Operation London Bridge, Protokol Kerajaan Setelah Kematian Ratu

Rest in peace, Queen!

Kerajaan Inggris baru saja mengumumkan kabar duka. Ratu Elizabeth II telah berpulang pada Kamis (08/09/2022) dalam usia 96 tahun. Faktor kesehatan diketahui menjadi penyebab wafatnya ibu dari Pangeran Charles ini.

Bukan orang sembarangan, protokol kematian khusus diterapkan pada hari wafatnya sang pemimpin kerajaan. Serangkaian prosedur bernama Operation London Bridge, dilakukan setelah meninggalnya ratu Inggris terlama ini. Lalu, apa itu Operation London Bridge?

Operation London Bridge

Operation London Bridge, Protokol Kerajaan Setelah Kematian Ratuilustrasi katedral (pexels.com/Pixabay)

Operation London Bridge merupakan protokol kematian pemimpin kerajaan. Istilah ini digunakan untuk mengumumkan secara rahasia mangkatnya Ratu Elizabeth II, sebelum akhirnya diberitahukan pada publik. 

Penggunaan frasa kode ini dimulai sejak kematian kerajaan ayah Ratu Elizabeth II, Raja George VI. Pada 1952, protokol kematiannya disebut sebagai Hyde Park Corner. Sejak saat itu, penggunaan frasa yang berbeda digunakan untuk masing-masing pemegang kerajaan.

Bahkan, ada pula sebutan Operation Tay Bridge untuk ibu suri dan Operation Forth Bridge untuk Pangeran Philip. Adapun pada Pangeran Charles, yang kini didapuk sebagai Raja penerus Queen Elizabeth, frasa yang digunakan adalah Operation Menai Bridge. 

Rangkaian prosedur Operation London Bridge meliputi tahapan berita kematian Ratu Elizabeth II disebarkan. Lalu, berlanjut dengan apa yang dilakukan pada jenazah Ratu Elizabeth II, hingga prosesi pemakaman selama 10 hari setelah hari wafatnya. Dalam protokol ini, disebutkan juga detail ketentuan penurunan bendera setengah tiang selama 10 menit setelah pejabat mendapat berita kematian Ratu Elizabeth II. 

Bukan hal baru, Operation London Bridge untuk Ratu Elizabeth II, telah dipersiapkan sejak 1960. Setelah melewati beberapa revisi, akhirnya operasi ini benar-benar digunakan pada September 2022.

Baca Juga: 7 Mahkota, Diadem, dan Tiara yang Pernah Dipakai Ratu Elizabeth II

Berita kematian Ratu Inggris

Operation London Bridge, Protokol Kerajaan Setelah Kematian RatuRatu Elizabeth II (Instagram.com/tmski/)

Beberapa jam setelah kematian ratu, panggilan beruntun akan terjadi. Panggilan-panggilan tersebut menginformasikan kode 'London Bridge is down' kepada perdana menteri, sekretaris kabinet (pegawai sipil tertinggi Inggris), sejumlah menteri, dan pejabat senior.

Sekretaris pribadi ratu secara langsung memberitahukan informasi mangkatnya pemimpin kerajaan pada Perdana Menteri Inggris. Selain itu, langsung menyampaikan pula berita duka kepada Kantor Dewan Penasihat yang mengoordinasikan pekerjaan pemerintah atas nama raja.

Secara internal, hari kematian disebut sebagai 'Hari-H'. Lalu, hari berikutnya menjelang pemakaman akan disebut sebagai 'D+1', 'D+2, dan seterusnya. Penghitungan ini diperlukan untuk mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan, dari berita diumumkan hingga selama masa berkabung. 

Selanjutnya, sekretaris kabinet akan menyampaikan informasi mangkatnya ratu kepada para menteri dan pegawai negeri senior melalui pesan elektronik. Adapun draft-nya berbunyi, "Rekan-rekan yang terhormat, Dengan sedih saya menulis untuk memberi tahu Anda tentang kematian Yang Mulia Ratu."

Setelah email disampaikan, bendera di Whitehall akan diturunkan menjadi setengah tiang. Prosesi ini berlangsung selama 10 menit, sebagai bentuk penghormatan secara simbolik. 

Selain internal, berita kematian Ratu Elizabeth II juga akan disampaikan pada Pusat Respons Global Kantor Luar Negeri. Instansi yang berwenang akan menyebarkan kematian Ratu Elizabeth II ke 15 pemerintah di luar Inggris. Tepatnya, di kawasan Ratu Elizabeth II masih menjadi pemimpin negara dan 36 negara Persemakmuran lainnya. 

Para pemimpin negara juga diberi tahu. Para gubernur jenderal, duta besar, dan perdana menteri akan menggunakan ban lengan hitam di lengan kiri setelah mendapat informasi tersebut. 

Setelah pejabat, pengumuman resmi untuk masyarakat umum akan keluar melalui newsflash ke Press Association dan media global. Pengumuman kematian ratu akan dipasang di luar Istana Buckingham dan ditampilkan di situs resmi kerajaan. 

