7 Hewan Endemik yang Diabadikan dalam Perangko

Perangko bukan hanya berfungsi sebagai alat pembayaran pengiriman surat, tetapi juga sebagai media budaya dan edukasi. Banyak negara memanfaatkan perangko untuk memperkenalkan flora dan fauna khas mereka kepada dunia. Salah satu tema yang menarik perhatian adalah hewan endemik, yaitu hewan yang hanya ditemukan di wilayah tertentu dan tak bisa dijumpai secara alami di tempat lain.
Lewat desain yang menarik dan penuh makna, perangko menjadi semacam panggung kecil untuk mengenalkan hewan-hewan langka ini kepada publik. Sayangnya, sebagian besar hewan endemik yang diabadikan dalam perangko justru berstatus terancam punah. Yuk, kita kenali beberapa di antaranya yang pernah menghiasi perangko dari berbagai negara.
1. Elang Filipina
Elang Filipina adalah burung nasional Filipina dan merupakan elang terbesar kedua di dunia. Sayangnya, keberadaan elang megah ini sangat terancam punah. Menurut IUCN, populasinya terus menurun karena hilangnya habitat hutan tropis di Filipina. Elang ini hanya dapat ditemukan di hutan-hutan Filipina, sehingga upaya reforestasi menjadi kunci utama untuk menyelamatkannya dari kepunahan.
2. Kumbang Harlequin
Kumbang Harlequin adalah serangga berwarna merah mencolok yang termasuk jenis Jewel Bug. Kumbang ini biasa ditemukan di wilayah timur Australia dan diabadikan di perangko Australia. Meski tampilannya menarik, kumbang ini bisa jadi hama bagi taman dan ladang kapas karena sifatnya yang suka merusak tanaman.
3. Platipus

Platipus adalah mamalia semi-akuatik unik yang hidup di perairan tawar di Australia timur, termasuk Tasmania dan Pulau Kanguru. Ciri khasnya adalah paruh mirip bebek yang sensitif terhadap medan listrik mangsanya, serta bulu coklat tebal sebagai pelindung suhu. Menariknya, platipus jantan merupakan satu-satunya mamalia berbisa di dunia karena memiliki taji beracun di kaki belakang.
Ancaman terhadap platipus meliputi pencemaran lingkungan, perubahan iklim, serta predator hewan liar. Populasinya kini dianggap "hampir terancam" secara global, dan bahkan tergolong terancam punah di beberapa negara bagian Australia.
4. Quokka
Quokka adalah hewan kecil menggemaskan yang hanya ditemukan di Australia Barat bagian selatan, terutama di Pulau Rottnest dan Pulau Bald. Hewan ini pemakan tumbuhan, dan kadang memanjat pohon untuk mencari daun akasia. Uniknya, mereka menyukai tumbuhan sukulen di wilayah yang baru saja terbakar.
Populasinya di daratan sempat menurun karena serangan rubah, tapi berhasil meningkat setelah pengendalian predator dilakukan. Quokka aktif di malam hari dan bisa bertahan tanpa makanan atau air dalam waktu lama. Selain dikenal karena senyumannya yang menggemaskan, quokka juga banyak dipelajari untuk riset penyakit otot seperti distrofi otot.
5. Rufous Babbler
Burung rufous babbler (Turdoides rufescens) merupakan spesies burung yang hanya hidup di Sri Lanka. Saat ini burung ini berstatus hampir terancam punah menurut IUCN. Habitat alaminya di hutan Sri Lanka mulai tergerus akibat deforestasi. Jika tidak ada langkah perlindungan lebih lanjut, burung yang bersuara nyaring ini bisa saja menghilang dari bumi.
6. Anoa

Anoa adalah hewan khas Sulawesi yang mirip kerbau tapi berukuran jauh lebih kecil. Anoa merupakan spesies kerbau liar terkecil di dunia. Anoa hidup di hutan yang tidak terakses manusia, padang rumput terbuka, dan rawa-rawa. Hewan ini cenderung hidup menyendiri dan menghindari manusia. Mereka senang berendam di lumpur untuk mendinginkan tubuh.
Sayangnya, anoa kini masuk dalam daftar spesies terancam punah versi IUCN. Perburuan liar menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidupnya. Dengan usia bisa mencapai 30 tahun, anoa adalah simbol penting keanekaragaman hayati Indonesia yang patut dijaga.
7. Mountain Pygmy Possum
Mountain Pygmy Possum adalah marsupial langka dari genus Burramys yang hanya ditemukan di zona pegunungan Australia. Ini adalah satu-satunya marsupial di dunia yang bisa menyimpan makanan dan berhibernasi. Hewan ini hidup di atas ketinggian 1.400 meter, populasi kecil possum ini tersebar di kawasan taman nasional Kosciuszko dan dataran tinggi Victoria.
Ancaman terhadap spesies ini termasuk kekeringan, perusakan habitat, perubahan iklim, dan serangan predator. Hewan mungil ini memiliki ekor yang panjangnya melebihi separuh tubuhnya. Saat bangun dari hibernasi, possum ini berburu ngengat Bogong, serangga, biji-bijian, dan buah-buahan untuk bertahan hidup.
Perangko bisa jadi kecil, tapi pesan yang dibawanya besar. Dari elang Filipina hingga anoa Sulawesi, semua hewan ini adalah pengingat bahwa kekayaan hayati dunia harus dijaga, bukan hanya diabadikan di atas kertas. Semoga dengan semakin banyaknya orang yang mengenal mereka, semakin besar pula upaya pelestarian yang bisa dilakukan untuk mencegah kepunahan satwa-satwa endemik yang luar biasa ini.
Referensi
Australia Post Collectables. Diakses pada Juli 2025. Native Animals
Bali Safari Marine Park. Diakses pada Juli 2025. Anoa: Endemic Animal of Sulawesi
Luscious Mind. Diakses pada Juli 2025. Animals in Stamps