Mengenal Eurofighter Typhoon, Jet Tempur Kebanggaan Eropa

Intinya sih...
- Eurofighter Typhoon adalah jet tempur multi peran bermesin ganda asal Eropa, dengan desain sayap delta dan sayap kecil canard di bagian depan badan pesawatnya.
- Jet tempur ini memiliki konstruksi airframe kelas ringan dengan 82% material komposit, serta memiliki dimensi panjang 15,96 m dan tinggi 5,28 m.
- Eurofighter Typhoon merupakan salah satu jet tempur peran ganda terbaik di dunia, mampu mengusung berbagai senjata untuk duel udara atau menyerang target militer di permukaan.
Eurofighter Typhoon adalah jet tempur multi peran bermesin ganda asal Eropa. Jet tempur kebanggaan Eropa tersebut awalnya didesain sebagai jet tempur superioritas udara termasuk kemampuannya yang mumpuni untuk melakukan duel udara jarak dekat atau dog fight dengan jet tempur musuh, namun kebutuhan pertahanan yang semakin kompleks telah menjadikan pesawat tempur tersebut menjelma menjadi pesawat multi peran yang memiliki kemampuan untuk menyerang target militer musuh di daratan dan juga fungsi pengintaian (reconnaissance mission). Namanya tak setenar jet-jet tempur asal pabrikan AS seperti F-15, F-16 atau pun F-18, namun sepak terjangnya di palagan masih dapat disaksikan hingga hari ini.
Menurut laman Airbus, jet tempur Eurofighter Typhoon dibuat oleh konsorsium negara-negara Eropa serta mewakili teknologi aviasi terbaik dari Inggris, Jerman, Italia dan Spanyol. Jet tempur tersebut merupakan program gabungan militer terbesar di Eropa dalam menciptakan jet tempur yang memiliki keunggulan avionik, aerodinamika, material airframe dan kekuatan mesin. Eurofighter Typhoon adalah penempur kebanggaan Eropa yang terus dikembangkan dan sedang menorehkan sejarahnya di dunia aviasi militer hingga hari ini.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai jet tempur canggih kebanggan Eropa ini? Simak 5 fakta menariknya berikut ini, yuk
1. Lambang kesuksesan alutsista udara Eropa
Terbang perdana di tahun 1994 dan memasuki dinas operasional pada tahun 2003, Eurofighter Typhoon adalah salah satu lambang kesuksesan alutsista udara Eropa. Jet tempur supersonik yang memiliki desain sayap berbentuk delta dan memiliki sayap kecil canard di bagian depan badan pesawatnya ini dibangun oleh konsorsium Airbus (Jerman dan Spanyol terlibat dalam program Eurofighter Typhoon melalui perusahaan dirgantara Airbus), BAE Systems (perusahaan dirgantara asal Inggris) dan Leonardo (perusahaan dirgantara asal Italia).
Dilansir laman Eurofighter, jet tempur ini merupakan perpaduan terbaik antara airframe dengan material komposit yang kuat dan sensor kendali serta sistem senjata yang mampu memberikan dukungan kemampuan tempur yang optimal baik dalam jangkauan visual jarak dekat atau pun di luar jangkauan visual (beyond visual range).
Sejumlah sumber informasi menuliskan Eurofighter Typhoon memiliki konstruksi airframe kelas ringan (lightweight construction) dengan 82% material komposit yang terdiri dari 70% komposit serat karbon dan 12% komposit serat kaca yang diperkuat dengan perkiraan umur 6.000 jam terbang.
Secara teknis Eurofighter Typhoon memiliki dimensi panjang 15,96 m dan tinggi 5,28 m serta rentang sayap (wingspan): 10,98 m. Memiliki kecepatan supersonik atau melebihi kecepatan suara dengan top speed pada Mach 2 atau sekitar 2.495 km/jam. Jet tempur ini memiliki varian kursi tunggal dan ganda namun varian kursi ganda hanya digunakan untuk latihan. Spesifikasi kinerja Eurofighter Typhoon menjadikannya sebagai salah satu jet tempur terbaik di kelasnya
2. Kemampuan multi misi yang adaptif
Meski awalnya didesain sebagai jet tempur superiotas udara untuk melakukan duel udara dengan jet tempur musuh namun dalam perjalanan waktu Eurofighter Typhoon menjelma menjadi jet tempur multi misi yang adaptif terhadap berbagai kebutuhan di medan tempur termasuk untuk menyerang sasaran darat. Menurut laman Airbus, Eurofighter Typhoon merupakan salah satu jet tempur peran ganda (swing role) terbaik di dunia. Eurofighter Typhoon dapat dengan mudah untuk beralih mode dari mode serangan udara ke udara ke mode serangan udara ke permukaan atau sebaliknya dalam satu misi yang sama. Berbagai konfigurasi muatan senjata serangan udara ke udara dan serangan udara ke permukaan dapat ditampung di 13 hardpoints station di bawah sayap delta dan badan pesawatnya.
