5 Peristiwa yang Melatarbelakangi Keterlibatan Jepang pada PD II

'Dipaksa' AS untuk segera mengakhiri pertapaan

Serangan atas pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour tahun 1941 mempunyai dampak sejarah jangka panjang, di mana Jepang berhasil memancing AS untuk menyatakan perang dan memulai Perang Dunia II di kawasan Asia Pasifik.

Serangan ini terjadi secara mendadak, tanpa peringatan ataupun deklarasi dari sebuah negara yang selama ini mengucilkan diri dari dunia luar. Negara itu bahkan tidak memperbolehkan adanya kontak dari orang luar daratan Jepang.

Negara yang awalnya tidak mempunyai kepentingan apa-apa dalam kegiatan politik dunia, tiba-tiba muncul secara mengejutkan dengan meluncurkan kurang lebih 441 pesawat tempur dan membombardir pangkalan militer negara super power, Amerika Serikat pada pukul 07:53 waktu setempat.

Beberapa orang mungkin bertanya-tanya apa yang membuat Jepang nekat menyerang pangkalan militer tersebut, dan membuat Perang Dunia II di kawasan Asia Pasifik pecah.

Akar permasalahan penyerangan tersebut memiliki benang merah dengan peristiwa apa yang melatarbelakangi keterlibatan Jepang pada Perang Dunia II. Uraian akar permasalahan tersebut akan kita cari tahu bersama lewat beberapa peristiwa di bawah ini.

1. Serangan angkatan Laut Amerika Selatan di pantai timur Jepang

5 Peristiwa yang Melatarbelakangi Keterlibatan Jepang pada PD IIafandriadya.com

Kala itu, Jepang adalah “negara pertapa” yang menutup diri secara total terhadap dunia luar selama ribuan tahun lamanya. Tidak ada orang asing yang boleh menginjakkan kakinya di Jepang, begitu pula orang Jepang yang tidak boleh meninggalkan wilayah daratan Jepang.

Namun, pada tanggal 31 Maret 1854 politik isolasi Jepang berakhir. Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil memaksa Jepang untuk mengakhiri pertapaannya lewat serangan di pantai timur Jepang.

MatthewPerry dengan 10 kapal perangnya membombardir pantai timur Jepang. Hal ini secara otomatis juga membuat orang Jepang untuk pertama kalinya melihat teknologi militer yang jauh lebih modern daripada persenjataan mereka. Kala itu mereka masih menggunakan katana (pedang satu mata), yari (pisau tradisional Jepang dengan bentuk seperti tombak), shuriken (bintang ninja), dan lain-lain.

Kedatangan Perry dan tentaranya begitu menggemparkan masyarakat Jepang. Membuat para bangsawan takut, dan berakhir pada kekecewaan rakyat terhadap pemerintahan Jepang pada saat itu, Shogun Tokugawa. Tokugawa berhasil digulingkan dari kekuasaannya dan pada saat itu mulailah berdiri negara Jepang yang modern.

Negara itu mulai menerapkan prinsip politik ala Barat, seperti wajib militer modern, tentara profesional, hingga dikirimnya ribuan pemuda Jepang untuk mengenyam pendidikan tinggi, seperti di Jerman, Inggris, Prancis, dan masih banyak lagi. Jepang percaya bahwa pemuda-pemuda itu bisa menjadi motor pembangunan negara Jepang yang baru.

2. Bergabungnya Jepang menjadi sekutu Inggris

5 Peristiwa yang Melatarbelakangi Keterlibatan Jepang pada PD IIid.wikipedia.org

Jepang yang "modern" berhasil mengalahkan dua negara raksasa, yaitu China (1894-1895) dan Rusia (1904-1905). Jepang juga bersekutu dengan Inggris, yang saat itu menjadi negara terkuat di dunia. Ketika Inggris terlibat dalam Perang Dunia I, Jepang membantu Inggris dengan berperan sebagai penjaga wilayah jajahan Inggris di Asia.

Seperti terlihat pada foto di atas. Foto tersebut adalah perjanjian aliansi antara Jepang dengan Inggris pada 30 Januari 1902. Tentu saja, ketika Perang Dunia I berakhir, Jepang sebagai sekutu Inggris berada di pihak pemenang.

Meski Perang Dunia I sudah berakhir, suasana politik dunia masih panas. Berbagai ketegangan politik pasca Perang Dunia I membuat banyak negara berlomba-lomba membangun armada tempur, senjata artileri, dan masih banyak lagi.

