Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Menara Pisa Miring Tapi Tak Pernah Ambruk?

Menara Pisa (pexels.com/Efrem Efre)
Intinya sih...
  • Sejarah pembangunan menciptakan kemiringan awal
  • Tanah lempung aluvial memberi pengaruh besar terhadap stabilitas bangunan
  • Gaya gravitasi bekerja unik karena bentuk dan beban bangunan

Menara Pisa mungkin jadi salah satu bangunan paling dikenal di dunia, bukan karena bangunannya yang tinggi atau kemegahannya, melainkan kemiringannya yang tampak tidak masuk akal. Sejak abad ke-12, menara ini berdiri dalam posisi miring dan entah bagaimana tetap bertahan meski berbagai faktor yang seharusnya membuatnya roboh. Banyak yang datang ke Kota Pisa hanya untuk melihat langsung bagaimana struktur ini bisa terus berdiri tanpa kehilangan keseimbangan. Kemiringan menara ini juga mengundang rasa penasaran banyak ilmuwan, arsitek, dan insinyur dari berbagai penjuru dunia.

Keanehan ini memunculkan banyak pertanyaan serius yang bukan sekadar lelucon visual. Mengapa bangunan setua itu masih bertahan walau jelas-jelas tidak berdiri tegak? Apa penyebab utama kemiringannya, dan mengapa justru tidak membuatnya roboh? Berikut lima penjelasan yang bisa bantumu memahami alasan ilmiah di balik misteri Menara Pisa yang miring tapi tak pernah ambruk.

1. Sejarah pembangunan menara menciptakan awal mula kemiringan

Menara Pisa (pexels.com//Bruno Kraler)

Pembangunan Menara Pisa dimulai pada 1173 sebagai bagian dari kompleks katedral di Kota Pisa, Italia. Awalnya dirancang sebagai menara lonceng, proyek ini berjalan lancar sampai lantai ketiga dibangun. Saat itu, tanah mulai bergeser dan menyebabkan struktur condong ke satu sisi. Namun karena pembangunan dilakukan secara bertahap selama hampir dua abad, para arsitek sempat melakukan penyesuaian kecil di bagian atas menara untuk mengimbangi kemiringan yang sudah terjadi.

Proses panjang tersebut tidak disengaja tapi justru berkontribusi pada keseimbangan menara. Keputusan menunda pembangunan karena perang, memberi waktu tanah untuk menetap, dan itu memperlambat pergerakan struktur. Jadi, sejak awal, sejarah pembangunan yang tidak mulus ini secara tidak langsung membantu Menara Pisa bertahan meski dalam kondisi miring.

2. Struktur tanah memberi pengaruh besar terhadap stabilitas bangunan

Menara Pisa (pexels.com/Kristina Snowasp)

Menara Pisa dibangun di atas campuran tanah liat, pasir, dan juga kerikil yang cukup lunak dan tidak stabil untuk menopang bangunan setinggi kurang lebih 56 meter. Jenis tanah seperti ini disebut “tanah lempung aluvial,” dan sifatnya sangat mudah berubah tergantung cuaca dan kelembapan. Saat fondasi mulai tenggelam di satu sisi, beban berat menara menekan tanah secara tidak merata, menciptakan kemiringan yang makin terlihat dari tahun ke tahun.

Namun uniknya, tanah lunak itu juga menjadi penyelamat. Karena sifat lenturnya, tanah ini membantu menyerap getaran, termasuk dari gempa bumi. Struktur tidak langsung runtuh karena tanah di sekeliling fondasi bergerak bersama beban menara. Jadi, meskipun terlihat berbahaya, jenis tanah tersebut justru memberi perlindungan alami dari keruntuhan total.

3. Gaya gravitasi bekerja unik karena bentuk dan beban bangunan

Menara Pisa (pexels.com/hitesh choudhary)

Biasanya, bangunan miring akan langsung roboh karena pusat gravitasinya keluar dari garis tumpu. Namun Menara Pisa punya keunikan tersendiri. Meskipun miring, pusat gravitasinya tetap berada dalam garis dasar struktur, sehingga beban masih terdistribusi cukup merata di bagian bawah fondasi. Ini membuat menara tetap seimbang dan tidak langsung tumbang.

Gravitasi yang seharusnya jadi musuh malah bekerja sejalan dengan struktur menara. Posisi pusat massa yang tetap berada dalam batas aman, membuat kemiringan itu menjadi stabil selama tidak ada gangguan besar dari luar. Penyesuaian kecil selama pembangunan juga membantu menjaga distribusi beban tetap pada jalurnya, sehingga gravitasi tidak sepenuhnya berperan sebagai faktor yang membahayakan.

4. Intervensi teknik modern menjaga keseimbangan menara

Menara Pisa (pexels.com/Palo Cech)

Seiring perkembangan zaman, banyak upaya dilakukan untuk mencegah Menara Pisa dari keruntuhan total. Mulai dari penambahan pemberat di sisi tertentu, hingga penggunaan kabel baja untuk menjaga posisi. Salah satu upaya paling signifikan terjadi pada akhir abad ke-20 ketika insinyur Italia dan internasional bekerja sama menstabilkan struktur dengan metode modern. Tanah di bawah fondasi, digali perlahan dari sisi berlawanan arah miring untuk mengurangi tekanan yang tidak seimbang.

Proyek ini terbukti sukses, menurunkan kemiringan beberapa derajat dan membuat struktur lebih stabil tanpa mengubah tampilan aslinya. Menara Pisa kini tidak lagi terus miring seperti dulu, tapi tetap dipertahankan kemiringannya agar tidak kehilangan nilai sejarah dan daya tarik wisata. Jadi, stabilitas menara hari ini adalah hasil kombinasi antara keajaiban struktur lama dan campur tangan sains modern.

5. Peran budaya dan keputusan pelestarian mempertahankan bentuk miring

Menara Pisa (pexels.com/Petr Ganaj)

Menara Pisa bukan hanya soal arsitektur, tapi juga merupakan simbol kebanggaan budaya yang punya nilai historis tinggi. Karena kemiringannya yang unik, banyak pihak justru memilih untuk tidak meluruskan struktur secara total. Jika diluruskan sepenuhnya, menara ini bisa kehilangan daya tarik dan nilai keasliannya. Maka, pendekatan pelestarian lebih menekankan pada stabilitas, bukan pembenahan visual.

Keputusan ini mencerminkan cara pandang bahwa keunikan tidak selalu harus diperbaiki, tapi bisa dirawat. Budaya, sejarah, dan sains bekerja berdampingan untuk menjaga warisan dunia ini tetap berdiri. Miringnya menara bukan dianggap sebagai kesalahan, tapi bagian dari identitas yang layak dipertahankan dengan pendekatan ilmiah dan arsitektural yang bijak.

Menara Pisa adalah contoh bagaimana kelemahan struktur bisa berubah menjadi keunggulan melalui kombinasi sejarah, ilmu tanah, gravitasi, teknik rekayasa, dan nilai budaya. Meskipun miring, bangunan ini tetap berdiri tegak secara simbolis sebagai warisan dunia yang memadukan kesalahan teknis dan kecerdasan manusia dalam satu bentuk arsitektur. Tak heran jika Menara Pisa terus jadi sorotan dan bukti bahwa tidak semua yang terlihat rapuh pasti akan runtuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us