Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Saturnus Retrograde, Fenomena Langit pada 13 Juli 2025

ilustrasi planet Saturnus (pixabay.com/95C)

Saturnus adalah salah satu planet di Tata Surya yang kerap menampakkan diri di langit malam. Ukurannya yang besar serta jaraknya yang jauh dari Matahari membuat planet satu ini mudah untuk diamati dari Bumi. Saturnus sering kali muncul berdekatan dengan Bulan atau planet lain dalam beberapa momen tertentu di langit, seperti peristiwa konjungsi.

Akan tetapi, berbeda dengan fenomena yang akan dialami Saturnus kali ini. Pada 13 Juli 2025, planet bercincin tersebut bakal memasuki fase retrograde. Fenomena ini akan membuat Saturnus seolah-olah bergerak mundur di luar angkasa. Penasaran bagaimana hal itu bisa terjadi? Yuk, simak penjelasan lebih lengkapnya di berikut ini!

1. Apa itu Saturnus retrograde?

ilustrasi peredaran planet di Tata Surya (pexels.com/Zelch Csaba)

Secara harfiah, retrograde berasal dari bahasa Inggris yang berarti "mundur" atau "bergerak mundur". Jadi, ketika suatu planet memasuki fase retrograde, ia akan tampak bergerak mundur di langit apabila diamati dari Bumi. Mengutip dari Almanac, fenomena retrograde disebabkan oleh perbedaan kecepatan orbit planet dalam mengelilingi Matahari.

Saturnus retrograde terjadi ketika Bumi mulai menyalip planet bercincin tersebut di orbitnya. Bumi memiliki kecepatan orbital yang lebih tinggi dibandingkan Saturnus. Dilansir Little Astronomy, Bumi bergerak dengan kecepatan orbit 29,78 km/detik, sementara Saturnus 9,68 km/detik.

Perbandingan kecepatan orbit tersebut membuat Saturnus mengalami retrograde setiap tahun atau sekitar 378 hari sekali. Ia akan bertahan di fase retrograde selama kurang lebih 4,5 bulan. Selama itu berlangsung, Saturnus seolah-olah bergerak mundur (yang tadinya bergerak ke arah timur jadi bergerak ke arah barat) apabila diamati dari Bumi.

2. Kapan fenomena Saturnus retrograde terjadi?

ilustrasi planet Saturnus (pixabay.com/HeckiMG)

Saturnus akan memasuki fase retrograde pada 13 Juli 2025. Planet bercincin ini dapat diamati sekitar pukul 23.23—04.37 WIB. Adapun, waktu terbaik untuk mengamatinya yaitu ketika dini hari atau sebelum fajar menyingsing.

Selama 4,5 bulan dalam fase retrograde, Saturnus akan bergerak ke arah barat. Beberapa minggu setelah mulai "bergerak mundur", Saturnus bakal mencapai titik tertingginya 4 menit lebih awal setiap malam. Secara bertahap, planet bercincin tersebut akan terlihat di langit senja dan langit sebelum fajar, terutama ketika mendekati fase oposisi.

3. Apakah fenomena ini berbahaya bagi Bumi?

ilustrasi planet Saturnus (pixabay.com/umutizgi)

Dalam astronomi, fenomena Saturnus retrograde hanyalah ilusi optik yang tidak memiliki dampak fisik langsung terhadap Bumi. Tidak akan terjadi perubahan gravitasi, cuaca, atau medan magnet yang signifikan akibat fenomena ini. Dengan begitu, Saturnus retrograde adalah fenomena langit yang tidak berbahaya bagi Bumi.

Namun, jika dilihat dari sisi astrologi, Saturnus retrograde sering dianggap memiliki pengaruh simbolis atau psikologis terhadap kehidupan manusia. Setiap tahun, fenomena ini memungkinkan setiap individu untuk merenungkan kembali tujuan, tanggung jawab, dan lain sebagainya. Ini berkaitan dengan Saturnus yang tiba-tiba berbalik arah ketika memasuki fase retrograde.

Terlepas dari aspek astronomi atau astrologi, Saturnus retrograde adalah fenomena yang tak boleh kamu lewatkan. Untuk mengamati planet bercincin ini, pastikan dulu cuaca atau langit dalam kondisi cerah. Selain itu, pastikan pula lokasi pengamatan jauh dari polusi cahaya. Kamu bisa mengamati Saturnus dengan mata telanjang atau melalui alat pengamatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us