Negara-negara yang termasuk dalam hal ini adalah, Inggris, Amerika, dan Jepang. Tak mau ketinggalan, Jepang juga ingin memenangkan perlombaan ini dengan cita-cita untuk menguasai kawasan Asia Pasifik.

Kemenangan dan persekutuan ini membuat gengsi orang Jepang meninggi. Kepercayaan diri seluruh bangsa Jepang pun kian membumbung tinggi. Mereka berhasil bangkit dengan semangat yang berkobar dan berambisi untuk menjadi penguasa Asia.

Baca Juga: 6 Fakta Mengerikan di Balik Perang Dunia II yang Jarang Diketahui

3. Pecahnya internal militer Jepang

5 Peristiwa yang Melatarbelakangi Keterlibatan Jepang pada PD IIinspiring.id

Setelah Traktat Angkatan Laut Washington atau Traktat Lima Negara berhasil ditandatangani pada 6 Februari 1922, terjadi perpecahan pada kalangan militer Jepang. Angkatan bersenjata Jepang terpecah menjadi empat faksi yang hubungannya tidak stabil. Terkadang, mereka bersaing, terkadang saling bunuh, dan terkadang mereka bersekutu.

Faksi pertama adalah Joyaku-Ha (Faksi Perjanjian) yang memiliki anggota para admiral profesional, seperti Isoroku Yamamoto, Mitsumasa Yonai, Shigeyoshi Inouye, dan lain-lain. Faksi kedua adalah Faksi Armada atau Kantai-Ha. Faksi Angkatan Laut ini adalah pihak yang menolak Traktat Lima Negara. Bagi mereka pembatasan tersebut tidak adil dan membuat Jepang seperti diremehkan, bahkan seperti tidak sederajat oleh kekuatan Barat.

Faksi ketiga adalah Kodo-Ha atau Faksi Kekaisaran yang merupakan faksi ultranasionalis, dengan berlandaskan semangat bushido (kode etik keksatriaan golongan Samurai dalam feodalisme Jepang), yang percaya bahwa angkatan darat adalah pihak yang ditakdirkan untuk menjadi pemimpin Jepang.

Faksi terakhir adalah Tosei-Ha atau Faksi Kontrol. Tidak seperti Kodo-Ha yang mementingkan semangat bushido. Faksi kontrol ini berpendapat bahwa Jepang perlu mengutamakan modernisasi untuk meningkatkan efisiensi. Mereka percaya bahwa Angkatan Darat lah yang bisa memimpin modernisasi di Jepang.

Perpecahan di kalangan militer ini menciptakan kekacauan politik di Jepang pasca Perang Dunia I. Situasi politik militer maupun sipil di Jepang pada tahun 1930 sangat kacau balau. Segala bentuk kekacauan politik ini secara perlahan terus membawa langkah Jepang menuju jalan peperangan. 

4. Embargo oleh Negara Paman Sam akibat persekutuan Negara Dewa Matahari dengan Diktator Panji Swastika

5 Peristiwa yang Melatarbelakangi Keterlibatan Jepang pada PD IIhttp://ww2axiszone.blogspot.com

Faksi Perjanjian tahu betul kekuatan industri Amerika Serikat, yaitu sebagai eksportir minyak terbesar di dunia . Admiral Yonai, anggota Faksi Perjanjian, menteri Angkatan Laut di tahun 1939, beserta rekan-rekannya semakin khawatir karena para pemimpin dan rakyat Jepang semakin bernafsu menyerang Asia Tenggara.

Yonai menyatakan dengan tegas dan jelas, bahwa mustahil Jepang menang melawan AS dan Inggris. Karena Jepang kalah dalam memproduksi keperluan perang. Tidak seperti AS dan Inggris yang mampu memproduksi keperluan perang dalam jumlah banyak.

Di sini Yonai seperti bisa membaca akibat yang akan ditanggung Jepang ketika berhasil bersekutu dengan Jerman, alih-alih mengatakan jika AS murka maka hilanglah semua yang sempat dimiliki Jepang.

Namun rupanya perkataan Yonai itu tak diindahkan oleh faksi lain yang ingin mencoba bersekutu dengan Diktator Panji Swastika, Adolf Hitler. Yonai yang menguasai bahasa Jerman, tahu betul bahwa Hitler memandang rendah orang-orang Asia, seperti Jepang.

