Lukisan Ekspresionisme: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-Ciri

Tidak setiap lukisan punya bentuk jelas dan menggambarkan makna eksplisit. Jika kamu melihat lukisan seperti itu, boleh jadi kamu sedang melihat lukisan ekspresionisme. Lukisan ini biasanya melibatkan warna yang cukup intens dan non-naturalistik.
Apa itu lukisan ekspresionisme? Berikut penjelasan mengenai pengertian lukisan ekspresionisme, sejarah kemunculannya, ciri-ciri, hingga contohnya.
Apa itu lukisan ekspresionisme?
Ekspresionisme adalah gerakan seni modernis yang muncul pada awal abad ke-20. Pembedanya paling khas adalah pendekatan lukisan yang agresif dan emotif.
Kamu akan menemukan warna kuat dan intens, bentuk terdistorsi, hingga guratan berlebihan sebagai ciri khas lukisan ekspresionisme, melansir Sparks Gallery. Aliran lukisan ini muncul sebagai bentuk representasi realitas tidak objektif, tetapi terdistorsi dan mengungkapkan perasaan batin senimannya.
Pelukis eksrepsionisme umumnya ingin menampilkan dunia dari sudut pandang subjektif. Selain itu, karyanya juga muncul dari sisi emosional atas objek atau peristiwa di dalamnya.
Sejarah ekspresionisme
Ekspresionisme lahir pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Aliran ini muncul pertama kali di Jerman sebagai reaksi terhadap gaya impresionisme yang lebih pasif. Aliran lukisan ini juga menjadi respons terhadap kegelisahan hubungan umat manusia yang makin tidak harmonis.
Aliran ini muncul pertama kali sekitar tahun 1850. Popularitasnya meningkat ketika Antonin Matějček menggunakan istilah ekspresionisme.
Pada 1905, sekelompok mahasiswa Jerman yang dibimbing Ernst Ludwig Kirchner mendirikan kelompok bernama Die Brücke di Kota Dresden. Tahun 1911, sekelompok seniman muda yang memiliki pemikiran sama juga membentuk kelompok Der Blaue Reiter di Munich.
Kedua kelompok tersebut menjadi pencetus gerakan ekspresionisme di Jerman. Berkat kelompok tersebut, aliran seni lukis ini pun makin populer dan terus mengembangkan seni di negara tersebut selama beberapa dekade setelah Perang Dunia I.
Ekspresionisme dikatakan terinspirasi oleh aliran simbolis seni akhir abad ke-19. Beberapa tokoh terkenal yang seperti Vincent van Gogh, Edvard Munch, dan James Ensor turut memengaruhi perkembangan ekspresionisme.
Ciri-ciri lukisan ekspresionisme
Lukisan ekspresionisme bisa kamu tebak dengan mudah, tetapi dapat juga tersamarkan dengan aliran lainnya. Meski demikian, sejatinya aliran ekspresionisme memiliki ciri-ciri yang khas.
- Orang, tempat, dan objek terdistorsi atau dibesar-besarkan
Kamu bisa melihat lukisan dengan pemandangan alam yang dibuat tidak sebagaimana mestinya. Hal ini menunjukkan dunia modern yang bermusuhan dan mengasingkan. Perasaan seram tersebut diperkuat oleh sapuan kuas yang agresif dan kasar.
- Tokoh yang digambarkan mengalami kesakitan dan penderitaan emosional
Meski tidak semuanya, tetapi sebagian besar lukisan ekspresionisme menampilkan sosok dengan wajah suram. Kamu akan jarang menemukan keindahan konvensional dalam seni ekspresionisme.
- Warna tidak realistis
Aliran lukisan ekspresionisme kerap dikaitkan dengan warna merah meski tidak selalu demikian. Warnanya cenderung tidak realistis, tidak natural, dan seringkali gelap sebagai cara mengekspresikan perasaan terhadap dunia modern.
- Mirip dengan simbolis
Pemandangan dalam lukisan ekspresionisme mungkin terlihat menakutkan atau membuat penikmatnya kurang nyaman. Bentuk lukisan yang dihasilkan biasanya pun kurang detail.
Contoh lukisan ekspresionisme
Setelah melihat beberapa gambar berikut, kamu mungkin mulai bisa mengenali lukisan ekspresionisme. Berikut beberapa contoh karyanya.
1. Starry Night - Van Gogh
2. The Scream - Edvard Munch
Setelah membaca penjelasan di atas, apakah kamu sudah bisa mengenali lukisan ekspresionisme?