Jarang Diketahui, Ini 7 Rahasia Gelap dalam Kekaisaran Ottoman

Tidak melulu "suci" seperti yang kita kira

Didirikan oleh pasukan Islam yang berani, Kekaisaran Ottoman mendominasi wilayah Eropa Tenggara, Turki, dan Timur Tengah dan menjadi titik pusat antara dunia Timur dan Barat selama hampir enam abad.

Namun tidak lama setelah meruntuhkan tembok Byzantium dan merebut Konstantinopel, Ottoman segera kehilangan banyak vitalitas aslinya, tenggelam dalam keadaan disfungsi yang aneh, dan menyembunyikan semua jenis rahasia gelap di dalamnya.

Dari sekian banyak keanehan tersebut, berikut 7 rahasia gelap yang tersembunyi di balik Kekaisaran Ottoman.

1. Pembunuhan terhadap saudara kandung

Jarang Diketahui, Ini 7 Rahasia Gelap dalam Kekaisaran Ottomanwikipedia.org

Kekaisaran Ottoman awalnya tidak mewarisi segalanya ke anak sulung, sehingga sering terjadi pertikaian di antara para saudara untuk mengklaim takhta. Ketika Mehmed II sedang mengepung Konstantinopel, pamannya sendiri bertarung melawannya dari dalam tembok.

Mehmed pun menangani masalah ini dengan dingin. Ketika dia naik takhta, dia mengeksekusi sebagian besar kerabat lelakinya. Sejak saat itu, setiap sultan baru yang naik takhta diwajibkan untuk membunuh semua kerabat lelakinya.

Bahkan Suleiman yang Agung (Suleiman I) menyaksikan dari belakang layar saat putranya sendiri dicekik sampai mati dengan tali busur. Diketahui bahwa anaknya menjadi terlalu populer di kalangan tentara sehingga sang sultan merasa tidak aman.

Kebijakan "fratrisida" itu tidak pernah populer di kalangan masyarakat umum atau para ulama, dan kebijakan itu diam-diam ditinggalkan ketika Ahmed I meninggal pada tahun 1617. Sebaliknya, calon pewaris takhta harus dikurung di Istana Topkapi, Istanbul, di dalam sebuah ruangan khusus yang dikenal sebagai kafes atau "kandang."

Seorang pangeran Kekaisaran Ottoman mungkin menghabiskan seluruh hidupnya di dalam kafes, sehingga banyak dari mereka yang menjadi gila karena kebosanan atau menjadi terlalu bergantung pada alkohol.

Ketika seorang sultan baru akan dilantik, mungkin itu adalah pertama kalinya ia berada di luar ruangan selama beberapa dekade, dan hal itu bukanlah persiapan yang ideal bagi seorang calon penguasa.

2. Istana adalah "neraka keheningan" bagi para sultan

Jarang Diketahui, Ini 7 Rahasia Gelap dalam Kekaisaran Ottomanwikipedia.org

Bagi para sultan, kehidupan di Istana Topkapi bisa sangat menyiksa. Tidak pantas bagi sultan untuk berbicara terlalu banyak, sehingga suatu bentuk bahasa isyarat dibuat dan penguasa menghabiskan sebagian besar harinya dengan keheningan total.

Menghabiskan hari-hari mereka dalam keheningan total, dan terus-menerus menyaksikan suasana beracun seperti itu membuat sejumlah sultan Ottoman kemudian menjadi sakit jiwa.

Mustafa I menganggap hal ini mustahil untuk ditanggung dan berusaha melarangnya, tetapi wazir-nya menolak untuk mengizinkannya. Mustafa langsung menjadi gila dan terlihat sering melempar koin ke laut untuk para ikan. Kegilaan ini ditambah dengan pengawasan ketat terhadap sultan ke mana pun ia akan pergi.

Ahmet III bahkan menulis surat kepada wazir agungnya dan mengeluh dengan berkata, “Jika saya pergi ke salah satu kamar, 40 tentara dijajarkan; jika saya harus mengenakan celana saya, saya tidak merasakan sedikit pun kenyamanan karena para pembawa pedang diharuskan untuk membukanya."

Baca Juga: Menelusuri Jejak Arsitektur Megah Ottoman dari Masjid Biru Turki

3. Sistem eksekusi "death race"

Jarang Diketahui, Ini 7 Rahasia Gelap dalam Kekaisaran Ottomanflickr.com

Sultan Ottoman memegang kekuasaan hidup dan mati atas rakyatnya. Namun pemerintahan Ottoman tidak pernah repot-repot membuat korps algojo. Sebaliknya, pekerjaan itu justru jatuh ke tukang kebun istana, yang membagi waktu mereka antara membunuh dan merawat bunga di halaman istana.

