udang (pixabay.com/Robert Owen Wahl)
Ilmuwan sepakat bahwa aktivitas manusia adalah alasan utama zona mati tercipta. Faktor pertama yang mendorong eutrofikasi adalah berkurangnya predator fitoplankton dan alga yang membuat populasi tidak terkontrol.
Seperti yang dijelaskan Philip Lymbery dalam bukunya berjudul Dead Zone: Where the Wild Things Were, predator ini bisa berupa ikan dan udang yang ditangkap sebagai sumber pangan manusia. Sering kali ditangkap dalam jumlah yang berlebih dan dengan teknik-teknik yang merusak dasar laut.
Kedua, penggunaan pupuk kimia untuk pertanian yang sisanya bermuara ke lautan dan menyebabkan naiknya kadar nitrogen dan fosfat di perairan. Keduanya adalah nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan, tetapi memicu eutrofikasi ketika jumlahnya berlebih.
Altieri dan Gedan mengulik faktor pemanasan global sebagai salah satu penyebab eutrofikasi dan perairan anoksik. Menurut mereka, kenaikan temperatur memiliki kontribusi terhadap perluasan zona mati.
Hal ini terjadi karena air yang hangat memiliki tingkat kelarutan oksigen yang rendah. Itulah mengapa organisme laut memilih hidup di perairan yang lebih dalam dan menghindari permukaan yang terpapar matahari. Air yang hangat juga bisa meningkatkan metabolisme hewan sehingga kebutuhan mereka akan oksigen pun ikut naik.