Mengenal 5 Jenis Hormon Tanaman Beserta Fungsinya

Hormon adalah senyawa kimia yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu makhluk hidup. Gak hanya manusia, ternyata tanaman juga punya hormon loh!
Hormon pada tanaman atau dikenal dengan istilah fitohormon turut andil dalam berbagai aspek kehidupan tanaman. Mulai dari fase vegetatif hingga pematangan buah dan gugurnya daun.
Penasaran apa saja hormon yang ada pada tanaman? Yuk simak penjelasan berikut ini!
1. Auksin

Auksin merupakan hormon yang meregulasi pertumbuhan tanaman, utamanya dalam proses perpanjangan tanaman. Melansir Science Direct, keberadaan senyawa ini telah tercatat pada tahun 1880 dalam buku The Power of Movement in Plants, yang diterbitkan oleh Charles Darwin.
Produksi auksin pada tanaman biasanya dilakukan pada organ-orang yang terus mengalami pembelahan, misalnya pada meristem apikal batang, ujung akar, dan daun-daun yang masih muda. Selain berperan dalam elongasi batang, hormon ini juga mempunyai sejumlah fungsi lain.
Dalam publikasi berjudul Plant Abiotic Stress Responses and Tolerance Mechanisms, dijelaskan bahwa auksin berperan dalam perkembangan akar lateral dan adventif, mengatur perkembangan buah, meningkatkan diferensiasi jaringan vaskular, dan menghambat absisi daun.
2. Sitokinin

Dilansir laman Britannica, sitokinin merupakan hormon yang berperan dalam proses pembelahan dan diferensiasi sel. Senyawa ini banyak disintesis pada bagian akar tumbuhan sebelum didistribusikan melalui jaringan xylem menuju daun dan buah.
Selain berperan dalam diferensiasi sel, sitokinin juga punya peranan penting dalam pertumbuhan tunas lateral, perkecambahan biji, dan menunda penuaan daun.
3. Giberelin

Giberelin banyak diproduksi pada jaringan yang masih muda dan benih yang sedang berkembang. Melansir publikasi berjudul Plant Abiotic Stress Responses and Tolerance Mechanisms, hormon ini berperan dalam perkembangan serbuk sari, pembentukan buah, serta perkembangan dan perkecambahan biji.
Kekurangan hormon giberelin dapat berdampak negatif bagi tanaman. Melansir laman PubMed Central, defisiensi giberelin bisa menyebabkan tanaman menjadi kerdil, sulit berkecambah, dan menurunnya hasil panen.
4. Asam absisat

Asam absisat merupakan hormon yang berperan penting dalam aspek regulasi stres pada tanaman. Layaknya manusia, tanaman juga dapat mengalami stres jika berada pada lingkungan yang tidak sesuai, misalnya suhu yang terlalu tinggi dan kekeringan.
Keberadaan asam absisat akan membantu tanaman untuk dapat beradaptasi dan bertahan pada kondisi yang tidak optimal. Hormon ini akan mengaktifkan sejumlah mekanisme untuk meminimalisir dampak lingkungan terhadap tanaman, misalnya menutup stomata daun untuk mengurangi kehilangan air.
Selain itu, asam absisat juga mempunyai sederet fungsi lain. Melansir publikasi Frontiers in Plant Science, asam absisat berperan dalam dormansi dan perkecambahan biji, perkembangan dan pematangan buah, serta perkembangan akar.
5. Etilen

Hormon etilen berada hampir di seluruh bagian tanaman, terutama pada buah. Senyawa ini berperan dalam perkecambahan biji, perkembangan akar, penuaan tanaman, dan respon terhadap stres. Melansir laman University of Maryland, etilen juga mempunyai fungsi penting dalam produksi bunga serta pematangan buah.
Selama proses pematangan buah, etilen akan merangsang perombakan pati dan asam menjadi gula. Ini menyebabkan perubahan karakteristik buah. Buah menjadi lebih lembut, kadar gula meningkat, tingkat keasaman menurun, warna menjadi lebih gelap serta muncul aroma yang khas.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman nggak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, hormon ternyata juga turut ambil bagian dalam mengontrol berbagai proses yang terjadi pada tanaman. Mulai dari proses perkecambahan hingga pembuahan semuanya dipengaruhi oleh hormon.