Sebagian besar korban yang dieksekusi harus dipenggal. Namun terdapat larangan untuk menumpahkan darah bangsawan dan pejabat tinggi, jadi mereka harus dicekik. Akibatnya, kepala tukang kebun pastilah seorang lelaki berotot besar yang mampu mencekik wazir sampai mati.

Tetapi ada satu cara bagi seorang pejabat yang setia untuk melarikan diri dari kemarahan sultan. Dimulai pada akhir abad ke-18, sudah menjadi sebuah tradisi bahwa seorang wazir agung yang dihukum mati dapat melarikan diri dari nasibnya dengan mengalahkan kepala tukang kebun dalam perlombaan melalui taman istana.

Pejabat itu akan dipanggil ke sebuah pertemuan dengan kepala tukang kebun dan setelah bertukar salam, wazir itu akan diberikan secangkir serbat es. Jika itu putih, berarti sultan memberinya penangguhan hukuman. Jika merah, dia harus dieksekusi. Begitu dia melihat serbat merah, sang wazir akan mulai berlari.

Wazir itu akan berlari cepat melewati taman-taman istana. Tujuannya adalah Gerbang Pasar Ikan di sisi lain istana. Jika wazir berhasil mencapai gerbang sebelum kepala tukang kebun, ia hanya akan diasingkan. Tetapi jika tukang kebun tersebut lebih muda dan lebih kuat, dia biasanya akan menunggu wazir dengan tali sutranya.

Beberapa wazir berhasil melewati "death race" ini, termasuk Haci Salih Pasha, wazir terakhir yang dieksekusi. Dia diberikan selamat dan kemudian menjadi gubernur provinsi di sana.

4. Massa yang sering mengamuk

Jarang Diketahui, Ini 7 Rahasia Gelap dalam Kekaisaran Ottomanpinterest.com

Secara teoritis (setelah sultan) wazir agung sering dicap sebagai kambing hitam setiap kali ada yang salah dan cenderung untuk dieksekusi atau dibuang ke massa yang mengamuk. Para wazir juga harus menenangkan orang-orang Istanbul, yang sering berkumpul di istana dan menuntut eksekusi setiap kali ada masalah.

Dilansir dari buku Turkish Embassy Letters, seorang pengunjung Inggris pada abad ke-18 berkata, ”ketika seorang menteri di Ottoman tidak menyenangkan orang-orang, dalam waktu tiga jam dia akan diseret, dan mereka akan memotong tangan, kepala, dan kakinya.”

5. Harem

Jarang Diketahui, Ini 7 Rahasia Gelap dalam Kekaisaran Ottomanmerrynallingham.com

Mungkin salah satu fitur tergelap dari istana Topkapi adalah Harem Kekaisaran. Harem di Kekaisaran Ottoman terdiri dari 2.000 perempuan, sebagian besar dari mereka dibeli atau diculik sebagai budak, dan melayani sultan sebagai selir.

Mereka dikurung di seraglio, dan pria yang memandang mereka akan mati seketika. Harem dijaga dan dikelola oleh Kizlar Agha (Kepala Kasim Hitam). Kondisi harem itu sendiri mungkin bervariasi, dan hanya terdapat sedikit informasi yang tersedia tentang hal-hal yang terjadi di balik temboknya. 

Dikatakan bahwa ada begitu banyak selir sehingga beberapa dari mereka mungkin hampir tidak pernah melihat sultan, sedangkan lainnya berhasil mendapatkan pengaruh atas jalannya kekaisaran. Suleiman I, misalnya, yang jatuh cinta dengan seorang wanita Polandia bernama Roxelana, menikahinya dan menjadikannya sebagai penasihat utama.

6. Eksploitasi anak-anak Kristen

Jarang Diketahui, Ini 7 Rahasia Gelap dalam Kekaisaran Ottomandeadliestfiction.fandom.com

Salah satu rahasia yang paling terkenal dari pemerintahan Ottoman awal adalah devsirme, pengambilan anak laki-laki dari wilayah Kristen yang dikuasainya. Sebagian besar anak laki-laki ini didaftarkan ke Janissary Corps, tentara-budak yang berada di garis depan Ottoman.

Pengambilan ini dilakukan secara tidak teratur — kapan pun kekaisaran memerlukan tenaga kerja. Dikutip dari buku Encyclopedia of the Ottoman Empire, mereka biasanya menargetkan anak laki-laki berusia 12-14 dari wilayah Yunani dan Balkan.

Pejabat Ottoman akan memanggil semua anak laki-laki di desa dan memeriksa nama mereka dengan catatan pembaptisan dari gereja setempat. Mereka kemudian akan memilih yang terkuat, mungkin mengambil satu anak laki-laki dari setiap 40 rumah tangga. 