Untuk melakukan peran ganda atau multi misi tersebut, Eurofighter Typhoon mampu mengusung sejumlah senjata yang mumpuni untuk melakukan duel udara atau pun menyerang target militer di permukaan. Menurut laman Royal Air Force, senjata-senjata yang dapat dibawa oleh Eurofighter Typhoon meliputi senjata internal peluru canon Mauser BK 27 mm, peluru kendali (rudal) udara ke udara seperti: AIM-9 Sidewinder, AIM-120 AMRAAM, IRIS-T, ASRAAM dan rudal Meteor. Untuk rudal udara ke permukaan (target serang darat) yang dapat diusungnya meliputi rudal: Taurus KEPD 350, Storm Shadow, dan Brimstone II. Selain rudal, Eurofighter Typhoon juga mampu mengusung bom berpemandu yang meliputi bom dari keluarga Paveway II dan bom Joint Direct Attack Munition (JDAM).
3. Dioperasikan sejumlah negara di luar Eropa
Operator utama dari jet tempur Eurofighter Typhoon ini adalah angkatan udara dari negara-negara Eropa pengusung programnya yaitu: Royal Air Force (AU Inggris), Luftwaffe (AU Jerman), AU Italia dan AU Spanyol. Terdapat pula negara Eropa di luar 4 konsorsium tersebut yang mengoperasikan jet tempur ini, yaitu: AU Austria. Menurut laman Simpleflying, selain menjadi tulang punggung kekuatan udara sejumlah negara Eropa, jet tempur tersebut juga dijual ke negara-negara lainnya. Untuk varian ekspornya, sejumlah negara di Timur Tengah mengoperasikan jet tempur ini untuk angkatan udaranya yaitu: Kerajaan Arab Saudi, Oman, Kuwait dan Qatar. Total secara kumulatif telah ada sekitar 680 pesawat yang telah diorder hingga tahun 2035.
Seiring perjalanan waktu kemampuan Eurofighter Typhoon ini juga diupgrade hingga melahirkan sejumlah varian pesawat dengan pembaruan teknologi yang lebih canggih dari versi awalnya. Menurut Airbus, berkat pengembangan yang terus berkelanjutan hingga hari ini, Eurofighter Typhoon akan tetap menjadi salah satu jet canggih di dunia dalam jangka panjang. Pesawat tempur ini akan tetap menjadi tulang punggung pertahanan angkatan udara Eropa hingga sekitar tahun 2050-an, Eurofighter Typhoon telah meletakkan fondasi teknologi penting bagi platform pesawat tempur generasi berikutnya di masa depan.
4. Combat Proven
Eurofighter Typhoon adalah jet tempur modern yang telah mendapatkan predikat combat proven atau telah teruji dalam medan tempur sesungguhnya. Menurut laman aviasi Key Aero, debut perang pertama yang dilakoninya terjadi di tahun 2011 ketika terlibat dalam intervensi militer yang dimotori NATO untuk mengatasi perang saudara di Libya. Intervensi militer tersebut dilakukan untuk menegakkan resolusi Dewan Keamanan PBB no. 1973 untuk melindungi pihak sipil dari konflik bersenjata antara pasukan loyalis Muammar Gaddafi dan kelompok yang ingin menggulingkan pemerintahannya. Dalam konflik tersebut Eurofighter Typhoon milik AU Italia dan AU Inggris melakukan pengintaian dan penyerangan target militer yang dianggap membahayakan pihak sipil dalam konflik tersebut.
Eurofighter Typhoon juga diketahui terlibat dalam konflik militer yang melibatkan AS dan negara-negara sekutunya seperti perang di Irak dan Suriah di tahun 2015. Keterlibatan Eurofighter Typhoon dalam konflik militer terbaru adalah digunakannya Eurofighter Typhoon milik AU Inggris untuk menyerang target militer milisi Houthi di tahun 2024 silam dalam krisis konflik di Laut Merah. Eurofighter Typhoon dikenal karena kemampuan manuvernya yang unggul di ketinggian rendah maupun di ketinggian tinggi. Selama pengoperasiannya belum pernah ada laporan jet tempur tersebut ditembak jatuh oleh pihak lawan
5. Pilotnya mengenakan helm canggih
Salah satu fakta menarik dari jet tempur Eurofighter Typhoon ini adalah helm canggih yang dikenakan oleh para pilotnya. Pilot Eurofighter Typhoon mengenakan Helmet-Mounted Symbology System (HMSS) yang dikembangkan oleh BAE Systems. Menurut laman Bae Systems, senjata terbaru Eurofighter Typhoon bukanlah sesuatu yang digantungkan di bawah sayap, melainkan sistem dengan "otak" yang terletak di kepala pilot. Helmet Mounted Symbology System merupakan support system dan helm canggih yang memungkinkan pilot "melihat" melalui badan pesawat yang memberikan keuntungan dalam pengambilan keputusan yang harus diambil dalam hitungan detik.
Helm yang juga dikenal dengan nama Striker ini mampu mengunci sasaran dengan pandangan mata pilotnya, pilot dapat melihat beberapa target dan menguncinya. Semua data penerbangan, peringatan dan sebagainya ditampilkan di dalam visor helm tersebut. Dalam sistem konvensional pilot harus mengarahkan pesawat ke arah sasaran yang ingin mereka tembak agar musuh berada dalam jangkauan sebelum mereka menggunakan senjata mereka. Helmet-Mounted Symbology System memungkinkan pilot membiarkan helmnya untuk mengarahkan pesawat melalui pandangan mata sang pilot tanpa harus membuang waktu penting untuk melakukan gerakan manuver pesawat secara manual.
Semoga informasi ini bisa menambah wawasan kamu mengenai jet tempur yang menjadi kebanggaan Eropa ini, ya!