Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Paus sperma (commons.wikimedia.org/Gabriel Barathieu)

Intinya sih...

  • Paus sperma mengusir orca dengan membuang kotoran hijau karena makanan mereka sebagian besar adalah cumi-cumi.

  • Larva kumbang kura-kura membuat perisai dari kotorannya agar tidak menarik bagi predatornya.

  • Burung hoopoe dan opossum juga menggunakan feses mereka untuk melindungi diri dari predator alaminya.

Sebagian hewan cenderung pasrah untuk dimangsa oleh predatornya. Sebaliknya, sebagian satwa juga memiliki caranya tersendiri untuk bertahan dari serangan predator. Misalnya belalang daun berkamuflase menyerupai daun dan kepiting daun menyamar menjadi pasir pantai.

Kumbang bombardier menyemprotkan cairan panas dan beracun berasal dari perutnya. Sigung menyemprotkan cairan bau dari kelenjar di dekat anus. Cecak bisa memutuskan ekornya agar lolos dari predatornya dan kelinci bersembunyi di liang bawah tanah. Itu beberapa contoh cara unik banyak hewan saat berhadapan dengan predatornya.

Ada satu lagi menjadi fokus pada pembahasan yakni hewan-hewan mengeluarkan kotoran atau feses untuk menahan ancaman dari predator. Simak seperti apa gambaran dari aksi mereka menghadapi predator.       

 

1. Paus sperma

Paus sperma (commons.wikimedia.org/FlickreviewR)

Laman livescience menyebut, orca menyerang paus sperma sebagai mangsanya. Namun semua tidak berhasil. Sebab, kawanan paus sperma melepaskan gumpalan kotoran besar tersebar di dalam laut untuk mengusir kawanan orca berisi 30 ekor.

Ketika paus sperma buang air besar, mereka mengeluarkan ekor besar untuk menghempaskan fesesnya. Lantaran makanan paus sperma sebagian besar adalah cumi-cumi sehingga warna kotorannya adalah hijau.   

Omong-omong soal makanan, paus sperma memangsa cumi-cumi besar, ikan, gurita dan krustasea. Paus sperma dapat menyelam hingga lebih dari 2000 m. Paus sperma hidup dalam kawanan setelah kawin, namun jantan sebenarnya soliter atau hidup sendiri. Paus sperma tersebar di seluruh samudra besar dunia.

2. Larva kumbang kura-kura

Larva kumbang kura-kura (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Predator larva kumbang kura-kura adalah burung, laba-laba dan serangga karnivora. Sekitar 2.700 spesies kumbang kura-kura di mana larvanya membuat suatu perisai berasal dari anus teleskopik. Perisai itu terbuat dari kulit dan kotoran. Banyak larva kumbang kura-kura tetap mempertahankan perisai kotoran untuk melindunginya saat bermetamorfosis menjadi kepompong dari predatornya.

Larva kumbang kura-kura mengeluarkan feses menyerupai kotoran burung sehingga tidak menarik bagi sebagian besar predatornya. Larva akan terus mengganti perisainya untuk memproduksi lebih banyak kotoran. Bentuk tubuhnya pipih dan memanjang berwarna kuning dan coklat serta memiliki sepasang tonjolan panjang di bagian posterior.         

3. Burung hoopoe

Burung hoopoe (commons.wikimedia.org/Giles Laurent)

Anak burung hoopoe di dalam sarang mengeluarkan feses sangat menyengat untuk menghadang ancaman dari predatornya. Selain itu, induk betina akan memanfaatkan feses anaknya untuk dilapisi di dinding sarang selama masa inkubasi. Adapun predator alaminya seperti ular, mamalia kecil dan burung pemangsa. Fesesnya juga dapat menghancurkan parasit dan bakteri yang berbahaya.  

Hoopoe adalah burung omnivora memakan berbagai makanan mencakup biji-bijian, buah-buhan, kadal, katak kecil, laba-laba dan serangga: kumbang, jangkrik, belalang, semut, rayap, dan capung.

Burung akan mencari makan di sepanjang tanah yakni menggali biji-bijian dari tanah. Saat terbang, hoopoe akan menangkap serangga dari udara. Betina dapat bertelur hingga 12 telur sekaligus yang nantinya semuanya dapat mengeluarkan feses.

4. Opossum

Opossum (commons.wikimedia.org/Cody Pope)

Dilansir A-z animals, opossum mengeluarkan feses busuk dari anusnya untuk menghadang serangan predator. Kotoran opossum menyerupai kotoran anjing. Biasanya opossum meninggalkan kotorannya di gundukan.

Tinja dari opossum berukuran besar dan silinder dengan diameter ¾ inci. Warna kotorannya biasanya coklat tua hingga hitam. Bau busuk dari kotorannya ditambah dengan air seni sehingga menghasilkan bau busuk tidak tertahankan.

Predator opossum meliputi serigala, coyote, puma, bobcat, burung hantu besar dan elang. Opossum bisa buang air besar di berbagai tempat misalnya ruang bawah tanah, dekat tempat sampah bahkan area dekat kolam renang. Opossum adalah marsupial khas benua Amerika. Mereka bukan lah subspies dari possum berada di Australia.

Bagi manusia tentunya kotoran itu tak bisa didekati karena baunya sangat menyengat. Di sini terkuak lagi salah satu kecerdasan para hewan tertentu memanfaatkan kotorannya untuk melindungi dirinya. Meskipun kotoran ini tidak membunuh para predatornya, setidaknya membuat predator enggan mendekati mangsanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team