Keanekaragaman Hayati: Pengertian, Contoh, dan Macamnya

Siapa di sini suka hewan? Pernahkah kamu memperhatikan bahwasanya ada banyak jenis hewan di dunia ini. Tidak hanya itu, bahkan yang satu jenis saja bisa beda-beda. Misalnya, kucing, ada ras Persia, Busok, Munchkin, dan masih banyak lainnya. Begitu pula dengan tumbuhan di muka bumi.
Kalau bertanya-tanya tentang hal ini, artinya kamu harus belajar keanekaragaman hayati. Materi ini merupakan bagian dari pelajaran biologi di kelas 10. Simak penjelasannya, yuk!
Apa itu keanekaragaman hayati?
KBBI mengartikan keanekaragaman hayati sebagai keseluruhan keanekaragaman makhluk yang diperlihatkan suatu daerah mulai dari keragaman genetika, jenis, hingga ekosistem. Artinya, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan variasi makhluk hidup mulai dari tingkatan genetik hingga ekosistem. Keanekaragaman yang dimaksud meliputi perbedaan bentuk, ukuran, tekstur, jumlah, bahkan sifatnya.
Sebagaimana dicontohkan dalam pembuka, ada banyak jenis kucing di dunia. Nah, itu merupakan bentuk keanekaragaman hayati. Misalnya lagi, pada buah mangga, ada mangga gadung, mangga manalagi, dan banyak jenis lainnya.
Istilah keanekaragaman hayati juga disebut sebagai biodiversitas. Tak sekadar sebutan, biodiversitas menjadi salah satu indikator kesehatan suatu ekosistem, melansir European Comission.
Ambil contoh perbandingan di kutub dan di negara tropis. Variasi hewan dan tumbuhan di lingkungan dengan cuaca esktrem tidak sebanyak negara bersuhu hangat dan curah hujan cukup.
Selain itu, polusi, perubahan iklim, atau aktivitas manusia turut memengaruhi keberlangsungan ekosistem. Jika tidak mendapat perhatian khusus, maka bisa berisiko terjadi kepunahan seperti jutaan tahun lalu.
Tingkat keanekaragaman hayati
Keberagaman makhluk hidup ini terbagi dari beberapa tingkatan, mulai dari penyusun organisme kecil hingga lingkungan yang terlihat mata. Tingkatan keanekaragaman hayati ialah sebagai berikut.
1. Keanekaragaman hayati tingkat gen dan contohnya

Sebagai pengingat, gen merupakan bagian tubuh makhluk hidup yang salah satu perannya adalah pewarisan sifat. Ini merupakan materi dalam kromosom makhluk hidup, lantas turun-temurun dari satu nenek moyang ke generasi selanjutnya.
Nah, setiap makhluk hidup membawa gen masing-masing yang berbeda antara satu dan lainnya. Akibatnya, wujud serta karakteristik pada masing-masing hewan berbeda, padahal jenisnya sama.
Misalnya, pada kucing, seperti disebtukan sebelumnya. Ras kucing bertubuh besar seperti Mainecoon, yang hidungnya pesek seperti Persia, hingga yang melokal nan merakyat si kucing Busok.
Bukan cuma pada kucing atau hewan, kok. Manusia pun membentuk komunitas dengan keberagaman karakteristik. Ada yang berkulit sawo matang, kuning langsat. Atau, hal lainnya, ada yang bermata hijau, sedangkan lainnya cokelat bahkan hitam gelap.
Semua ini dipengaruhi oleh gen yang didapat dari ibu dan ayah. Percampuran gen juga akhirnya membuat wujud dan karakteristik makhluk hidup semakin beragam.
Contoh lainnya:
- Padi (Oryza sativa) memiliki varietas rojolele, ciherang, ciliwung, dan lain-lain
- Durian (Durio zibethinus) ada yang disebut duruan petruk, durian bawor, durian montong, dan lain-lain.
2. Keanekaragaman hayati tingkat spesies dan contohnya

Keanekaragaman hayati tingkat ini merupakan seberapa banyak spesies berbeda yang terwakili dalam komunitas tertentu. Dalam pengamatan tertentu, jumlah sebuah spesies akan dibandingkan dengan spesies lain.
Hal ini penting untuk dipantau untuk keseimbangan spesies. Adanya jumlah spesies yang tidak seimbang dalam sebuah ekosistem bisa memengaruhi keragaman makhluk hidup. But, ini beda pembahasan, kok.
Lanjut, ambil contoh sebuah ekosistem kecil di peternakan. Ada sapi, kambing, ayam, bebek, dan banyak hewan lainnya. Masing-masing jenis merupakan bagian dari spesies yang berbeda.
- Sapi= Bos taurus
- Kambing= Capra aegagrus
- Ayam= Gallus domesticus
- Bebek= Anas platyrhynchos
Beberapa keanekaragaman hayati tingkat spesies memiliki sifat mirip, tapi sebenarnya berbeda. Misalnya, kuda dan keledai. Keduanya bukan dari spesies yang sama, meski memiliki empat kaki, ekor surai, dan bentuk yang mirip banget.
Contoh lainnya, keanekaragaman genus citrus atau jeruk terbagi lagi menjadi jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan jeruk manis (Citrus nobilis).
3. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem dan contohnya

Tingkat terakhir ada dari ekosistem. Ini jelas terlihat, misalnya pada sebuah lingkungan ada berbagai macam hewan dan tumbuhan dengan peran masing-masing.
Ragam makhluk hidup di ekosistem suhu dingin tentu berbeda dengan yang ada di kawasan tropis. Begitu pula di darat akan berbeda dengan di laut.
Letak geografis, iklim, suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari, merupakan faktor pengaruh ekosistem. Semakin variasi sumber daya yang didapatkan, maka semakin banyak pula keanekaragaman hayati di sebuah ekosistem.
Contohnya:
- Ekosistem gurun dengan perbedaan suhu mencolok antara siang dan malam. Iklimnya pun terdiri dari angin kencang, panas terik, dan jumlah air tidak melimpah. Mayoritas makhluk hidupnya adalah tumbuhan xerofit seperti kaktus, serta hewan reptil dan mamalia kecil.
- Pada ekosistem hutan hujan tropis. Mayoritas tumbuhannya adalah pohon, liana, dan epifit yang menjadi salah satu ciri hujan tropis. Di samping itu, terdapat hewan-hewan, contohnya kera.
Upaya pelestarian keanekaragaman hayati

Salah satu peran penting keanekaragaman hayati adalah menyeimbangkan kehidupan. Dengan begitu, masing-masing dapat menjalankan peran yang memberikan dampak positif bagi bumi dan makhluk hidupnya sendiri.
Oleh karena fungsinya yang penting, maka dilakukan upaya pelestarian. Terlebih pada makhluk hidup yang keberadaannya terancam karena berbagai alasan, misalnya perusakan habitat, perburuan, monokultur berlebih, dan sebagainya.
Pelestarian keanekaragaman hayati dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
- Pelestarian in situ, yakni pelestarian di habitat asli hewan dan tumbuhan. Contohnya, komodo di Pulau Komodo yang merupakan tempat asalnya.
- Pelestarian ex situ, yang artinya di luar habitat asal. Flora dan fauna yang terancam diambil dari tempat asalnya, lalu dikembangkan di kawasan ramah pertumbuhan. Contohnya, kebun raya.
Keanekaragaman hayati memberikan manfaat sangat penting untuk kehidupan. Biodiversitas yang seimbang akan menghadirkan lingkungan sehat dan berkualitas. Maka dari itu, menjaga dan mempelajari materi ini serta biosfer lainnya sangat diperlukan untuk dipraktikkan ke kehidupan nyata.