Mengenal Penyu Belimbing, Reptil Pemakan Ubur-Ubur

Penyu belimbing ialah jenis penyu terbesar di dunia. Tidak seperti penyu pada umumnya, penyu belimbing tidak mempunyai cangkang dan sisik yang keras. Tektsur kulitnya justru seperti karet ban, tebal dengan tekstur yang kasar.
Penyu belimbing yang memiliki nama latin Dermochelys coriacea dapat ditemukan di perairan Samudera Hindia, Laut Cina Selatan, Samudera Pasifik, perairan di Maluku, Sumatera, hingga Selatan Jawa. Penyu belimbing juga dikenal sebagai penyelam yang tangguh, terbukti mereka dapat menyelam hingga 1.200 meter.
Reptil terbesar yang satu ini tentu memiliki keunikan tersendiri. Selain penyelam handal, mereka juga memangsa ubur-ubur sebagai makanan utama. Untuk mengenal lebih jauh perihal penyu belimbing, yuk, baca penjelasannya di bawah ini!
1. Penyu terbesar di dunia

Penyu belimbing atau leatherback sea turtlce ialah penyu terbesar di dunia, reptil berdarah dingin tersebut terkadang bertingkah selayaknya mamalia berdarah panas. Mereka bahkan mampu membawa dirinya menyelam sedalam paus.
Secara visual penyu belimbing memiliki warna kulit yang lebih gelap, tanpa sisik, kepalanya besar, juga mulutnya yang berbentuk paruh pendek. Diketahui berat maksimal penyu belimbing mencapai 700 kg dengan panjang 305 cm. Pada tahun 1989 di Inggirs tercatat pernah ditemukan penyu belimbing jantan dengan berat 916 kg, penyu tersebut ditemukan dalam kondisi tenggelam dan mati di jaring ikan.
Pada penyu betina rata-rata memiliki berat 360 kg dan penyu jantan 453 kg dengan panjang kedua jenis kelamin antara 1,2 sampai 2,4 meter. Beberapa ciri menonjol dari penyu belimbing ialah sirip depannya panjang dari penyu biasa, tekstur rahangnya yang lunak dan punggungnya yang menyerupai buah belimbing.
2. Pemakan ubur-ubur

Penyu belimbing termasuk reptil aktif yang terus berimigrasi dari habitat satu ke tempat lainnya hal ini dilakukan untuk mencari makan, bertelur, dan berkembang. Jika di daratan mereka akan bergerak lebih lambat, sebaliknya saat di air mereka dapat berenang dengan kecepatan 35 km/jam.
Invertebrata seperti plankton, alga dan vertebrata adalah makanan kesukaan penyu belimbing. Tidak hanya itu saja, penyu belimbing justru lebih menyukai memangsa ubur-bubur dan hewan laut yang bertubuh lunak termasuk cumi-cumi. Mereka akan menyergap mangsanya dengan berbagai cara seperti melalui aroma kimia dan penglihatan penyu sendiri.
Salah satu alasan kenapa penyu belimbing dapat mencapai bobot yang besar karena penyu belimbing hanya memangsa makanan yang rendah energi dan rendah protein seperti pada hewan laun yang tubuhnya lunak yaitu ubur-ubur.
3. Bertelur 100 butir

Hingga saat ini penyu belimbing masih dapat ditemukan di perairan Indonesia khususnya Papua dan Maluku. Penyu belimbing juga menempati urutan keempat terbesar di jenis reptil dan spesies terakhir yang masih ada dari keluarga dermochelyidae, sedangkan tujuh spesies lainnya telah punah.
Pada musim kawin, biasanya penyu betina dapat menghasilkan telur sebanyak 100 butir hanya dalam satu waktu. Penyu belimbing juga akan bertelur dalam dua atau tiga tahun sekali. Meskipun demikian, tidak jarang penyu belimbing mengalami masalah pada telurnya. Diketahui setengah dari telur yang ia keluarkan tidak memiliki kuning telur sehingga tidak dapat menjadi tukik.
Saat bertelur penyu betina akan naik ke daratan dan kembali ke laut setelah berhasil mengeluarkan telur-telurnya di dalam sarang. Reptil yang satu ini juga lebih menyukai daratan supra litoral dan pantai dengan kawasan yang berpasir dan tidak terlalu landai untuk bertelur. Pantai tropis yang luas, panjang, ditambah dengan kemiringan yang curam serta pasir yang dalam dan tidak terlalu banyak bebatuan adalah tempat yang disukai penyu belimbing.
Nah, semoga informasi mengenai kehidupan penyu belimbing dapat menambah wawasan kamu, ya. Penyu belimbing adalah reptil terbesar di dunia, salah satu keunikannya mereka dapat menyelam dengan kedalaman yang setara dengan paus. Namun, sayangnya kehadiran penyu belimbing semakin menurun secara global. Di Indonesia sendiri penyu belimbing termasuk reptil yang dilindungi dan tidak boleh diburu sejak tahun 1987.