7 Hewan yang Punah Akibat Perbuatan Manusia, Ada yang sampai Dua Kali

Ada rencana untuk menghidupkan mereka kembali

Beberapa spesies hewan tercatat punah akibat dari perbuatan manusia. Aktivitas dan kegiatan manusia seperti penggundulan hutan, dapat merusak lingkungan dan ekosistem, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap kepunahan suatu spesies.

Perburuan yang dilakukan manusia terhadap hewan juga menjadi penyebab punahnya suatu spesies. Entah untuk bahan pangan maupun untuk kebutuhan lainnya, perburuan yang berlebihan dapat berujung pada punahnya suatu spesies.

Kepunahan suatu spesies tentu dapat mengganggu keseimbangan alam dan ekosistem. Berikut tujuh spesies hewan yang punah akibat perbuatan manusia. 

1. Sapi laut Steller

7 Hewan yang Punah Akibat Perbuatan Manusia, Ada yang sampai Dua Kalimodel dan kerangka sapi laut Steller (commons.wikimedia.org/KKPCW)

Sapi laut Steller merupakan mamalia laut yang resmi dideskripsikan pertama kali oleh Georg Wilhelm Steller tahun 1741. Sayangnya, hewan ini tercatat sebagai mamalia laut pertama dalam sejarah yang punah akibat perbuatan manusia.

Dilansir jurnal pada laman Nature tahun 2021, kelompok terakhir dari mamalia berukuran besar ini hidup di Rusia, tepatnya di Pulau Commander. Merekapunah sekitar paruh kedua abad ke-18.

Para pelaut memburu sapi laut Steller demi mendapatkan daging dan lemaknya. Natural History Museum melansir bahwa hal lain yang secara tak langsung meningkatkan perburuan hewan bernama ilmiah Hydrodamalis gigas ini adalah tren fashion pada masa itu. Topi dan mantel dari bulu hewan menjadi tren di Eropa dan Amerika hingga permintaan pasar akan bulu hewan juga tinggi. 

Berang-berang laut diburu oleh pedagang bulu hewan untuk diambil bulunya. Populasi berang-berang laut diketahui banyak tersebar di kepulauan sekitar habitat sapi laut Steller, dari Jepang hingga Amerika Utara. Hal ini akhirnya juga meningkatkan perburuan sapi laut Steller.

Demi mencukupi stok makanan, pedagang-pedagang yang memburu berang-berang laut akhirnya juga memburu sapi laut Steller untuk cadangan makanan mereka. Tingginya perburuan ini akhirnya berujung pada kepunahan sapi laut Steller. 

2. Auk besar

7 Hewan yang Punah Akibat Perbuatan Manusia, Ada yang sampai Dua Kaliilustrasi auk besar (commons.wikimedia.org/John James Audubon, Bird Artist of America)

Mirip seperti penguin, auk besar merupakan burung laut yang tak dapat terbang. Dilansir National Geographic, hewan asal Arktik ini punah pada 3 Juli 1844, setelah para nelayan membunuh pasangan auk besar terakhir di dunia, di pulau Eldey, Islandia. Sebelumnya, ada jutaan populasi auk besar, tapi perburuan yang berlebihan akhirnya membawa spesies bernama ilmiah Pinguinus impennis ini pada kepunahannya.

Awalnya auk besar diburu untuk diambil dagingnya. Daging auk besar dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan umpan memancing. Namun lemak, telur, dan bulu mereka diperjual belikan secara komersial. Hal ini membuat perburuan auk besar menjadi tak terkendali sejak tahun 1770-an.

Dilansir laman The New York Times, orang-orang membayar mahal untuk telur dan kulit auk besar. Orang-orang yang menemukan pasangan auk terakhir dikatakan mencekik kedua burung tersebut, dan menghancurkan telur mereka. 

3. Harimau Tasmania

7 Hewan yang Punah Akibat Perbuatan Manusia, Ada yang sampai Dua Kaliharimau Tasmania di kebun binatang Hobart (commons.wikimedia.org/FunkMonk)

Harimau Tasmania merupakan hewan asal Australia yang resmi dinyatakan punah pada 1982. Hewan terakhir dari spesies ini mati pada 7 September 1936 di kebun binatang Hobart, dua bulan setelah statusnya ditetapkan sebagai hewan dilindungi.

Dilansir Smithsonian Magazine, dari tahun 1910--2019 ada beberapa laporan bahwa hewan ini terlihat di alam bebas. Sayangnya, petugas belum juga menemukan dan membuktikan keberadaan hewan ini.

Karnivor yang juga dikenal sebagai Thylacine ini, merupakan hewan marsupial terbesar di dunia, dengan tubuh mirip seperti anjing dengan corak mirip harimau di bagian punggungnya. Mereka dianggap sebagai predator bagi ternak domba, yang menyebabkan kerugian bagi peternak. Hal ini membuat perburuan berhadiah terhadap harimau Tasmania sempat diadakan pada tahun 1888. Perburuan semakin marak dilakukan, hingga hewan ini akhirnya punah. 

Ada kabar bahwa harimau Tasmania berpotensi untuk "dihidupkan" kembali. Jurnal pada laman Nature menyebutkan bahwa RNA dari sampel hewan bernama ilmiah Thylacinus cynocephalus ini berhasil dihidupkan. Kemungkinan dikembalikannya hewan ini masih dalam kontroversi, dan masih dalam proses penelitian mendalam. 

Baca Juga: Sempat Punah, 5 Hewan Ini Ditemukan Kembali di Alam Bebas

4. Burung dodo

7 Hewan yang Punah Akibat Perbuatan Manusia, Ada yang sampai Dua Kalimodel burung dodo di museum (commons.wikimedia.org/BazzaDaRambler)

Burung dodo merupakan hewan asli pulau Mauritius yang punah pada abad ke-17. Discover Wildlife melansir bahwa burung berukuran besar dan tidak dapat terbang ini hidup di lingkungan yang aman dengan banyak makanan, tanpa adanya predator. Namun, keberadaan burung ini mulai terancam sejak kedatangan orang-orang Eropa ke Mauritius.