Situasi politik Jepang tiba-tiba saja terkunci oleh dominasi militer. Menteri Angkatan Darat mengundurkan diri, dan menolak mengirim penggantinya. Mereka juga menuntut pengunduran diri Yonai. Tak punya pilihan lain, Yonai terpaksa mengundurkan diri. Yonai yang dianggap menjadi penghalang terbesar saat itu sudah berhasil disingkirkan.

Hingga akhirnya pada tanggal 27 September 1940 Jepang bersama dengan Jerman dan Italia menandatangani Pakta Tripartit. Sejak saat itulah tercipta persekutuan antara Jerman, Italia, dan Jepang.

Perkataan Yonai memang tidak semuanya benar, tapi 'pembacaan' akibat persekutuan itu benar adanya. Mengetahui Jepang bersekutu dengan Hitler, AS secara resmi melakukan beberapa tindakan embargo (larangan lalu lintas barang antarnegara), seperti menghentikan ekspor baja ke Jepang, membekukan semua harta Jepang yang berada di AS, dan yang lebih pahitnya lagi adalah Jepang kehilangan eksportir sekaligus sumber utama minyak mereka.

5. Penyerangan Pearl Harbour

5 Peristiwa yang Melatarbelakangi Keterlibatan Jepang pada PD IIwww.gurugeografi.id

Jepang memang sempat dibangunkan dari pertapaannya pada 1854 oleh Angkatan Laut AS, dan tepat 87 tahun setelahnya, Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbour secara mendadak pada hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941.

Serangan yang dicetuskan oleh Laksamana Isoroku Yamamoto ini otomatis memicu keterlibatan AS dalam Perang Dunia II, dan serangan ini juga sebagai titik awal mulainya Perang Dunia II di kawasan Asia Pasifik. Tujuan serangan ini adalah untuk melumpuhkan Angkatan Laut AS.

Target penyerangan tersebut adalah tiga kapal induk milik AS yang diletakkan di pangkalan tersebut. Namun yang terkena serangan tersebut justru kapal-kapal perang AS, karena kapal-kapal induk tadi tidak ada di Pearl Harbour saat kejadian.

Dari segi tujuan strategi, serangan Pearl Harbor merupakan kejayaan gemilang yang melampaui mimpi terbaik perancangnya. Karena Jepang berhasil menghancurkan kapal-kapal perang tersebut, membuat AS hanya bisa bergantung pada kapal induk dan kapal selam mereka.

Dalam tempo enam bulan berikutnya, Angkatan Laut AS hampir gagal memainkan peran penting dalam pentas Perang Dunia II di kawasan Asia. Jepang terus menjajah Asia Tenggara, seluruh barat daya Pasifik dan Samudera Hindia.

Ada hal yang bahkan sudah diramalkan oleh pencetusnya, Isoroku Yamamoto, yaitu jika Jepang tidak akan pernah bisa menang jika perang dengan Amerika Serikat. Serangan Pearl Harbour nyatanya berhasil menyatukan seluruh Amerika dengan tujuan untuk berperang melawan Jepang. Dan tanggal 8 Desember 1941, AS menyatakan perang kepada Jepang lewat Deklarasi Perang yang ditanda tangani oleh presiden ke-32 AS, Franklin D. Roosevelt.

Jepang ingin mendapatkan kembali kejayaan mereka sebagai pemenang, seperti pada Perang Dunia I. Mungkin serangan Pearl Harbour adalah cara yang bisa dilakukan Jepang untuk mengusik ketenangan sekutu dan kembali menjadi pemenang.

Tahun 1941, memang Jepang berhasil melancarkan serangan terhadap pangkalan militer AS, namun pada 6 Agustus dan 9 Agustus 1945, AS kembali membangunkan Jepang dari gejolak ambisi yang begitu tinggi, dengan meluncurkan bom atom di dua kota penting milik Jepang, yakni Hiroshima dan Nagasaki.

Hal ini sekaligus membuat Jepang menyerah kepada sekutu dengan menandatangani dokumen kapitulasi di atas kapal tempur AS, Missouri pada tanggal 2 September 1945.

Baca Juga: 6 Kekacauan Serius Setelah Terjadinya Perang Dunia II

Ines Melia Photo Verified Writer Ines Melia

Dengan menulis saya 'bersuara'. Dengan menulis saya merasa bebas.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya