Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret demonstrator drone XQ-58A Valkyrie dalam penerbangan perdananya di Arizona pada tahun 2019 (commons.wikimedia.org/88 Air Base Wing-USAF)

Intinya sih...

  • XQ-58 Valkyrie adalah drone eksperimental dengan kemampuan stealth untuk program "low cost" dan Skyborg militer AS.

  • Drone ini dirancang sebagai loyal wingman jet tempur AS, dapat terbang bersama armada jet tempur dan memiliki sejumlah varian.

  • XQ-58 Valkyrie mampu diluncurkan dengan berbagai cara, membawa muatan hingga 270 kg, dan sedang dalam tahap uji coba untuk dinas operasional di militer AS.

Tak dapat dipungkiri konflik militer di masa mordern ini telah melibatkan lebih dalam sistem Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang didesain manusia untuk membantunya dalam menjalankan dan mencapai misinya. Salah satu wujud AI dalam dunia militer adalah drone atau pesawat nirawak yang didesain untuk melakukan berbagai macam misi dari misi pengintaian, pengumpulan data hingga misi untuk menyerang target-target militer bernilai tinggi yang dilindungi oleh sistem pertahanan kuat. Salah satu drone yang tengah dikembangkan dan diberitakan secara luas adalah XQ-58 Valkyrie yang merupakan keluarga drone eksperimental dengan kemampuan siluman atau stealth buatan pabrikan Kratos Defence & Security.

Drone tersebut kini tengah diuji coba dan dikembangkan untuk kepentingan militer Amerika Serikat (AS) dan juga berita terbaru akan bekerja sama dengan Luftwaffe (AU Jerman). Dilansir laman Wright-Patterson Air Force Base, demonstrator drone XQ-58A Valkyrie telah sukses melakukan penerbangan perdananya pada tanggal 5 Maret 2019 silam di Yuma Proving Grounds, Arizona

Ingin tahu lebih lanjut mengenai spesifikasi dan apa saja kemampuan dari XQ-58Valkyrie ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Bagian dari program "low cost" drone dan Skyborg militer AS

Menurut laman Air Force Research Laboratory, XQ-58 Valkyrie didesain dan dikembangkan sebagai solusi untuk program drone berbiaya rendah AU AS  atau yang dikenal dengan nama program Low Cost Attritable Strike Demonstrator (LCASD) program. XQ-58 Valkyrie adalah platform nirawak berkecepatan tinggi yang mampu beroperasi untuk jarak jauh (long range). XQ-58 Valkyrie dibangun dan dikembangkan agar jauh lebih murah untuk dioperasikan dibandingkan dengan kendaraan berawak konvensional ataupun kendaraan nirawak lainnya.

XQ-58 Valkyrie dirancang untuk digunakan dalam berbagai misi militer, ia dibangun dengan biaya yang masih memungkinkan untuk menoleransi terjadinya kerugian unit dalam pertempuran atau combat loss yang tentu tak bisa diaplikasikan pada jet tempur berawak karena combat loss sebuah jet tempur di medan tempur akan menimbulkan kerugian biaya yang cukup besar. Selain itu, XQ-58 Valkyrie merupakan bagian dari Program Skyborg yang merupakan sebuah program pelopor AU AS untuk mengembangkan drone udara militer nirawak sebagai pengawal pesawat tempur berawak

2. Didesain sebagai loyal wingman jet tempur AS

potret demonstrator drone XQ-58A Valkyrie dalam penerbangan ke-4 nya di atas wilayah Arizona tahun 2020 silam (commons.wikimedia.org/Holly Jordan)

Jika dilihat pada sejumlah gambar dan video di kanal youtube, terlihat XQ-58 Valkyrie ini terbang bersama atau tandem dengan armada jet tempur AU AS seperti dengan jet tempur siluman F-22 Raptor dan jet tempur terbaru milik AU, AL dan Marinir AS, F-35 Lightning II yang juga memiliki fitur siluman atau tak kasat radar. Menurut laman Kratosdefense salah satu fungsi utama dari XQ-58 Valkyrie ini adalah didesain sebagai loyal wingman dari armada jet tempur yang dikawalnya. Jika pada formasi pesawat tempur konvensional, wingman adalah pilot di pesawat jet tempur lainnya yang bertindak untuk melindungi pimpinan penerbangannya (flight leader) maka pada era drone saat ini fungsi tersebut dapat dialihkan ke drone-drone canggih nirawak yang telah diprogram sesuai dengan misi yang dijalankannya.

Sebagai loyal wingman XQ-58 Valkyrie dapat dikendalikan oleh pilot di pesawat induknya atau komando di darat untuk menyelesaikan berbagai tugas seperti pengawalan, pengintaian, melakukan tembakan defensif hingga dijadikan sasaran tembakan lawan untuk melindungi armada jet tempur berawak yang dikawalnya. Secara teknis XQ-58 Valkyrie yang ditenagai oleh mesin 1 X Williams FJ33 turbofan ini memiliki panjang 9,1 m, rentang sayap: 8,2 m , dan berat maksimum untuk lepas landas hingga 2.722 kg. XQ-58. Beroperasi di kecepatan subsonik tinggi dan bisa mencapai ketinggian operasi maksimum hingga 45.000 kaki serta menjangkau jarak 5.000 km.