Anak-anak lelaki itu kemudian akan dikelompokkan dan dibariskan ke Istanbul. Banyak dari mereka yang mati di sepanjang jalan. Tentara Ottoman membuat deskripsi terperinci tentang masing-masing bocah sehingga mereka dapat dilacak jika mereka melarikan diri.

Di Istanbul, anak-anak itu disunat dan dipaksa masuk Islam. Yang paling tampan atau cerdas dikirim ke istana, di mana mereka dilatih untuk bergabung dengan pasukan elit sultan. Bocah-bocah ini bisa bercita-cita untuk menjadi pejabat tertinggi, dan banyak dari mereka yang menjadi pasha atau wazir seperti wazir agung dari Kroasia, Sokollu Mehmed.

Sisanya bergabung dengan Janissaries. Pertama, mereka dikirim untuk bekerja di pertanian selama delapan tahun, di mana mereka belajar bahasa Turki dan memperoleh keterampilan. Di usia dua puluhan, mereka secara resmi menjadi Janissari, tentara elit kekaisaran yang tunduk pada disiplin dan indoktrinasi Kekaisaran Ottoman.

Baca Juga: 5 Kaisar Terbaik Sepanjang Sejarah Kekaisaran Romawi, Legendaris!

7. Perbudakan dan pembantaian

Jarang Diketahui, Ini 7 Rahasia Gelap dalam Kekaisaran Ottomancommons.wikimedia.org

Meskipun devsirme telah mati pada abad ke-17, perbudakan tetap menjadi bagian utama dari sistem Ottoman sampai akhir abad ke-19. Seiring berjalannya waktu, sebagian besar budak datang dari Afrika atau dari Kaukasus. Muslim tidak bisa diperbudak secara legal, tetapi aturan itu diam-diam digeser setiap kali persediaan budak non-Muslim habis.

Dalam buku Race And Slavery In The Middle East, cendekiawan Bernard Lewis berpendapat bahwa perbudakan Ottoman berkembang sebagian besar secara independen dan memiliki sejumlah perbedaan utama dari perbudakan Barat.

Misalnya, agak mudah bagi budak Ottoman untuk mendapatkan kebebasan mereka atau mendapatkan posisi kekuasaan. Para petinggi Ottoman juga mengklaim bahwa mereka kurang rasis, memperlakukan budak kulit putih dan kulit hitam dengan setara. Namun tetap saja kalau perbudakan Ottoman adalah sistem yang sangat brutal.

Jutaan orang meninggal dalam serangan budak atau bekerja sampai mati di ladang. Belum lagi proses pengebirian untuk membuat kasim. Orang-orang Ottoman mengimpor jutaan budak dari Afrika, tetapi sangat sedikit orang keturunan Afrika yang masih hidup di Turki modern saat ini. Tentu saja hal ini menjelaskan semuanya.

Namun secara keseluruhan, Ottoman adalah kekaisaran yang agak toleran. Mereka menyambut orang-orang Yahudi dengan tangan terbuka setelah mereka diusir dari Spanyol. Mereka juga tidak pernah mendiskriminasi rakyatnya. Tetapi ketika Ottoman merasa terancam, mereka bisa berubah menjadi sangat kejam.

Selim I, misalnya, yang sangat terkejut oleh Syiah yang menyangkal otoritasnya sebagai pembela Islam dan menyebutnya sebagai "agen ganda" Persia. Akibatnya, ia membantai setidaknya 40.000 orang Syiah.

Ketika orang-orang Yunani pertama kali mulai meminta kemerdekaan, orang-orang Ottoman menyalahkan semuanya kepada para laskar Albania, dan dengan riang melakukan sejumlah pembantaian yang mengerikan. Ketika Ottoman mulai redup, ia kehilangan banyak toleransinya, sehingga menjadi semakin ganas terhadap kaum minoritasnya. 

Pada abad ke-19, pembantaian semakin umum terjadi dan mencapai puncaknya pada tahun 1915, dua tahun sebelum Ottoman runtuh. Dilansir dari laman History, mereka mengatur pembantaian terhadap 75 persen dari populasi Armenia saat itu. Sekitar 1,5 juta orang tewas dalam genosida ini, sebuah kekejaman yang tidak pernah sepenuhnya diakui oleh Turki modern.

Nah, itu tadi 7 rahasia gelap yang tersembunyi di balik Kekaisaran Ottoman. Setiap peradaban pasti memiliki sisi gelapnya, termasuk Kekaisaran Ottoman. Di balik kejayaan dan citranya yang kental akan perjuangan Islam, mereka juga pasti memiliki rahasia-rahasia yang tidak banyak diketahui oleh khalayak umum.

Baca Juga: Jalaluddin Muhammad Akbar, Kaisar Agung India yang Penuh Toleransi

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya