7 Kerajaan Islam Terbesar Sepanjang Sejarah, Sangat Berpengaruh

16 Apr 2023, 04:47 WIB

Blue Mosque, salah satu bangunan dari Kekaisaran Ottoman. (unsplash.com/Adli Wahid)

Sejak pertama kali peradaban muncul, ada banyak sekali kerajaan yang berdiri di berbagai tempat di seluruh dunia. Tiap kerajaan bertahan dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa berdiri sebagai kerajaan kecil yang bertahan singkat, sementara sebagian lainnya merupakan kerajaan besar dan bertahan dalam waktu yang cukup lama.

Dari semua kerajaan yang ada di muka Bumi, banyak di antaranya adalah kerajaan Islam. Beberapa, bahkan menjadi kerajaan besar yang memiliki pengaruh kuat di bidang sains, seni, budaya, politik agama, dan ekonomi.

Dari semua kerajaan Islam yang pernah ada, apa sajakah kerajaan Islam terbesar sepanjang sejarah? Yuk, kita bahas bersama-sama jawabannya!

1. Kekaisaran Mughal

Taj Mahal, salah satu peninggalan Kekaisaran Mughal (unsplash.com/Julian Yu)

Kekaisaran Mughal adalah kerajaan Islam yang berdiri sejak 1516–1761 M dengan daerah kekuasaannya meliputi India dan Pakistan. Dilansir Britannica, Mughal mencapai masa kejayaannya dari tahun 1556 hingga 1707 M dan menguasai sumber daya yang mencakup hampir seluruh anak benua.

Kekaisaran Mughal sangat kuat karena sistem pemerintahannya yang terpusat, memiliki personel dalam jumlah besar, harta, dan mengetahui informasi terbaru. Ekspansi kekaisaran disebabkan karena kerajaan yang bersikap terbuka dan mau menjalin kontak dengan dunia luar.

2. Kekaisaran Ottoman

Blue Mosque, salah satu bangunan dari Kekaisaran Ottoman. (unsplash.com/Adli Wahid)

Kekaisaran Ottoman merupakan salah satu dinasti terkuat dan terlama dalam sejarah dunia. Mengutip History, kerajaan adidaya ini menguasai wilayah yang luas di Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Utara selama lebih dari 600 tahun, yaitu antara 1299–1922.

Pemimpin kerajaan memiliki gelar Sultan dan memiliki otoritas mutlak atas rakyatnya. Pada masanya, orang Eropa Barat memandang Ottoman sebagai ancaman. Namun, sejarawan menganggap Kekaisaran Ottoman sebagai sumber stabilitas dan keamanan regional yang hebat, serta memiliki pencapaian penting dalam seni, sains, agama, dan budaya.

3. Khilafah Fatimiyah

Mesir, salah satu daerah kekuasaan Kekhalifahan Fatimiyah (unsplash.com/Jeremy Bezanger)

Nama Fatimiyah diambil dari nama putri Nabi Muhammad SAW yang bernama Fatimah. Dilansir World Atlas, dinasti ini bertahan antara 909–1171 dan memiliki kontrol yang luas di Afrika Utara dan kemudian di Timur Tengah.

Penaklukkan Mesir adalah bagian dari tujuan akhir Kekhalifahan Fatimiyah untuk memperluas kerajaan ke Timur dan mengusir Abbasiyah. Pada puncak kekuasaan, Dinasti Fatimiyah berhasil menaklukkan Mesir, Sudan, Sisilia, Maghreb, Hijaz, dan Levant.

4. Dinasti Umayyah

Masjid Umayyah, salah satu peninggalan Dinasti Umayyah (unsplash.com/T Foz)

Dinasti Umayyah (661–750 M) adalah dinasti pertama yang mengambil gelar khilafah. Diterangkan laman World History, dinasti ini didirikan pada 661 M oleh Muawiya setelah kematian khalifah keempat, Ali, pada 661 M.

Dinasti ini menjalankan pemerintahan dengan menegakkan otoritas politik khilafah dan menumpas segala bentuk pemberontakan. Kerajaan terus memperluas wilayah dengan menaklukkan berbagai negara, seperti Afrika Utara, Spanyol, Transoxiana, bagian dari anak benua India, dan beberapa pulau di Mediterania.

Dinasti mulai melemah akibat adanya perpecahan internal dan perang saudara. Dinasti Umayyah harus berakhir pada 750 M saat digulingkan oleh Dinasti Abbasiyah.

5. Khilafah Abbasiyah

Sekolah Al-Mustansriah, salah satu peninggalan Kekhalifahan Abbasiyah (commons.wikimedia.org)

Abbasiyah adalah kekhalifahan ketiga setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Dikutip dari laman World Atlas, kekaisaran berlangsung antara tahun 750–1258 dengan pemimpin yang bergelar khalifah.

Kekhalifahan ini didirikan oleh Saffah, yang merupakan keturunan dari Abbas, paman Nabi Muhammad. Ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah adalah Bagdad dan berhasil bertahan selama 500 tahun sebelum akhirnya dihancurkan oleh Mongol pada 1258.

6. Kesultanan Ayyubiyah

Mesir, daerah kekuasaan Kesultanan Ayyubiyah. (unsplash.com/Osama Elsayed)

Kesultanan Ayyubiyah didirikan oleh Saladin dan bertahan antara tahun 1171 hingga 1246 M. Kesultanan Ayyubiyah merupakan bagian dari dinasti Muslim Sunni dan berkuasa di Mesir, Irak modern, Suriah, dan Yaman.

Salah satu kekuatan utama dari Kesultanan Ayyubiyah adalah pasukannya yang kuat yang berperan dalam membantu kesultanan membangun kekuasaan di Mesir dan menaklukkan Mesopotamia atas dan wilayah timur. Selama periode ini, Mesir dimasukkan ke dalam dunia Muslim Sunni dan berhasil memenangkan pertempuran melawan Tentara Salib.

7. Ilkhanid

Iran, salah satu daerah kekuasaan ilkhanid. (pixabay.com/engelbachm)

Ilkhanid bertahan sejak 1256–1335 M dan memerintah Iran, Irak, Afghanistan, Turkmenistan, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Turki, dan Pakistan barat. Dijelaskan dalam laman Brown University, Ilkhanid didirikan oleh Hulegu, yang merupakan cucu dari Genghis Khan.

Ilkhanid masuk Islam pada akhir abad ke–13 M dan selama pemerintahan Ilkanid hampir mengakhiri Kekhalifahan Abbasiyah, menguasai Dinasti Seljuk sebagai negara bawahan, mengobarkan perang dengan Mamluk, dan membuka rute perdagangan kuno. Selama pemerintahan Ilkhanid, seni, arsitektur, dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat.

Adanya kerajaan-kerajaan ini tentunya berperan dalam membantu penyebaran agama Islam dan memberikan banyak pengaruh di bidang seni, politik, arsitektur dan banyak lagi. Meskipun sekarang semua kerajaan ini sudah tidak ada lagi, tetapi ini membuktikan bahwa kerajaan Islam pernah menjadi yang terkuat dan sangat berpengaruh.