Mengenal Sindrom Kessler, Mengapa Bisa Mengancam Keamanan Antariksa?

Dalam beberapa dekade terakhir, antariksa yang menjadi tempat eksplorasi manusia mulai dipenuhi dengan sampah. Sampah-sampah ini tidak hanya berasal dari satelit yang sudah tidak berfungsi, tetapi juga bagian dari roket, fragmen-fragmen yang tercipta akibat tabrakan antar benda antariksa, dan hasil dari uji coba senjata anti-satelit yang dilakukan beberapa negara.
Salah satu fenomena yang paling dibicarakan terkait masalah ini adalah Sindrom Kessler, sebuah teori yang dapat menggambarkan bagaimana sampah antariksa berpotensi membahayakan kehidupan di Bumi dan kemajuan penelitian luar angkasa.
Lantas, apa itu Sindrom Kessler, dan mengapa berbahaya? Mari kita bahas!
1. Apa itu Sindrom Kessler?
Sindrom Kessler adalah sebuah teori yang pertama kali diajukan oleh ilmuwan NASA, Donald Kessler, pada tahun 1978. Kessler memperkenalkan ide bahwa seiring bertambahnya objek yang ada di orbit rendah Bumi (LEO), kemungkinan terjadinya tabrakan antar objek akan semakin tinggi. Setiap tabrakan ini akan menghasilkan fragmen yang lebih kecil, dan fragmen tersebut bisa menyebabkan tabrakan lagi, menciptakan efek dominio yang terus berkembang. Pada akhirnya, orbit Bumi akan dipenuhi sampah yang bergerak dengan kecepatan tinggi (hingga 27.000 km/jam), menghalangi penggunaan ruang angkasa dan bahkan mengancam misi luar angkasa.
Space.com melansir, pada tahun 2009, tabrakan antara satelit Iridium 33 dan satelit Rusia Kosmos 2251 menghasilkan hampir 2.000 potongan sampah besar. Tabrakan ini dianggap sebagai awal dari dimulainya proses Sindrom Kessler. Meskipun begitu, dampaknya belum menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur luar angkasa.