10 Hewan Paling Banyak Digunakan untuk Percobaan Penelitian di Dunia
Ada banyak hewan yang sering digunakan sebagai percobaan penelitian di dunia ini. Dilansir dari Humane Society Internasional, diperkirakan lebih dari 115 juta hewan di seluruh dunia digunakan sebagai percobaan laboratorium setiap tahunnya.
Apa yang salah dari percobaan hewan dalam penelitian? Selain menimbulkan rasa sakit dan tekanan psikologis, percobaan hewan dalam penelitian tidak benar-benar memprediksi reaksi manusia. Nyatanya, sembilan dari 10 kandidat obat yang tampak nyata dan efektif dalam penelitian gagal ketika diberikan pada manusia.
Lantas, hewan apa saja yang paling sering menjadi percobaan dalam penelitian? Dilansir dari Vegan Souls, berikut di antaranya.
1. Lalat, jadi objek yang paling sering dipakai dalam percobaan hewan karena siklus hidupnya yang pendek; kemampuan reproduksi yang cepat; dan jumlahnya yang sangat banyak
2. Cacing, sering digunakan dalam penelitian terkait keracunan senyawa aktif secara farmakologis
.jpg)
3. Tikus, di Amerika Serikat, sebanyak 20 juta tikus digunakan dalam percobaan karena mereka berbagi 99 persen gen yang sama dengan manusia
4. Hewan pengerat, seperti kelinci guinea pig, hamster, dan kelinci sering digunakan untuk eksperimen produk iritasi mata
5. Ikan, sebanyak 200 ribu ekor digunakan untuk percobaan di Inggris
6. Kucing, sebanyak 25 ribu ekor digunakan dalam penelitian neurologis di Amerika Serikat
7. Anjing, terutama ras beagles sering digunakan untuk penelitian biomedis, tulang & sendi, endokrinologi, kardiologi, dan pengujian penyakit manusia karena mereka adalah makhluk yang sangat lembut dan mudah ditangani
8. Primata, seperti kera, monyet, babon, dan simpanse paling umum digunakan dalam percobaan penelitian
9. Amfibi, lebih dari 20 ribu amfibi, seperti katak dibedah oleh mahasiswa kedokteran di Inggris
10. Kadal, sama seperti katak, kadal sering digunakan sebagai objek pembedahan dan eksperimen biologi di kelas
Itu tadi 20 hewan yang sering dijadikan objek percobaan penelitian. Pada kenyataannya, dilansir dari Humane Society International, penelitian yang relevan sudah seharusnya menggunakan sel manusia langsung. Jadi, sudah seharusnya manusia tak menggunakan hewan sebagai objek penelitian.