Para pendatang yang menetap di Mauritius turut membawa hewan-hewan mereka yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi hewan sekitar. Para pendatang mulai memburu burung dodo untuk dimakan.

Namun, pelaut dan hewan-hewan yang mereka bawa juga merusak sarang burung dodo, dan menghancurkan telur-telurnya. Dilansir National Geographic, tercatat bahwa burung-burung dodo juga dibunuh untuk gubernur Mauritius pada saat itu, Hubert Hugo, pada tahun 1673.

Burung dodo adalah salah satu spesies yang masuk dalam daftar hewan punah yang berpotensi untuk dihidupkan kembali. Natural History Museum melansir bahwa para peneliti menggunakan teknologi pengurutan DNA untuk mengurutkan DNA burung dodo yang diperoleh dari spesimen. Ide menghidupkan kembali spesies yang punah ini masih dalam penelitian mendalam, dan menimbulkan berbagai kontroversi.

5. Moa

7 Hewan yang Punah Akibat Perbuatan Manusia, Ada yang sampai Dua Kaliilustrasi manusia berburu burung moa (commons.wikimedia.org/Joseph Smit)

Moa adalah jenis burung yang tak dapat terbang. Burung asal Selandia Baru ini berkerabat dengan burung unta dan emu, dengan tinggi badan mencapai 3 meter, dan berat mencapai 250 kg. Fosil burung ini ditemukan tahun 1839 oleh ahli anatomi dan paleontologi asal Inggris, Sir Richard Owen. Dilansir The Guardian, burung ini punah sekitar 500--600 tahun lalu. Tulang belulang dan kerak-kerak telur moa sempat diperjual belikan dengan harga tinggi.

Mirip seperti burung dodo, kepunahan burung moa juga berawal dari kedatangan manusia. National Museum of Ireland melansir bahwa burung ini diburu untuk menjadi sumber makanan bagi para pendatang, yang saat itu merupakan orang-orang Eropa.

Imigran tersebut juga turut membawa hewan-hewan mereka yang akhirnya berdampak buruk bagi kehidupan hewan yang ada di Selandia Baru. Diduga burung ini punah hanya sekitar seratus tahun sejak kedatangan para imigran Eropa.

6. Merpati penumpang

7 Hewan yang Punah Akibat Perbuatan Manusia, Ada yang sampai Dua Kalimodel burung merpati penumpang di museum (commons.wikimedia.org/Cephas)

Kepunahan burung merpati penumpang atau passenger pigeon cukup mengagetkan. Pasalnya, hewan ini punah dalam waktu yang amat singkat. Dilansir Forbes, populasi merpati penumpang yang awalnya berjumlah sekitar 3 miliar berubah menjadi nol, hanya dalam waktu 50 tahun. Burung bernama ilmiah Ectopistes migratorius ini diduga punah akibat perburuan dan kehilangan habitat.

Merpati penumpang pertama kali diidentifikasi oleh John James Audubon pada tahun 1833. Dilansir Audubon, burung merpati penumpang terakhir di dunia mati di kebun binatang Cincinnati pada tahun 1914.

Pengggundulan hutan juga merusak dan mengurangi habitat burung ini, yang akhirnya berkontribusi terhadap penurunan populasi burung. Daging burung ini juga diperjual belikan secara komersial, sehingga rentan terhadap perburuan. Kawanan burung ini bergerak dan berpindah dalam kelompok besar, yang memudahkan para pemburu untuk menangkap mereka. 

7. Pyrenean ibex

7 Hewan yang Punah Akibat Perbuatan Manusia, Ada yang sampai Dua Kalimodel pyrenean ibex di sebuah museum (commons.wikimedia.org/KKPCW)

Pyrenean ibex atau bucardo adalah sejenis kambing gunung liar yang berukuran cukup besar. Kepunahan pyrenean ibex cukup unik, di mana hewan ini mengalami kepunahan sebanyak dua kali. Dilansir Forbes, sejak tahun 1800-an populasi hewan bernama ilmiah Capra pyrenaica pyrenaica ini berkurang drastis dalam kurun waktu 200 tahun akibat diburu secara berlebihan.

Dilansir National Geographic, di tahun 1989 hanya tersisa sekitar 12 ekor pyrenean ibex di dunia. Perburuan pyrenean ibex pun dilarang sejak tahun 1913. Sayangnya, pada Januari tahun 2000, Celia, pyrenean ibex terakhir di bumi, mati akibat tertimpa pohon di taman nasional Spanyol. Namun, status punah ini sempat tersingkirkan tiga tahun kemudian.

Tahun 2003, seekor anak pyrenean ibex betina lahir. Anak tersebut merupakah hasil kloning yang spesimennya diambil dari kulit ibex yang telah dibekukan pada tahun 1999. Sayangnya, beberapa menit setelah lahir, ia mengalami gagal napas dan akhirnya mati, sehingga pyrenean ibex kembali punah.

Perburuan berlebihan dan perusakan alam yang dilakukan manusia menyebabkan punahnya beberapa spesies hewan. Hal ini tentunya mempengaruhi keseimbangan alam yang akan mempengaruhi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi membuka kemungkinan dikembalikannya hewan-hewan tersebut ke dunia, yang mengembalikannya dari kepunahan. 

Baca Juga: 5 Hewan Beracun yang Hidup di Gurun Sahara, Hati-hati!

MONICA GRACIA R P Photo Verified Writer MONICA GRACIA R P

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya