Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Quipu, Sistem Pencatatan Tanpa Huruf Peradaban Inca

Quipu (commons.wikimedia.org/Pi3.124)
Intinya sih...
  • Quipu terbuat dari tali yang disimpul, mencatat informasi penting dengan warna, panjang, dan jenis simpul.
  • Menggunakan tali dari bahan alami Pegunungan Andes seperti serat alpaka dan kapas.
  • Panjang tali dan warna simpul quipu memiliki arti tersendiri, serta hanya bisa diartikan oleh orang terlatih.

Bangsa Inca yang bermukim di Amerika Selatan pada abad ke-14 meninggalkan jejak peradaban yang luar biasa. Kamu pastinya sudah pernah mendengar tentang Machu Picchu, bukan? Ya, situs Warisan Dunia UNESCO itu adalah salah satu peninggalan bangsa Inca.

Kalau dilihat dari begitu masifnya peninggalan bangsa Inca, di benak kita terbayang bangsa yang maju. Namun, siapa sangka ternyata mereka tidak mengenal tulisan. Ini bukan berarti mereka tidak mencatat, lho. Catatan kependudukan, hasil panen, hingga surat menyurat dilakukan bangsa Inca layaknya bangsa lain.

Lalu, bagaimana cara mereka ‘menulis’? Nah, alih-alih menggunakan huruf, mereka mencatat segalanya dengan simpul tali. Sistem pencatatatan unik ini disebut quipu. Berikut informasi seputar quipu yang layak untuk kamu simak.

1. Quipu terbuat dari tali yang disimpul

Quipu di Museum Seni Pra-Columbus Chile (commons.wikimedia.org/Yastay)

Dilansir Peruforless, quipu dalam bahasa Quechua berarti simpul. Quipu terdiri dari seutas tali utama dengan tali-tali kecil yang tergantung padanya. Setiap tali kecil memiliki simpul yang berbeda jenis dan posisi. Warna, panjang tali, jenis simpul, dan posisinya menentukan informasi tertentu, mulai dari angka, data pajak, sensus penduduk, hingga catatan logistik. Para ahli meyakini bahwa quipu adalah sistem pencatatan desimal yang canggih.

2. Menggunakan tali dari bahan alami Pegunungan Andes

Pegunungan Andes (pexels.com/Chelsea Cook)

Quipu dibuat dari bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di wilayah Pegunungan Andes, terutama serat dari alpaka, llama, dan kapas. Serat hewan seperti alpaka dan llama dipilih karena kuat, lentur, dan tahan lama, sementara kapas lebih sering digunakan di daerah pesisir yang hangat. Tali-tali ini dipilin dengan arah tertentu yang bisa memengaruhi arti simpulnya.

3. Panjang tali dan warna simpul quipu memiliki arti tersendiri

Quipu (commons.wikimedia.org/Pi3.124)

Dalam sistem quipu, panjang dan warna tali memiliki kode khusus. Panjang tali menunjukkan urutan atau tingkat pentingnya informasi. Tali utama yang panjang biasanya menjadi pusat data. Sedangkan tali-tali yang lebih pendek yang menggantung darinya mewakili informasi spesifik atau subkategori.

Warna tali juga memiliki arti simbolis, misalnya: merah untuk militer, kuning untuk emas atau jagung, putih untuk kapas, dan hijau untuk hasil pertanian. Bahkan ada tali dengan dua warna yang dipilin bersamaan untuk menunjukkan konsep gabungan. Meskipun belum sepenuhnya terpecahkan, variasi panjang dan warna ini diyakini menjadi kunci dalam memahami isi quipu sebagai alat pencatat kompleks.

4. Quipu tidak bisa diartikan oleh sembarang orang

Riset quipu oleh sejarawan matematika Leslie Leland Locke, 1912 (commons.wikimedia.org/Leslie Leland Locke)

Quipu tidak bisa dibaca sembarang orang. Hanya mereka yang terlatih, yang disebut quipucamayoc, yang mampu mengartikannya. Dalam Kekaisaran Inca, quipucamayoc adalah semacam akuntan, arsiparis, sekaligus pengingat sejarah. Mereka bertugas mencatat jumlah penduduk, hasil panen, jumlah ternak, bahkan peristiwa penting, lalu menyampaikan informasi itu ke pemerintah pusat di Cusco (Peru).

Dilansir Britannica, untuk membaca quipu, para ahli menggunakan sistem simpul yang mewakili angka dalam format desimal. Ada tiga jenis simpul utama: simpul angka delapan mewakili angka 1, simpul panjang menunjukkan angka 2--9, dan simpul tunggal digunakan untuk kelipatan seperti puluhan, ratusan, atau ribuan.

5. Sistem quipu bertahan hingga Spanyol datang

Detail quipu (commons.wikimedia.org/Steven Damron)

Saat penjajah Spanyol datang pada abad ke-16, banyak quipu dihancurkan karena dianggap sebagai bagian dari sihir atau pemujaan pagan. Mereka memaksakan sistem tulisan Latin dan menghentikan penggunaan quipu secara resmi. Akibatnya, ilmu membaca quipu pun ikut hilang.

Kini, menurut Smithsonian Institution, terdapat sekitar 600 peninggalan quipu yang masih terus diteliti oleh ilmuwan. Riset ini bertujuan untuk mengungkap apakah quipu benar-benar menyimpan cerita atau bahkan bisa dianggap sebagai bentuk sistem tulisan non-alfabet paling kompleks di dunia.

Quipu bukan hanya artefak unik, tetapi juga simbol kecerdikan masyarakat Andes. Dalam keterbatasan teknologi tulis-menulis, mereka mampu menciptakan sistem pencatatan efisien yang mendukung birokrasi kekaisaran yang luas. Quipu mengajarkan kita bahwa tulisan tak harus berupa huruf di atas kertas, kadang simpul pada tali bisa berbicara lebih banyak daripada tinta.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us