Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gunung berapi
ilustrasi gunung berapi (pexels.com/Kelly)

Intinya sih...

  • Magma adalah sumber energi utama gunung berapi

  • Perubahan posisi tektonik menghentikan aktivitas vulkanik

  • Pendinginan magma membentuk struktur batuan permanen

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang menganggap gunung berapi selalu hidup selama ribuan tahun. Padahal, salah satu fakta gunung yang jarang disadari adalah bahwa gunung berapi bisa benar-benar kehilangan seluruh sumber energinya. Tidak semua gunung memiliki pasokan magma yang terus menerus, dan ketika alirannya berhenti, sistem di dalamnya ikut membeku.

Proses itu membuat gunung berapi kehilangan kemampuan untuk meletus dan pada akhirnya berhenti berfungsi sebagai gunung berapi. Penasaran, kenapa bisa begitu? Berikut penjelasan selengkapnya!

1. Magma adalah sumber energi utama gunung berapi

ilustrasi magma (commons.wikimedia.org/National Park Service Digital Image Archives)

Gunung berapi terbentuk karena adanya akumulasi magma di bawah kerak bumi. Magma tersimpan di ruang besar bernama dapur magma yang terhubung ke permukaan lewat saluran sempit. Selama tekanan dari dalam dapur magma cukup besar, gas dan cairan panas akan mencari jalan keluar dan memicu letusan. Jika aliran ini berhenti, tekanan turun drastis dan sistem vulkanik kehilangan energi penggeraknya.

Setelah suplai magma berhenti, suhu di dalam dapur magma turun perlahan. Cairan silikat yang sebelumnya bersifat kental mulai membeku dan berubah menjadi batuan padat. Jalur gas tertutup, konveksi panas terhenti, dan seluruh sistem vulkanik berubah menjadi struktur statis.

2. Perubahan posisi tektonik menghentikan aktivitas vulkanik

ilustrasi pergerakan lempeng tektonik (commons.wikimedia.org/Kenneth Allen)

Kebanyakan gunung berapi berada di zona subduksi atau di atas titik panas (hotspot). Aktivitas vulkanik bergantung pada suplai magma dari lokasi-lokasi itu. Saat lempeng tektonik bergerak menjauh dari zona tersebut, jalur panas di bawahnya ikut bergeser. Gunung berapi yang tadinya aktif, mendadak kehilangan suplai magma karena tidak lagi berada tepat di atas sumber panas.

Contoh paling jelas terlihat di rantai gunung api Hawaii. Gunung tertua di bagian barat kepulauan kini tidak aktif karena lempeng Pasifik telah bergeser jauh dari hotspot. Proses ini tidak terjadi cepat, butuh jutaan tahun hingga suplai magma benar-benar terputus. Saat itulah sistem vulkanik berhenti total, dan gunung berubah menjadi batuan beku besar tanpa aktivitas internal.

3. Pendinginan magma membentuk struktur batuan permanen

ilustrasi magma (pexels.com/Brent Keane)

Ketika dapur magma berhenti mendapat suplai baru, material cair di dalamnya perlahan membeku. Proses pendinginan ini membentuk batuan beku dalam seperti granit atau diorit. Struktur ini sangat padat dan mampu menutup rapat jalur keluarnya gas atau lava. Akibatnya, tekanan di dalam bumi tidak lagi bisa terkumpul untuk menciptakan letusan baru.

Bagian permukaan gunung juga ikut berubah. Retakan dan lubang keluaran gas lama akan tertutup endapan mineral. Dari luar, gunung mungkin masih terlihat utuh, tetapi di dalamnya sudah sepenuhnya padat. Inilah alasan mengapa gunung berapi yang telah mati tidak bisa diaktifkan kembali, seluruh sistemnya telah menjadi massa batuan solid yang tidak lagi dinamis.

4. Waktu yang diperlukan hingga gunung berapi benar-benar mati

ilustrasi gunung berapi (pexels.com/Nick Wehrli)

Proses kematian gunung berapi tidak terjadi dalam hitungan tahun. Waktu yang dibutuhkan bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan tahun. Meski tidak menunjukkan tanda letusan, sisa panas di bawah permukaan masih bisa bertahan lama. Itu sebabnya, gunung yang tampak tenang belum tentu benar-benar mati.

Gunung baru bisa diklasifikasikan sebagai extinct ketika tidak ada lagi tanda pergerakan magma aktif di bawahnya. Hal ini ditentukan dari aktivitas seismik, perubahan suhu tanah, dan kadar gas vulkanik. Jika semua indikator stabil selama periode sangat panjang, barulah gunung dianggap kehilangan sistem magmanya secara permanen.

Dari berbagai fakta gunung yang dapat diamati, gunung berapi memang bisa mati total ketika kehilangan sumber magma dan seluruh sistem vulkaniknya membeku. Namun, konsep mati itu bersifat relatif, sebab perubahan lempeng bisa memunculkan sistem baru di tempat lain. Semoga penjelasan di atas menjawab rasa penasaran kamu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team