Status takahē pulau selatan memang sudah terancam punah, tetapi upaya konservasi perlahan mulai berbuah baik dalam peningkatan populasi mereka. (commons.wikimedia.org/Craig Nash)
Nasib takahē pulau selatan sebenarnya masih lebih mujur ketimbang kerabat terdekat mereka, yakni takahē pulau utara (Porphyrio mantelli), yang sudah punah terlebih dahulu. Namun, populasi spesies ini juga masih ada dalam kondisi yang berbahaya hingga IUCN Red List melabeli mereka dalam kategori terancam punah (Endangered). Malahan, sebelum 1948, takahē pulau selatan sebenarnya sempat dikira sudah punah sebelum akhirnya ahli fisika asal Invercargill, Geoffrey Orbell, beserta timnya menemukan burung ini di Pegunungan Murchison pada tahun tersebut.
Sejak saat itu, konservasi terhadap takahē pulau selatan sudah dilakukan secara intensif. Upaya tersebut dilakukan pemerintah Selandia Baru hingga saat ini. Untuk sekarang, populasi burung yang satu ini diperkirakan sekitar 500 individu saja di alam liar, dilansir Department of Conservation Te Papa Atawhai.
Ada beberapa masalah yang dihadapi takahē pulau selatan dalam upaya mengembalikan populasi mereka ke tingkat normal di alam liar. Burung ini dulunya sangat sering diburu oleh masyarakat setempat, khususnya pada masa lalu. Kemudian, kedatangan predator yang diperkenalkan manusia, yaitu cerpelai putih (Mustela erminea), membuat mereka makin terpojok. Tak hanya predator, bahkan herbivor yang diperkenalkan manusia di Selandia Baru, seperti rusa merah (Cervus elaphus), menjadi kompetitor makanan di habitat alami mereka. Selain itu, burung ini juga pernah terserang wabah penyakit khusus yang berasal dari cerpelai.
Namun, keseriusan pemerintah Selandia Baru dan pihak konservasi di sana perlu diacungi jempol. Sebab, berbagai program konservasi terus dilakukan sembari mencari cara baru untuk mengatasi masalah yang dihadapi takahē pulau selatan di alam. Upaya seperti mengembangbiakkan burung ini di penangkaran, pemindahan ke habitat lain, hingga perlindungan secara undang-undang sudah dilakukan untuk mencegah spesies ini bernasib sama seperti takahē pulau utara.