Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Gunung Berapi Tidur dan Apakah Bisa Bangun Lagi?

ilustrasi Gunung Fuji (unsplash.com/Aditya Anjagi)
Intinya sih...
  • Gunung aktif: Baru meletus atau menunjukkan tanda-tanda akan meletus.
  • Gunung dorman: Tidak pernah meletus selama 10.000 tahun, tapi masih berpotensi untuk meletus lagi.
  • Gunung berapi punah: Tidak terhubung dengan sumber magma dan tidak akan meletus lagi.

Bayangkan sebuah gunung yang tampak tenang selama ribuan tahun, tanpa asap, gempa, atau letusan. Tapi di balik ketenangannya, tersimpan potensi besar yang bisa sewaktu-waktu meledak. Itulah yang disebut sebagai gunung berapi tidur, atau dalam istilah ilmiahnya, dormant volcano. 

Meski terlihat tidak aktif, gunung-gunung ini sebenarnya masih bisa bangun kembali sewaktu-waktu. Lantas, apa sebenarnya yang membedakan gunung berapi tidur dari yang aktif atau punah? Dan apakah gunung ini benar-benar bisa meletus lagi?

1. Pengertian dan klasifikasi

Ilustrasi gunung api (Pixabay.com/dominickvietor)

Gunung berapi dikategorikan menjadi tiga berdasarkan riwayat letusannya: aktif, dorman, dan punah. Berikut penjelasannya:

  • Gunung aktif: Gunung yang baru saja meletus atau menunjukkan tanda-tanda akan meletus.
  • Gunung dorman: Gunung berapi dorman alias gunung berapi tidur adalah gunung yang tidak pernah meletus selama 10.000 tahun terakhir. Akan tetapi, gunung ini masih dianggap berpotensi untuk meletus lagi.
  • Gunung berapi punah: Kemungkinan besar tidak akan pernah meletus lagi karena sudah tidak terhubung dengan sumber magmanya.

2. Bisa aktif kembali

ilustrasi Gunung Vesuvius (unsplash.com/_M_V_)

Meskipun tidak pernah meletus selama ribuan tahun, tapi gunung berapi dorman masih bisa “terbangun” dan kembali aktif. Hal ini bisa terjadi jika kantong magma di bawah gunung kembali terisi, menyebabkan tekanan tinggi yang mendorong letusan. Selain itu, pergerakan lempeng bumi juga bisa membawa gunung lebih dekat ke sumber magma baru. Karena itu, banyak ilmuwan menyebut gunung dorman sebagai “sleeping giant” yang bisa bangun kapan saja tanpa peringatan.

3. Sumber magma masih ada

ilustrasi Gunung Fuji (unsplash.com/Aditya Anjagi)

Gunung dorman bisa meletus lagi karena masih memiliki akses ke sumber magma di bawah permukaan bumi. Magma adalah batuan cair panas yang menjadi “bahan bakar” utama letusan gunung berapi. Selama jalur menuju magma masih terbuka, gunung tersebut tetap memiliki potensi untuk aktif kembali. Berbeda dengan gunung berapi punah yang biasanya sudah berpindah jauh dari sumber magma akibat pergeseran lempeng tektonik.

4. Lama masa dorman

ilustrasi Gunung Gede Pangrango (unsplash.com/Ivan Samudra)

Tidak ada patokan pasti berapa lama gunung bisa dianggap dorman. Namun, ahli vulkanologi sering menggunakan batas waktu 10.000 tahun sebagai acuan. Ada gunung yang bisa “tertidur” selama puluhan ribu bahkan ratusan ribu tahun tanpa menunjukkan tanda-tanda akan meletus lagi, membuat prediksi letusan menjadi sangat sulit.

5. Contoh gunung berapi dorman

Gunung Fuji (Pixabay.com/Arman EP)

Beberapa gunung berapi terkenal di dunia termasuk dalam kategori dorman. Contohnya Gunung Fuji di Jepang, Krakatau di Indonesia, dan Gunung Vesuvius di Italia. Ketiganya sudah lama tidak aktif, tetapi tetap dipantau karena bisa saja meletus kembali. Gunung St. Helens di Amerika Serikat juga sempat dorman sebelum akhirnya meletus besar pada tahun 1980 dan menjadi aktif lagi.

Kesimpulannya, gunung berapi dorman alias gunung berapi tidur adalah gunung yang sedang tidak aktif, tetapi masih bisa aktif lagi suatu saat nanti. Karena masih terhubung dengan sumber magma, gunung ini tetap menyimpan potensi letusan. Meskipun bisa tertidur selama ribuan tahun, proses geologis bisa membangkitkannya kembali. Oleh karena itu, gunung dorman tetap harus diawasi karena bisa menjadi ancaman yang muncul secara tiba-tiba.

Referensi 

Geoscience Australia. Diakses pada Mei 2025. Volcano
Live Science. Diakses pada Mei 2025. What’s the Difference Between an Active, Dormant, and Extinct Volcano?
USGS (U.S. Geological Survey). Diakses pada Mei 2025. Active, Dormant, and Extinct: Clarifying Confusing Classifications
WIRED. Diakses pada Mei 2025. How to Tell if a Volcano Is Active, Dormant or Extinct

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us