Adapun pada kematian Ratu Elizabeth II, keluarga kerajaan membuat pengumuman resmi di Twitter pada 8 September 2022. Cuitan pengumuman berbunyi, "The Queen died peacefully at Balmoral this afternoon. The King and The Queen Consort will remain at Balmoral this evening and will return to London tomorrow." 

Perdana Menteri menjadi pejabat pemerintah pertama yang memberikan pernyataan kematian ratu. Setelahnya, PM akan bertemu dengan raja baru, Pangeran Charles, dan kerajaan, untuk menyampaikan pidato kepada negara pada pukul 18.00, sehari setelah kematian Ratu Elizabeth II. 

Hari-hari sebelum pemakaman

Operation London Bridge, Protokol Kerajaan Setelah Kematian Ratukenangan Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip (nstagram.com/theroyalfamily)

Satu hari setelah kematian Ratu Elizabeth II, Dewan Aksesi (tokoh-tokoh senior pemerintah) akan bertemu di Istana St. James untuk mengumumkan Raja Charles sebagai penguasa baru. Ratusan penasihat rahasia, PM, dan menteri senior, akan diminta hadir.

Sesuai protokol Operation London Bridge, tamu harus memakai gaun pagi atau setelan santai dengan dasi hitam atau gelap tanpa aksesori tambahan. Proklamasi kemudian dibacakan di St. James Palace dan Royal Exchange dengan mengukuhkan Charles sebagai raja.

Setelahnya, anggota parlemen akan memberikan penghormatan di House of Commons dan seluruh kegiatan parlemen ditunda 10 hari. Pukul 15:30, perdana menteri dan kabinet akan mengadakan audiensi dengan raja baru.

Dua hari setelah pengumuman kematian, jenazah Ratu Elizabeth II akan dibawa kembali ke Istana Buckingham. Karena Ratu meninggal di Balmoral, Skotlandia, maka operasi Unicorn akan diaktifkan. Operasi ini berisi prosedur pembawaan jenazah ke London dengan kereta kerajaan jika memungkinkan.

Namun, jika kondisi tidak mendukung, maka protokol operasi Overstudy yang dilakukan. Pada operasi ini, peti mati akan dipindahkan dengan pesawat. PM dan jajaran menteri akan menghadiri resepsi untuk menyambut peti mati

Tiga hari setelahnya, Raja Charles selaku penerus takhta, akan menerima mosi belasungkawa di Westminster Hall pada pagi hari. Pada sore hari, Raja akan memulai tur Inggris. Serangkaian kunjungan dimulai dengan bertandang ke parlemen Skotlandia dan kebaktian di Katedral St. Giles di Edinburgh.

Pada hari keempat, Raja Charles akan tiba di Irlandia Utara dan kembali menerima mosi belasungkawa di Kastil Hillsborough. Ia juga menghadiri kebaktian di Katedral St. Anne di Belfast. Pada hari ini juga, berlangsung latihan Operation Lion, yakni protokol pemindahan peti mati Ratu Elizabeth II dari Istana Buckingham ke Istana Westminster.

Hari kelima, jenazah Ratu Elizabeth II akan dipindahkan ke Istana Westminster. Upacara ini akan berlangsung sepanjang rute dan melewati jalanan London. Setelah peti mati tiba, kebaktian akan dilangsungkan di Westminster Hall.

Pada hari keenam sampai sembilan, ratu akan disemayamkan di Istana Westminster. Protokol yang berlangsung dinamakan Operation Feather. Peti mati Ratu Elizabeth II akan dibaringkan di atas kotak yang ditinggikan bernama catafalque di tengah Westminster Hall. 

Momen persemayaman ini dibuka untuk umum selama 23 jam per hari. Selain itu, terdapat tiket khusus untuk VIP, sehingga mereka dapat memiliki slot waktu. Di waktu yang sama, hari keenam setelah kematian Ratu, gladi resik upacara pemakaman kenegaraan dilaksanakan. 

Sementara itu, saat H+7, Raja Charles akan melakukan perjalanan ke Wales untuk menerima mosi belasungkawa lainnya di parlemen Welsh. Selanjutnya, menghadiri kebaktian di Katedral Liandaff di Cardiff.

Barulah pada hari kesepuluh, upacara pemakaman kenegaraan dilangsungkan di Westminster Abbey. Saat tengah hari, akan ada 2 menit waktu mengheningkan cipta di seluruh negara untuk menghormati kepergian sang ratu.

Prosesi akan berlangsung di London dan Windsor. Selain itu, akan ada kebaktian di Kapel St. George di Kastil Windsor, dan ratu akan dimakamkan di Kapel Memorial Raja George VI dalam area kastil.

Demikian ulasan lengkap Operation London Bridge yang dilakukan saat Ratu Elizabeth II meninggal dunia. Selamat jalan, Queen Elizabeth II!

Baca Juga: 5 Fakta Kerajaan Inggris, Termasuk Sistem Pemerintahan Tertua di Dunia

Topik:

  • Lea Lyliana
  • Laili Zain
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya