Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Bendera Putih, Mengapa Hanya Dikibarkan saat Menyerah?

ilustrasi bendera putih sebagai simbol perdamaian (unsplash.com/Pedro Farto)
Intinya sih...
  • Bendera putih digunakan sebagai simbol penyerahan di medan perang, tetapi juga untuk permintaan jeda atau perdamaian sementara.
  • Warga sipil berhak mengibarkan bendera putih untuk menunjukkan niat damai, melindungi nonkombatan dalam situasi konflik.
  • Penggunaan bendera putih sebagai tanda menyerah mulai terdokumentasi pada abad ke-16 dan diresmikan secara internasional pada Konvensi Hague 1899.

Terkadang saat kita menonton film-film, terutama perang, melihat beberapa scene pada kelompok yang sudah menyerah lalu mengibarkan bendera putih dan menyerahkan diri. Ini terkadang membuat kita bingung, mengapa mereka mengibarkan bendera tersebut? Kenapa musuh tidak menembaknya saja saat mereka mengibarkan bendera putih?

Ternyata makna bendera putih tersendiri memiliki sejarah panjang, yang membuat simbol ini diresmikan sebagai simbol penyerahan. Penasaran sejarahnya kayak gimana, kan? Yuk, kita ulas lebih lanjut!

1. Makna bendera putih secara umum

ilustrasi bendera putih sebagai simbol damai (commons.wikimedia.org/Larsson, Lewis)

Bendera putih sering dimaknai dengan tanda menyerah, tapi ternyata penggunaannya jauh lebih luas. Menurut James Ferrigan, seorang ahli veksilologi, bendera putih juga digunakan sebagai simbol permintaan jeda atau perdamaian sementara, misalnya untuk mengambil jenazah di medan perang. Intinya, bendera putih menyampaikan pesan "jangan serang aku."

Selain digunakan dalam konteks permiliteran, warga sipil juga berhak mengibarkan bendera putih untuk menunjukkan niat damai. Dilansir History, bendera ini menjadi alat komunikasi penting yang melindungi nonkombatan dalam situasi konflik.

2. Asal-usulnya sendiri belum jelas

ilustrasi penggunaan bendera putih dalam perang (commons.wikimedia.org)

Jejak awal penggunaan bendera putih sulit ditelusuri secara pasti. Livy, seorang sejarawan Romawi, mencatat bahwa pada Perang Punic Kedua (218–201 SM), pasukan Kartago menggunakan kain putih dan ranting zaitun sebagai tanda perdamaian. Tacitus juga mencatat hal serupa pada Perang Saudara Romawi di tahun 69 M.

Ed Watts, profesor sejarah di Universitas California, San Diego, turut menjelaskan bahwa kain putih juga sering dikaitkan dengan pemujaan dewa di Mediterania. Maka, dalam perang, kain putih menjadi simbol penyerahan diri sekaligus permohonan perlindungan kepada sang ilahi.

3. Penggunaan bendera putih di era modern

Konvensi Hague 1899 (commons.wikimedia.org)

Penggunaan bendera putih sebagai tanda menyerah mulai terdokumentasi lebih jelas pada abad ke-16. Pada 1578, pelaut Inggris George Best mencatat bahwa suku Inuit mengibarkan bendera putih untuk menunjukkan niat damai. Dilansir Piggotts, dalam buku hukum perang karya Hugo Grotius pada 1625, bendera putih disebut sebagai simbol permintaan untuk berunding.

Melansir History, bendera putih mungkin populer karena praktis, kain putih juga mudah ditemukan dari pakaian tentara dan jelas terlihat di medan perang. Pada akhir abad ke-19, simbol ini diakui secara internasional, termasuk dalam Konvensi Hague 1899.

4. Pengakuan resmi dalam hukum internasional

Gencatan senjata natal 1914 (commons.wikimedia.org/Robson Harold B)

Pada Konferensi Hague 1899, bendera putih diresmikan sebagai simbol internasional untuk gencatan senjata dan perlindungan. Namun, penyalahgunaan bendera ini, seperti berpura-pura menyerah untuk menyerang lawan, dianggap pelanggaran serius.

Penggunaan bendera putih berlanjut di berbagai perang dunia. Sebagai contoh, selama Gencatan Senjata Natal 1914, tentara Jerman melambaikan bendera putih dan mengajak "kamarad" untuk berdamai, seperti dilaporkan oleh seorang tentara Prancis, Gervais Morillon.

5. Bendera putih di luar konteks militer

ilustrasi bendera putih (freepik.com)

Selain untuk menyerah, bendera putih juga digunakan oleh warga sipil untuk meminta perlindungan. Namun, tragedi tetap terjadi, seperti penembakan warga sipil yang mencoba melindungi diri dengan bendera putih. Padahal, melansir History, simbol ini memiliki makna mendalam sebagai permohonan damai, perlindungan, dan belas kasih.

Hingga kini, bendera putih tetap menjadi lambang yang digunakan secara umum untuk menyerah dan perdamaian, tak hanya di medan perang, tapi juga di berbagai situasi yang membuat kita harus mengibarkan bendera putih.

Dari medan perang hingga kehidupan sehari-hari, bendera ini mengajarkan kita pentingnya berhenti sejenak, merendahkan ego, dan mencari jalan tengah yang lebih baik. Jadi, ketika kita menghadapi "pertempuran" dalam kehidupan sehari-hari, mungkin sudah saatnya kita mengibarkan bendera putih versi kita sendiri. Bukan untuk menyerah, tetapi untuk menciptakan jeda yang membawa solusi yang lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us