktu dekat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us