Dari Semut ke Manusia, Realitas Wabah Jamur Cordyceps The Last of Us

Adakah wabah jamur di dunia nyata? 

Jamur yang mampu mengontrol manusia terdengar mustahil. Ditampilkan di episode awal The Last of Us, serial televisi apokaliptik, ahli epidemiologi menyatakan ketakutannya akan pandemi yang disebabkan oleh jamur, tanpa adanya obat pencegahan ataupun perawatan.

Serial HBO, The Last of Us merupakan adaptasi sebuah video game dengan nama sama, memiliki tema bertahan hidup dari wabah jamur Cordyceps yang mengubah manusia menjadi zombie. Dibintangi Pedro Pascal (Joel), Bella Ramsey (Ellie), dan beberapa bintang tamu termasuk aktris Indonesia Christine Hakim (Dr. Ratna). Tayang perdana pada 15 Januari 2023, baru ditayangkan dua episode telah dikonfirmasi season 2 dipastikan ada.

Menariknya, para penonton terus dibuat tegang di setiap episodenya, dan mungkin cukup khawatir jika wabah ini dapat terjadi di kehidupan nyata. Nah, biar kamu lebih paham ada infonya tentang realitas wabah jamur Cordyceps, disimak ya!

1. Terinspirasi dari Zombie Semut 

https://www.youtube.com/embed/XuKjBIBBAL8

Cordyceps atau Ophiocordyceps merupakan salah satu genus jamur yang benar-benar ada, ditemukan pertama di tahun 1859. Dilansir Game Informer, Bruce Straley dan Neil Druckmann selaku pencipta The Last of Us mengaku terinspirasi dari film dokumenter BBC Planet Earth 2006 yang merupakan titik awal pembuatan game. Dokumenter ini menayangkan semut terinfeksi jamur Cordyceps unilateralis yang bisa ditemukan di hutan hujan Amazon, Brasil. Di akhir hidupnya, jamur tumbuh dari kepala semut dan dikenal dengan zombie semut.

Infeksi ini terjadi karena semut bersentuhan dengan spora jamur, kemungkinan besar saat ia sedang mencari makan. Jamur kemudian menyelinap ke dalam tubuh semut, mulai bereplikasi, dan melepaskan senyawa kimia untuk memanipulasi perilakunya. Semut yang terinfeksi akan terlihat hiperaktif dan mulai menjauhi koloninya, hingga akhirnya mencari tempat tinggi, menggigit daun atau dahan, dan kemudian mati. Tak berapa lama jamur akan tumbuh, dan ini membantunya menyebarkan spora untuk menginfeksi semut yang lain.

Jamur yang menginfeksi biasanya satu jenis yang sama untuk satu spesies semut. Senyawa yang dikeluarkan tidak mengubah perilaku spesies semut yang berbeda, seperti dalam Jurnal National Library of Medicine tahun 2014. Jamur dengan jenis berbeda pun ditemukan menginfeksi serangga lainnya, karena sifatnya mirip parasit dan mampu beradaptasi di makhluk berdarah dingin.

2. Infeksi jamur tidak berlangsung cepat 

Dari Semut ke Manusia, Realitas Wabah Jamur Cordyceps The Last of UsIlustrasi batas waktu infeksi Cordyceps di The Last of Us (Dok. HBO/The Last of Us)

Proses infeksi Cordyceps yang terjadi pada semut atau serangga lainnya memakan banyak waktu. Tidak seperti dalam The Last of Us yang terjadi dalam waktu 24 jam. Kenyataannya, proses ini bisa memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, seperti dilansir The Atlantic.

Seringkali kita menyaksikan proses zombifikasi dalam film terjadi sangat cepat, hanya dengan satu gigitan. Ada kemungkinan karena penayangan film sangat terbatas, dan di alam banyak hal membutuhkan waktu yang lama.