3. Memiliki sejumlah varian

potret demonstrator drone XQ-58A Valkyrie yang dikembangkan untuk pasukan Marinir AS (commons.wikimedia.org/U.S. Air Force)

Saat ini drone eksperimental XQ-58 Valkyrie ini telah memiliki sejumlah varian sejak kesuksesaannya melakukan penerbangan perdana di tahun 2019 silam. The War Zone melansir pabrikan Kratos telah mengonfirmasi bahwa saat ini setidaknya terdapat 5 varian yang berbeda dari keluarga drone XQ-58 Valkyrie baik yang masih dalam tahap produksi maupun sedang berada dalam tahapan pengembangan dan uji coba.

Meski detail spesifikasi dan kemampuan dari varian tambahan XQ-58 Valkyrie ini belum banyak diungkap ke publik namun setidaknya saat ini telah terdapat 2 varian utama yang secara luas telah diungkap ke publik. Varian pertama adalah XQ-58A yang merupakan prototipe asli yang tengah diuji dan dikembangkan untuk berbagai cabang militer AS seperti: AU, AL dan Korps Marinir AS. Varian kedua adalah MQ-58B yang merupakan varian untuk peperangan elektronik yang saat ini tengah dikembangkan dan diuji coba untuk Korps Marinir AS. MQ-58B akan digunakan oleh Korps Marinir AS untuk melakukan peran SEAD (Suppression of Enemy Air Defenses) atau menghancurkan pertahanan udara musuh.

4. Dapat diluncurkan dengan sejumlah cara

XQ-58A Valkyrie yang diluncurkan dengan cara jet-assisted take-off (commons.wikimedia.org/Staff Sgt. Joshua King)

Salah satu kelebihan dari XQ-58 Valkyrie ini adalah mampu diluncurkan dengan berbagai cara seperti cara konvensional seperti pesawat yang akan lepas landas ataupun cara khusus ketika di lapangan tidak tersedia landasan udara konvensional. Menurut laman National Museum of The United States Air Force cara khusus peluncuran XQ-58 Valkyrie dilakukan dengan bantuan roket atau yang dikenal dengan JATO (Jet-Assisted Take-Off) yaitu penggunaan roket kecil untuk membantu lepas landas.

Untuk peluncuran secara konvensional, XQ-58 Valkyrie telah sukses diuji coba di atas troli beroda khusus yang membantunya untuk lepas landas dari landasan udara konvensional, sistem peluncuran tersebut dikenal dengan Kratos Trolley Launch System (KTLS). Konsep peluncuran konvensional tersebut adalah sama dengan cara lepas landas jet tempur berawak di landasan datar. Kelebihan peluncuran konvensional adalah drone dapat membawa muatan bahan bakar yang lebih banyak. Untuk pendaratannya, XQ-58 Valkyrie menggunakan parasut dan airbag untuk mendarat secara aman setelah misi diselesaikan.

5. Mampu membawa muatan internal 200-an kg

potret demonstrator drone XQ-58A Valkyrie sedang menjatuhkan drone kecil ALTIUS-600 dalam sebuah uji coba di tahun 2021 silam (commons.wikimedia.org/US Air Force)

Salah satu fakta dan keunikan dari XQ-58 Valkyrie ini adalah selain fungsinya sebagai wingman,  ia juga mampu membawa muatan dengan berat sekitar 270 kg dalam ruang muatan senjata internalnya (internal weapon bay). Dilansir Air Force Research Laboratory, pada bulan Maret 2021 silam demonstrator drone XQ-58A Valkyrie berhasil menyelesaikan uji penerbangannya yang ke-6 dan untuk pertama kalinya berhasil melepaskan (released) muatan dari ruang penyimpanan internalnya.

Muatan yang dilepaskannya saat itu adalah drone kecil bernama ALTIUS 600. ALTIUS 600 adalah pesawat nirawak kecil dengan berat sekitar 12,25 kg yang dapat diluncurkan dari udara untuk kepentingan pengumpulan data intelijen secara real time termasuk melakukan peperangan elektronik sebagai anti drone pihak lawan dan mengacaukan sistem pertahanan lawannya dengan meretas sistemnya secara elektronik.

Drone XQ-58 Valkyrie memang masih dalam tahap uji coba dan pengembangan untuk disempurnakan sebelum memasuki dinas operasional di militer AS utamanya di AL dan Korps Marinir AS. Drone tersebut memiliki potensi besar untuk merubah jalannya pertempuran di masa depan. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu mengenai salah satu drone militer canggih yang sedang dikembangkan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team