Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Iran Luncurkan Muatan Antariksa Terberat ke Orbit

Ilustrasi bendera Iran ( Sonia Sevilla, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Iran meluncurkan muatan terberatnya ke luar angkasa menggunakan roket pembawa Simorgh pada Jumat (6/12/2024). Roket itu membawa modul canggih yang dapat mengirim satelit ke orbit ketinggian yang lebih tinggi.

Peluncuran ini terjadi saat Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), menuduh Teheran berusaha meningkatkan program rudal balistik nuklir. Negara tersebut telah membantah mengembangkan senjata nuklir.

1. Roket membawa berat sekitar 300 kilogram

Media pemerintah Iran mengatakan, Simorgh merupakan kendaraan peluncur satelit berbahan bakar cair dua tahap, yang dibuat oleh Kementerian Pertahanan Iran dan Logistik Angkatan Bersenjata.

"Selama peluncurannya yang kedelapan, wahana ini mencapai tonggak sejarah baru dengan berhasil mengirimkan Blok Transfer Orbital Saman-1 dan dua muatan penelitian lain dengan berat gabungan sekitar 300 kilogram, yang mencetak rekor nasional baru untuk muatan terberat yang diluncurkan ke orbit," kata media pemerintah, dikutip dari Reuters.

Media pemerintah mengatakan modul transfer Saman-1, bersama dengan CubeSat dan muatan penelitian sudah berhasil ditempatkan di orbit elips dengan titik tertinggi mencapai 419 kilometer dan titik terendah pada 300 kilometer.

Pada Januari, Iran meluncurkan tiga satelit secara bersamaan untuk pertama kalinya menggunakan roket Simorgh. Satu satelit seberat 32 kilogram dan dua nano-satelit yang masing-masing kurang dari 10 kilogram dikirim ke orbit sejauh 450 kilometer. Dua satelit yang lebih kecil bertujuan menguji komunikasi pita sempit dan teknologi geoposisi.

Pada September, Teheran juga meluncurkan satelit penelitian Chamran-1 ke orbit sejauh 550 kilometer, yang membawa satelit Qaem-100.

2. AS khawatir terhadap pengembangan rudal balistik

Ilustrasi bendera Amerika Serikat. (Noah Wulf, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Militer AS telah mengajukan pertanyaan tentang peluncuran tersebut ke Iran, tapi belum ada tanggapan. Para ahli luar angkasa mengatakan data pelacakan tampaknya menunjukkan peluncuran tersebut berhasil menempatkan objek di orbit.

Washington sebelumnya telah meminta negara tersebut untuk tidak melakukan aktivitas terkait rudal balistik yang mampu membawa senjata nuklir karena menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sanksi PBB terkait program rudal balistik berakhir pada Oktober 2023.

“Pekerjaan Iran pada kendaraan peluncur ruang angkasa, termasuk Simorgh, mungkin akan memperpendek jangka waktu untuk memproduksi rudal balistik antarbenua, jika Iran memutuskan untuk mengembangkannya karena sistemnya memakai teknologi serupa,” kata laporan intelijen AS yang dirilis pada Juli, dikutip dari Associated Press.

Teheran telah membantah berusaha memproduksi senjata nuklir dan mengatakan program antariksanya, seperti halnya aktivitas nuklirnya, semata-mata ditujukan untuk tujuan sipil. Namun, badan intelijen AS dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan Iran memiliki program nuklir militer yang terorganisasi hingga 2003.

3. Iran memperkaya uranium

Ilustrasi fasilitas nuklir. ( Trougnouf, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Beberapa jam setelah peluncuran tersebut, Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi menyampaikan kekhawatirannya terkait Iran yang mulai memasang sentrifus canggih dan peningkatan pengayaan uraniumnya ke tingkat senjata.

Grossi mengatakan sedang mengamati tindakan ini dan jika program tersebut terus dilaksanakan, maka akan menjadi sebuah lompatan yang sangat besar.

IAEA mengatakan Teheran mulai mengisi dua kaskade sentrifus IR-6 canggih dengan uranium yang diperkaya hingga 20 persen di fasilitas bawah tanah Fordo. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan dengan 5 persen yang direncanakan sebelumnya.

Tindakan itu akan meningkatkan laju produksi secara signifikan. Secara terpisah Teheran juga akan mulai memasukkan uranium alam ke delapan kaskade IR-6 lainnya di Fordo juga untuk memproduksi uranium yang diperkaya 5 persen.

IAEA pada akhir November memperingatkan bahwa Teheran tengah bersiap untuk mulai memperkaya uranium dengan ribuan sentrifus canggih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us