Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ciri-Ciri Planet Saturnus, Benda Langit dengan Cincin Ikonik

Saturnus (unsplash.com/Jiwa yang Terpilih)
Saturnus (unsplash.com/Jiwa yang Terpilih)
Intinya sih...
  • Memiliki cincin ikonik yang rumit
  • Cincin terdiri dari pecahan komet, asteroid, atau bulan yang hancur
  • Sistem cincin membentang hingga 175.000 mil dari planet Saturnus
  • Celah-celah di antara cincin disebabkan oleh interaksi gravitasi dengan satelit Saturnus
  • Membutuhkan waktu singkat untuk berotasi
  • Saturnus membutuhkan waktu sekitar 10,7 jam untuk berotasi sekali
  • Rotasi cepat ini berkontribusi pada pola awan dan badai yang dinamis di atmosfer Saturnus

Planet-planet yang ada di tata surya menjadi pembahasan yang menarik, terutama Saturnus yang memiliki bentuk unik dibanding planet lainnya. Benda langit ini memiliki diameter ekuator sekitar 74.897 mil (120.500 kilometer). Karena berjarak 9,5 unit astronomi dari Matahari, dibutuhkan waktu 80 menit untuk sinar matahari sampai ke Saturnus. 

Nama Saturnus diambil dari dewa pertanian dan kekayaan Romawi, yang juga merupakan ayah Jupiter. Planet gas raksasa ini terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu ketika gravitasi menarik gas dan debu yang berputar-putar untuk membentuk raksasa gas ini. Lantas, apa saja ciri-ciri planet Saturnus? Yuk, kita bahas di bawah ini! 

1. Memiliki cincin ikonik yang rumit

ilustrasi Saturnus (unsplash.com/Komunitas Unsplash+)
ilustrasi Saturnus (unsplash.com/Komunitas Unsplash+)

Saturnus adalah planet yang paling dikenal dengan sistem cincinnya yang hebat dan rumit dibandingkan planet lain. Bukan padat, cincin Saturnus adalah pecahan komet, asteroid, atau bulan yang hancur. Pecahan tersebut terbuat dari miliaran pecahan es dan batu kecil yang dilapisi debu. 

Ukurannya pun berbeda, ada yang sebesar gunung atau butiran es, berwarna putih jika dilihat dari puncak awan Saturnus. Sistem cincin membentang hingga 175.000 mil (282.000 kilometer) dari planet Saturnus dengan tinggi vertikal sekitar 30 kaki (10 meter) di cincin-cincin utama. Setiap cincin diberi nama dengan huruf abjad, cincin utama terdiri dari A, B, C, dan cincin yang redup diberi nama D, E, F, dan G. 

Cincin-cincin tersebut dipisahkan oleh celah yang memiliki lebar 2.920 mil (4.700 kilometer) yang disebut Divisi Cassini. Celah-celah ini disebabkan oleh interaksi gravitasi dengan satelit-satelit Saturnus yang lebih besar, sehingga menciptakan ruang kosong. 

2. Membutuhkan waktu singkat untuk berotasi

ilustrasi Saturnus (unsplash.com/Muhammad Nohasi)
ilustrasi Saturnus (unsplash.com/Muhammad Nohasi)

Saturnus menjadi planet kedua dengan waktu ritasi tersingkat. Planet ini membutuhkan waktu sekitar 10,7 jam untuk berotasi atau sekali berputar. Sementara waktu untuk mengorbit Matahari berlangsung sekitar 29,4 tahun Bumi (10.756 hari Bumi). Rotasi cepat ini juga berkontribusi pada pola awan dan badai yang dinamis di atmosfer Saturnus.

Kemiringan poros Saturnus terhadap orbitnya mengelilingi Matahari adalah sekitar 26,73 derajat, mirip dengan kemiringan poros Bumi yang sebesar 23,5 derajat. Hal ini menyebabkan Saturnus juga mengalami perubahan musim, layaknya yang terjadi di Bumi.

3. Planet dengan jumlah satelit terbanyak di tata surya

ilustrasi Saturnus (unsplash.com/Zyanya Citlalli)
ilustrasi Saturnus (unsplash.com/Zyanya Citlalli)

Saturnus menjadi tempat bagi beragam dunia yang menakjubkan dan khas, serta memiliki jumlah satelit alami terbanyak daripada planet lain di tata surya. Bulan atau satelit adalah objek langit yang bergerak mengorbit planet yang lebih besar. Hingga 8 Juni 2023, Saturnus dilaporkan  memiliki 146 bulan di orbitnya. 

Setiap satelit Saturnus memiliki karakteristiknya tersendiri seperti Titan sebagai satelit terbesar, Phoebe yang dipenuhi kawah, dan Enceladus dengan samudra air cair di bawah permukaannya dan geyser es. Sementara itu, sejumlah bulan lainnya masih menanti konfirmasi oleh oleh International Astronomical Union (IAU).

4. Tidak memiliki permukaan yang bisa dipijak

ilustrasi Saturnus (unsplash.com/Zyanya Citlalli)
ilustrasi Saturnus (unsplash.com/Zyanya Citlalli)

Sama dengan planet Jupiter, Saturnus terbuat dari sebagian besar hidrogen dan helium, yakni dua komponen utama yang juga membentuk Matahari. Oleh sebab itu, Saturnus tidak memiliki permukaan yang sebenarnya. Sementara di pusat Saturnus terdapat inti padat yang terbuat dari logam seperti besi dan nikel yang dikelilingi oleh material berbatu. 

Selain itu, Saturnus juga memiliki tekanan dan suhu ekstrem yang dapat menghancurkan, melelehkan, dan menguapkan pesawat ruang angkasa. Bahkan angin di atmosfer Saturnus mencapai 1.600 kaki per detik (500 meter per detik, kecepatan ini dapat mengubah gas menjadi cairan. Itu sebabnya pesawat tidak bisa mendarat dan terbang tanpa cedera. 

5. Kecilnya medan magnet planet Saturnus

ilustrasi Saturnus (unsplash.com/Zyanya Citlalli)
ilustrasi Saturnus (unsplash.com/Zyanya Citlalli)

Kekuatan medan magnet Saturnus memang tidak sekuat milik Jupiter, namun tetap sekitar 578 kali lebih besar dibandingkan medan magnet Bumi. Sebagian besar medan ini berasal dari inti dalam planet yang dipenuhi hidrogen metalik cair, mirip dengan inti Jupiter. Wilayah magnetosfer yang sangat luas dapat menampung cincin, satelit, dan planet ini sendiri. 

Aurora di Saturnus terbentuk saat partikel bermuatan mengikuti garis medan magnet menuju atmosfer. Berbeda dengan Bumi yang dipicu angin matahari, aurora Saturnus sebagian besar disebabkan oleh partikel dari bulannya dan rotasi cepat medan magnetnya. Meski begitu, fenomena ini belum sepenuhnya dimengerti.

Cincin indah yang dimiliki Saturnus membuatnya tampak menonjol daripada olanet lainnya di tata surya. Dengan berbagai keunikan mulai dari cincin yang unik, jumlah satelit alami terbanyak, hingga struktur permukaannya. Apakah ada aspek lain dari Saturnus yang ingin kamu ketahui lebih lanjut?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us