5 Fakta Kebudayaan Lapita, Leluhur Para Suku di Samudra Pasifik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kita tentu mengenal bahwa Samudra Pasifik memiliki ribuan pulau kecil yang kebanyakan tidak terlihat di peta. Apabila kalian belum tahu, kawasan tersebut menjadi tempat tinggal bagi tiga bangsa terbesar, yaitu Mikronesia, Polinesia, dan Melanesia.
Terisolasinya mereka dari daratan-daratan luas dan gaya hidup yang sangat bergantung dengan laut membentuk beragam kebudayaan maritim endemik yang tidak ditemukan di benua manapun. Masing-masing dari tiga bangsa yang menguasai Pasifik tersebut terdiri dari banyak suku yang memiliki pulau tempat tinggal dan adat istiadat berbeda.
Sebagai pengenalan singkat, sebelum diketahui adanya Mikronesia, Polinesia, maupun Melanesia, terdapat masyarakat purba yang menjadi pelopor kebudayaan dominan pertama di Samudra Pasifik, yakni Kebudayaan Lapita.
Ingin tahu apa saja sejumlah fakta dari komunitas yang hampir tidak pernah didengar ini? Simak yuk pemaparan berikut!
1. Di latarbelakangi oleh penjelajahan dari Taiwan Kuno
Penjelajahan laut penduduk kuno Lapita merupakan salah satu dari migrasi besar-besaran bangsa Austronesia yang bermula dari Pulau Taiwan (kemudian ke Filipina) pada ribuan tahun yang lalu.
Pada sekitar tahun 2000 SM, masyarakat Lapita telah sampai dan menetap di Kepulauan Bismarck di sebelah timur Papua Nugini. Mulai dari tahun 1600 SM, mereka melanjutkan lagi pelayaran ke timur dan menyebarkan pengaruh ke banyak pulau baru yang kini terkenal dan mungkin kalian pernah dengar, misalnya Solomon, Kaledonia Baru, Vanuatu, Fiji, dan Samoa.
2. Pemberian nama yang bermula dari kesalahan ilmuwan terhadap bahasa lokal
Eksistensi budaya Lapita dibuktikan dari penggalian arkeologis di suatu situs di Kaledonia Baru pada tahun 1952. Sejak saat itu, artefak-artefak yang identik juga ditemukan.
Mulai dari Kepulauan Solomon hingga Samoa di ujung timur. Faktanya latar belakang nama 'Lapita' berasal dari kesalahpahaman seorang arkeolog yang mendengar kata xapeta'a dalam bahasa Haveke, yang apabila diterjemahkan sebenarnya memiliki makna yang kurang lebih sama dengan 'menggali lubang.
3. Dipercaya sebagai leluhur beberapa suku di Mikronesia, Melanesia, dan Polinesia modern
Editor’s picks
Kebudayaan Lapita yang awalnya bermula dari Kepulauan Bismarck, telah menguasai hampir seluruh kawasan Melanesia, sebagian Polinesia, dan sedikit daerah Mikronesia di bagian utara.
Alhasil, beberapa suku dari setiap tiga bangsa tersebut dipercaya memiliki nenek moyang Lapita, contohnya suku Samoa dari bangsa Polinesia. Samoa sendiri memiliki kain bermotif tradisional bernama "siapo" yang sesungguhnya terinspirasi dari ragam seni kuno Lapita.
4. Penghasil seni keramik tertua di Pasifik
Salah satu peninggalan fisik tertua di kawasan Samudra Pasifik tentu tidak lain adalah kerajinan gerabah. Pada sekitar tahun 1500 SM, Kebudayaan Lapita telah menghasilkan seni tembikar keramik orisinil pertama di Pasifik.
Tembikar Lapita memiliki motif geometris yang diulang berulang kali hingga membentuk desain yang kompleks dan terkadang menggambarkan hewan maupun sosok antropomorfisme (makhluk gabungan ciri hewan dan manusia).
Desain seperti inilah yang menjadi inspirasi utama seni Pasifik dalam hal tato, motif kain, patung, dan ornamen, yang masih dilestarikan oleh banyak komunitas adat di sana sampai detik ini.
5. Memiliki "saudara" di Taiwan dan Filipina yang masih ada sampai sekarang
Mengetahui bahwa bangsa Lapita sebelumnya berasal dari daratan Taiwan, tentu tidak kaget bahwa suku-suku di Samudra Pasifik memiliki hubungan saudara jauh dengan Asia, bukan?
Berdasarkan hasil tes DNA dari beberapa kerangka manusia purba di Pasifik, bangsa Lapita (khususnya di Melanesia) ternyata memiliki "sepupu" yang sampai sekarang masih bertahan, yakni suku Atayal di Taiwan dan suku Kankanaey di Filipina.
Itulah beberapa fakta Kebudayaan Lapita yang mungkin belum diketahui kebanyakan orang. Kebudayaan ini memang telah punah, tapi nyatanya menjadi pelopor munculnya budaya-budaya Pasifik yang semakin mendunia dan dipamerkan di layar lebar!
Baca Juga: Artefak Diduga dari Dinasti Ming Ditemukan di Gunung Mas Kalteng
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.