Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serangan Drone Ukraina Ganggu Penerbangan Pemimpin Dunia ke Moskow

Pesawat Aeroflot. (unsplash.com/robert_aardenburg)
Pesawat Aeroflot. (unsplash.com/robert_aardenburg)

Jakarta, IDN Times - Ukraina masih terus melanjutkan serangan drone ke ibu kota Rusia, Moskow dan sekitarnya pada Rabu (7/5/2025). Langkah ini dilakukan menjelang parade militer Hari Kemenangan untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia II ke-80 tahun. 

Sehari sebelumnya, Kiev mendesak negara-negara lain ikut memboikot peringatan Hari Kemenangan di Moskow. Ukraina menyebut bahwa Rusia sebenarnya adalah negara agresor, bukan liberator Eropa dari Nazi Jerman. 

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan gencatan senjata selama 3 hari untuk memperingati perayaan Hari Kemenangan. Namun, tawaran itu ditolak oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy karena terlalu singkat dan mengusulkan 30 hari gencatan senjata. 

1. Presiden Serbia terpaksa mendarat darurat di Azerbaijan

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic. (x.com/avucic)
Presiden Serbia, Aleksandar Vucic. (x.com/avucic)

Di tengah serangan drone Ukraina, penerbangan di sejumlah area di Rusia, terutama di Moskow terpaksa dibatalkan atau ditunda beberapa jam. Salah satu yang terdampak adalah Presiden Serbia Aleksandar Vucic. 

Melansir The Moscow Times, pesawat yang ditumpangi Vucic terpaksa mendarat darurat di Baku, Azerbaijan. Kemudian ia diketahui sudah mendarat di Moskow dan disambut oleh Duta Besar Rusia di Beograd, Alexander Botsan-Kharchenko. 

Sementara itu, Vucic sempat menuding negara-negara Barat berusaha mencegahnya berkunjung ke Rusia. Pernyataan itu menyusul penutupan wilayah udara negara-negara Baltik bagi pemimpin yang akan menghadiri parade Hari Kemenangan. 

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim berhasil menjatuhkan 524 drone di seluruh negeri dalam semalam. Serangan drone Ukraina ini disebut menjadi yang terbesar sejak dimulainya invasi skala besar Rusia ke Ukraina. 

2. Ribuan penumpang pesawat terlantar di sejumlah bandara Rusia

Otoritas Penerbangan Rusia (Rosaviatsiya) sudah mengumumkan penundaan penerbangan di beberapa bandara di Moskow, seperti Bandara Domodedovo, Vnukovo, dan Zhukovsky. Selain itu, bandara di Nizhny Novgorod, Kirov, Yaroslavl, Kaza, dan lainnya juga sudah diperingatkan soal kemungkinan pembatalan. 

"Pembatasan penerbangan di sejumlah bandara di Moskow ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan sipil di Rusia," ungkap Juru Bicara Rosaviatsiya, Artyom Korenyako. 

Sementara di Siberia, lebih dari 4 ribu penumpang terlantar di bandara di 10 kota. Hal ini disebabkan oleh pembatasan penerbangan di tiga bandara utama Moskow yang berujung pada keterlambatan pesawat di kawasan Siberia. 

Maskapai penerbangan besar, seperti Aeroflot, Pobeda, dan S7 sudah mengumumkan gangguan ini dan membatalkan sejumlah penerbangan. S7 sudah berjanji untuk mengembalikan seluruh tiket pesawat atau menggantinya dengan penerbangan lain. 

3. Rusia klaim ingin merayakan Hari Kemenangan dengan tenang

Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)
Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, akan memastikan keamanan dalam parade militer Hari Kemenangan ke-80. Ia mengklaim Ukraina menunjukkan sikap alamiahnya dengan menyerang Moskow. 

"Rezim Kiev sudah menunjukkan sifat alamiahnya yang mengarah pada aksi terorisme. Pasukan khusus dan militer kami akan melakukan apapun untuk memastikan perayaan Hari Kemenangan dengan suasana tenang, stabil, dan damai," ungkapnya. 

Ia mengaku masih mempertanyakaan apa sebenarnya tujuan dari Ukraina untuk melancarkan serangan drone ke Moskow dan sekitarnya menjelang perayaan Hari Kemenangan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us