Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tahi bintang (commons.wikimedia.org/Katja Schulz)

Biasanya orang-orang takut dengan arthropoda kecil seperti lipan, kelabang, dan milipede. Hal ini tidak mengerankan mengingat mereka punya perawakan yang menakutkan, menggelikan, bahkan beberapa spesies cukup berbahaya. Namun hal tersebut tak terjadi pada Oxidus gracilis atau tahi bintang. Ia memang masih menjijikan dan menggelikan seperti kerabat-kerabatnya, tapi ternyata hewan ini punya peran penting, lho.

Karena peran tersebut, tahi bintang jadi hewan yang harus dijaga kelestariannya. Ia juga tidak berbahaya, bahkan tidak bisa menggigit, menyengat, atau menusuk manusia. Sebaliknya, hewan kecil ini takut dengan manusia dan akan kabur jika berjumpa dengan manusia. Tahi bintang juga menyimpan segudang fakta unik yang beberapa diantaranya akan segera kita bahas.

1. Habitat kesukaannya adalah area lembab yang basah

Tahi bintang (commons.wikimedia.org/Melissa McMasters)

Dilansir GBIF, tahi bintang merupakan hewan dengan penyebaran yang sangat luas. Bayangkan saja, ia bisa ditemukan di Eropa yang dingin, Afrika yang panas, Amerika Utara yang luas, Amerika Selatan yang lembab, Asia yang selalu digujur hujan, sampai Selandia Baru yang terisolir. Indonesia, Australia, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Swedia, Afrika Selatan, Madagaskar, Thailand, Filipina, Brazil, dan Meksiko jadi beberapa negara yang ia tinggali.

Lebih lanjut, habitat kesukaan tahi bintang adalah daerah yang bersuhu dingin, lembab, dan daerah dengan banyak cairan di sekitar. Pinggir sungai, rawa, pinggir danau, pinggir waduk, semak-semak, tumpukan kayu, sawah, dan kebun jadi beberapa habitat favoritnya. Hal ini sangat masuk akal mengingat tempat-tempat tersebut menyediakan makanan, tempat berlindung, dan tempat berkembang biak yang sempurna.

2. Semut jadi salah satu predator utamanya

Tahi bintang (commons.wikimedia.org/Australocetus)

Berbicara predator, tahi bintang punya dua predator utama, yaitu semut dan larva glowworm. Uniknya, dua predator tersebut memiliki strategi berburu yang serupa untuk melumpuhkan tahi bintang. Pertama, semut akan menyengat tahi bintang yang mana akan membunuh tahi bintang dengan seketika, jelas artikel di jurnal Biochemical Systematics and Ecology. Di sisi lain, larva glowworm akan membalikan tubuh tahi bintang dan menggigit syaraf di perutnya yang akhirnya melumpuhkan tahi bintang dalam sekejap.

Lebih lanjut, semut akan membawa mangsanya ke dalam koloni dan tidak langsung memakannya. Di koloni, semut akan memakan tahi bintang secara perlahan. Sementara itu, setelah melumpuhkan mangsanya larva glowworm akan langsung memakannya. Biasanya ia akan memakan tahi bintang dari bagian kepala terlebih dahulu.

3. Sangat suka memakan material organik yang sudah membusuk

Tahi bintang (commons.wikimedia.org/Katja Schulz)

Artikel di jurnal The Florida Entomologist menjelaskan kalau tahi bintang sangat suka memakan material organik yang sudah membusuk. Spesifiknya, ia sering terlihat memakan dedaunan dan rerumputan busuk. Dari hal ini dapat disimpulkan kalau tahi bintang bukanlah predator yang harus memburu mangsa atau memiliki mekanisme berburu khusus. Namun walau begitu ia punya mekanisme pertahanan diri terhadap predator. Dalam hal ini, tahi bintang mampu mengeluarkan zat beracun dari tubuhnya. Nah, zat ini cukup berbahaya dan mampu membunuh predator.

4. Jadi hewan kecil yang sangat penting bagi ekosistem

Tahi bintang (commons.wikimedia.org/Joseph Berger)

Laman iNaturalist menjelaskan kalau tahi bintang merupakan hewan yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem. Hal ini tidak mengherankan mengingat ia berperan sebagai dekomposer alami. Kalau kamu belum tahu, dekomposer adalah organisme yang memakan material organik dan membantu mengurai serta memecah material organik. Selain itu, dengan kebiasaannya memakan material organik sampah-sampah organik seperti dedaunan, kayu, dan bangkai juga bisa hilang dengan cepat. Alhasil, lingkungan jadi lebih bersih.

5. Sama sekali tidak berbahaya bagi manusia

Tahi bintang (commons.wikimedia.org/Andy Reago dan Chrissy McClarren)

Tahi bintang memang punya zat beracun yang bisa membunuh predatornya, tapi tenang saja, hewan ini tidak berbahaya bagi manusia, kok. Nyatanya zat tersebut tidak akan berefek kepada manusia dan hanya efektif untuk membunuh hewan kecil. Hewan ini juga tidak bisa menggigit, menyengat, atau menusuk manusia. Jadi, jika ia masuk ke dalam rumah kamu hanya perlu mengusirnya dengan sapu dan tak perlu membunuhnya.

Daripada berbahaya, hewan ini justru cukup penting bagi kehidupan manusia. Tak cuma sebagai dekomposer, ia juga punya peran yang serupa seperti cacing, yaitu membantu menggemburkan dan menyuburkan tanah. Selain itu, tahi bintang juga membuat tumbuhan bisa tumbuh dengan lebih baik dan ia juga bisa membuat peresapan air di tanah makin sempurna, jelas Atlas of Living Australia.

Walau terlihat menjijikan, menggelikan, dan menakutkan hewan kecil seperti tahi bintang bukanlah hewan yang berbahaya. Sebaliknya, ia memiliki peran penting, entah bagi keseimbangan alam atau bagi manusia itu sendiri. Tahi bintang juga unik di mana ia mampu mengeluarkan zat beracun dari tubuhnya. Tak cuma itu, walau kecil ternyata invertebrata ini memiliki penyebaran yang luas. Nah, hal tersebut membuktikan kalau ia termasuk spesies yang sangat adaptif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team