Baca Juga: 10 Potret Nico Parker, Anak Joel di The Last of Us yang Memesona

3. Infeksi jamur tidak mengubah manusia menjadi zombie 

Dari Semut ke Manusia, Realitas Wabah Jamur Cordyceps The Last of UsAdegan ilustrasi manusia terinfeksi Cordyceps di The Last of Us (Dok. HBO/The Last of Us)

Tayangan episode pertama The Last of Us, ahli epidemiologi, Dr. Neuman mengungkapkan perubahan iklim dapat membuat jamur berbahaya dan lebih toleran terhadap suhu yang lebih hangat, seperti halnya kondisi tubuh manusia. Dilansir Vox, Charissa de Bekker yang mempelajari semut zombie di Universitas Utrecht Belanda, jamur tidak dapat mengubah manusia menjadi zombie, khususnya jenis jamur Cordyceps.

Meskipun ada jenis jamur yang berbahaya, tetapi sebagian besar infeksi terjadi pada kulit. Tubuh manusia sangat berbeda dengan kondisi tubuh serangga yang bisa diinfeksi jamur. Termasuk dari sisi fisiologi, jaringan saraf, dan suhu tubuh. Jamur Cordyceps dikenal hanya mampu menangani satu jenis spesies tertentu. Hal ini tidak memungkinkan adanya kemampuan jamur dapat melompat dari satu spesies ke spesies yang lain, termasuk menyebar ke manusia. Selain itu, zombie biasanya tersebar melalui gigitan, sedangkan jamur menyebar melalui spora.

4. Manusia menghirup spora jamur setiap hari 

Dari Semut ke Manusia, Realitas Wabah Jamur Cordyceps The Last of UsAdegan wawancara dengan ahli epidemiologi di The Last of Us (Dok. HBO/The Last of Us)

Udara tidak dapat dilihat oleh mata manusia, termasuk komponen apa saja yang ada di dalamnya. Faktanya, di setiap hembusan udara yang kita hirup terdapat spora jamur di dalamnya. Menurut penelitian di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), kita menghirup antara 1 dan 10 spora jamur setiap kali menghirup. Rata-rata, ada antara 1.000 dan 10.000 spora jamur di setiap meter kubik udara.

Namun, sebagian besar spora ini tidak berbahaya, atau jamur tidak tau cara menangani tubuh kita. Kuncinya ada pada ketahanan sistem kekebalan tubuh manusia. Bagi sebagian besar jamur, menginfeksi tubuh manusia adalah tugas yang sangat sulit. Meskipun ada kemungkinan jamur dapat berevolusi dan bermutasi untuk menginfeksi orang di masa depan, tidak mungkin kita akan menghadapi situasi seperti The Last of Us dalam waktu dekat.

5. Jamur sangat penting bagi ekosistem 

Dari Semut ke Manusia, Realitas Wabah Jamur Cordyceps The Last of UsIlustrasi jamur dalam ekosistem (unsplash.com/Jesse Bauer)

Bagi ahli mikologi di seluruh dunia, kehadiran The Last of Us cukup menggembirakan. Pasalnya, jamur menjadi bahasan populer di berbagai kalangan, khususnya anak muda. Mereka berharap tayangan ini mampu mendorong minat banyak orang untuk mempelajari lebih jauh tentang ilmu jamur atau mikologi.

Meskipun beberapa spesies jamur dapat merugikan manusia, tetapi jamur merupakan organisme yang sangat penting bagi ekosistem secara keseluruhan. Dilansir UN Decade on Ecosystem Restoration, jamur memiliki kemampuan memecah sisa tanaman dan hewan menjadi nutrisi untuk tanah yang dimanfaatkan untuk produktivitas tanaman. Selain itu, jamur telah ditemukan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan pengendalian hama.

Gimana? Dapat ilmu baru? Kita boleh banget lho belajar ilmu bertahan hidup dari film. Termasuk dari The Last of Us ini. Jadwal penayangannya masih berlangsung!

Baca Juga: 12 Meme Lucu Serial The Last Of Us, Ada Indonesia Coy!

Hanna Ridha Photo Writer Hanna Ridha

“If you're overthinking, write. If you're underthinking, read.”

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya