Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera berbagai negara (unsplash.com/ Saj Shafique)

Intinya sih...

  • Pentingnya penggunaan warna pada bendera

  • Warna-warna yang sering digunakan pada bendera dan maknanya

  • Alasan warna ungu jarang digunakan ada pada bendera

Pernahkah kamu memperhatikan betapa menarik dan khasnya bendera-bendera dari berbagai negara? Deretan warna-warna bendera mulai dari yang cerah dengan simbol penuh makna, yang mana setiap bendera tersebut pasti menyisihkan cerita tersendiri yang mencerminkan identitas negara tersebut.

Jika diamati lebih lanjut, komposisi warna-warna bendera dari berbagai dunia cenderung sama dan tidak terkandung warna ungu di dalamnya. Tentu hal ini menjadi pertanyaan yang mengundang rasa penasaran. Pada artikel inilah akan dibahas lebih dalam mengapa tidak ada negara yang menggunakan warna ungu untuk benderanya?

1. Pentingnya penggunaan warna pada bendera

ilustrasi bendera dari berbagai negara (unsplash.com/Markus Krisetya)

Setiap warna yang ada pada bendera tentu memiliki makna dan cerita yang mewakili karakter negara itu sendiri. Pastinya pemilihan warna tersebut bukan asal pilih warna mana yang cocok dikombinasikan. Warna tersebut juga semata-mata sebagai hiasan, tetapi juga menjadi simbol yang mempersatukan rakyat dan menggambarkan filosofi serta nilai-nilai luhur yang dianut oleh negara tersebut. Bisa dibilang warna pada bendera suatu negara berfungsi sebagai identitas visual yang kuat dan sarat makna.

2. Warna-warna yang sering digunakan pada bendera dan maknanya

ilustrasi bendera berbagai negara (unsplash.com/Matthew TenBruggencate)

Kita tentu sudah tidak asing dengan bendera dari berbagai negara, pun dengan warna-warnanya yang paling dijumpai adalah warna merah, putih, dan biru. Diketahui 77% atau 177 negara menggunakan sentuhan warna merah untuk benderanya, yang mana warna tersebut melambangkan keberanian, kekuatan, dan semangat juang yang tnggi. Putih menjadi warna kedua yang paling banyak digunakan pada negara, warna ini dimaknai sebagai kejujuran, integritas, dan kemurnian. Sementara itu, warna biru mencerminkan kebenaran, keadilan, dan ketekunan.

3. Alasan warna ungu jarang digunakan ada pada bendera

ilustrasi bendera berbagai negara (pexels.com/ Mason Naja)

Ada apa dengan warna ungu sehingga jarang telihat pada bendera dari seluruh dunia? Setidaknya hanya Dominika (Commonwealth of Dominica) yang menggunakan warna ungu di benderanya. Itu pun bukan untuk warna utama bendera, melainkan warna dari Sisserou Parrot yang ada di tengah bendera.

Fakta ini bukan hanya kebetulan semata, negara-negara tersebut memiliki alasan mengapa warna ungu tidak sedikitpun berkonstribusi pada benderanya. Warna ungu sangat jarang bahkan hampir tidak pernah ditemukan pada bendera karena pada masa lalu bahan pewarna ungu sangat langka dan harganya pun fantastis. Diketahui dibutuhkan sekitar 10.000 siput dari Laut Mediterania demi menghasilkan satu gram cairan pewarna ungu. Tidak heran kalau pada Abad ke-18 dulu warna ungu lebih berharga dibanding sebongkas emas.

4. Keistimewaan warna ungu

ilustrasi warna ungu (unsplash.com/Sunira Moses)

Warna ungu dianggap sebagai warna yang paling istimewa karena butuh proses panjang untuk bisa mendapatkan warna yang satu ini. Zaman dulu, warna ungu dipandang sebagai lambang kemewahan dan status bangawasan, hal ini dikarenakan pewarna ungu yang dipakai sangat terbatas dan mahal, warnanya diperoleh dari proses ekstraksi yang rumit dari siput laut dan memakan waktu yang sangat lama. Bahkan saking mahalnya, harga warna ungu setara dengan harga emas dan hanya kaum bangsawan atau penguasa lah yang mampu memiliki warna ungu.

Warna ungu telah menjadi lambang spiritualitas, kebijaksanaan, dan kreativitas. Dalam berbagai budaya, ungu dikaitkan dengan hal-hal mistis dan keagamaan, seperti dalam agama Kristen yang menghubungkannya dengan masa Prapaskah dan Paskah, serta dalam tradisi Hindu yang mengaitkan ungu dengan kebijaksanaan dan kesucian

5. Perjalanan menemukan warna ungu

ilustrasi warna ungu (pexels.com/Nick Collins)

Rasanya kurang tepat dinobatkan sebagai pecinta warna ungu kalau kamu belum tau sejarah panjang dibalik warna tersebut. Sejarah ini berawal sejak zaman kuno, warna ungu pertama kali diekstrak dari siput Laut Mediterania bernama Murex. Warna ungu yang dihasilkan dikenal sebagai ungu Tirus atau Tyrian Purple dan harganya sangat tinggi.

Untuk pertama kali Bangsa Fenisia menemukan dan memperdagangkan warna ungu dengan memproduksi dan mendistribusikan ke seluruh penjuru mediterania, salah satunya kepada Kekaisaran Romawi yang sangat mengagungkan warna ungu sebagai simbol kekuasaan dan kemewahan.

Kala itu Julius Caesar dan Caligula sebagai Kaisar Romawi menggunakan warna ungu sebagai status tinggi dan otoritas, dan pemakaian warna ungupun dibatasi hanya untuk kalangan tertentu.

Memasuki abad ke-5 Masehi, warna ungu dinobatkan sebagai simbol ekslusif kekaisaran, dan monopoli produksinya dipegang oleh negara dengan aturan hanya orang tertentu yang diizinkan memakainnya.

Pada abad ke-19, warna ungu yang sebelumnya alami, mahal, dan sulit diperoleh mulai berubah setelah William Henry Perkin menemukan warna ungu sintesis pada tahun 1856. Warna tersebut diciptakan secara tidak sengaja saat Perkin berusaha membuat obat anti malaria. Setelah penemuan itulah warna ungu lebih mudah didapatkan dan harganya tidak semahal sebelumnya. Dari sinilah penggunaan warna ungu mulai dikenakan oleh masyarakat luas karena akses untuk mendapatkannya tidak sesulit dulu.

Jadi, warna-warna bendera negara bukan cuma soal estetika saja, ya. Bahkan ratusan negara tidak memakai warna ungu pada benderanya karena pada zaman dulu warna ungu sangat langka dan mahal, hanya kalangan tertentu yang boleh menggunakan warna ungu tersebut. Sejarah perjalanan warna ungu pun cukup rumit hingga akhirnya boleh digunakan seluruh kalangan tanpa memandang status.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team