9 Negara Terhijau di Dunia, Bagaimana Indonesia?

Denmark menempati urutan pertama sebagai negara terhijau di dunia dengan skor EPI 82,5. Negara ini unggul dalam hampir semua indikator kesehatan lingkungan karena sejarah panjangnya dalam membuat komitmen signifikan untuk meningkatkan kualitas udara, sanitasi yang maju, dan air minum yang aman. Selain itu, Denmark dikenal dengan kebijakan emisi gas rumah kaca yang efisien dan upayanya untuk mencegah perubahan iklim.

Berada di posisi kedua, Luxembourg memperoleh skor EPI 82,3. Luxembourg menonjol dalam beberapa kategori indikator, yaitu vitalitas ekosistem (peringkat kedua), pencemaran logam berat (peringkat tujuh) dan sumber daya air (peringkat kesembilan). Setelah menjadi salah satu negara terhijau di dunia pada 2020, Luxembourg kemudian menyabet gelar negara terkaya di dunia menurut Global Finance Magazine dengan GDP per kapita sebesar $118.359,5.

Negara yang dikenal sebagai negara netral ini ternyata menduduki posisi ketiga sebagai negara terhijau di dunia. Dengan skor EPI sebesar 81,5 negara ini telah berfokus pada produksi sumber daya dengan menggunakan energi terbarukan. Selain itu, Swiss memiliki sumber air terbersih di dunia.

Seperti yang dijelaskan di situs SwissWorld, "air minum yang keluar dari keran Swiss semurni air mineral dalam kemasan dan 500 kali lebih murah." Udara yang bersih, danau yang indah, dan pegunungan dengan hamparan rumput hijau menjadi ciri khas negara satu ini.

Menempati posisi keempat, UK (United Kingdom) memperoleh skor EPI 81,3. UK sendiri menempati urutan kedua dalam tingkat pertumbuhan emisi CO2, di belakang Denmark. Selain itu, UK menempati urutan keenam untuk sumber daya air dan pengolahan air limbah dengan skor 98,5. Saat ini UK memiliki sekitar 8.879 turbin angin, yang memasok listrik bersih dan berkelanjutan untuk negara tersebut.

Negara yang terkenal dengan ikon Menara Eiffel ini merupakan salah satu negara terhijau dengan skor EPI 80. Prancis telah mencapai standar dan kualitas hidup yang tinggi yang didorong oleh sistem jaminan sosial yang inklusif (tunjangan pengangguran, tunjangan tambahan, dan kebijakan redistribusi) dan akses perawatan, kesehatan, dan barang, serta layanan dasar (air, energi, makanan berkualitas, dan pendidikan) yang terbuka untuk semua orang.

Selain itu, dibandingkan dengan negara-negara lain, Prancis memiliki lebih sedikit industri, hal ini telah membantu dalam pengurangan polusi udara. 

Dengan tingkat penghijauan yang tinggi, Austria memiliki fondasi untuk kualitas airnya yang tinggi. Mengingat banyaknya pegunungan dan hutan di Austria, 100 persen air minumnya berasal dari mata air atau sumber air tanah. Pada 2009 saja, 30,1 persen konsumsi energi Austria berasal dari sumber energi terbarukan. Dengan kondisi demikian, maka tak heran jika Austria memperoleh posisi keenam sebagai negara terhijau di dunia dengan skor EPI 79,6.

Negara yang dikenal sebagai negara paling bahagia sedunia ini ternyata juga menjadi salah satu negara terhijau di dunia. Dengan skor EPI 78,9, Finlandia menduduki posisi ketujuh. Berada di urutan teratas, Finlandia memperoleh skor sempurna untuk kategori pengolahan air limbah.

Selain itu, udara, hutan, danau, dan air minum di Finlandia sangat bersih menurut standar global. Bahkan, lebih dari 80% danau Finlandia berkualitas baik atau sangat baik. Lebih dari 70% luas daratan Finlandia adalah hutan, yang menjadikan Finlandia sebagai salah satu negara dengan hutan terluas di dunia.

Menurut Indeks Kinerja Lingkungan tahunan Universitas Yale, Finlandia telah merencanakan memiliki lebih dari setengah listriknya bersumber dari energi terbarukan.

Menduduki posisi setelah Finlandia di urutan kedelapan, Swedia memperoleh skor EPI 78,7. Dibandingkan negara lain, Swedia memimpin dalam pengolahan TPA, daur ulang, serta pengolahan air limbah. Hal ini dibuktikan dengan masyarakat Swedia yang sangat berhati-hati dalam mendaur ulang wadah minuman. Dari 90 persen yang ditargetkan, 88 persen dari semua kaleng aluminium dan botol PET berada dalam sistem daur ulang.

Selain itu, tingkat polusi udara di Swedia juga sangat rendah, yaitu berada pada tingkat 10,2 mikrogram per meter kubik, dibandingkan dengan rata-rata Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sebesar 20,1.

Negara yang terakhir pada daftar ini adalah Norwegia, dengan skor EPI 77,7. Berada di posisi kesembilan, Norwegia telah meluncurkan skema pengurangan emisi CO2 yang dipercepat dan penyeimbangan karbon untuk mengurangi emisi di wilayah negara yang paling tercemar. Wilayah yang dimaksud adalah wilayah beroperasi industri minyak dan gas.

Norwegia juga telah memastikan setiap fasilitas perumahan dan komersialnya tidak melepaskan gas rumah kaca. Kondisi ini menjadi salah satu faktor Norwegia memimpin untuk kategori kualitas udara, bersama empat negara lain.

Itu dia 9 negara terhijau di dunia menurut EPI. 9 negara tersebut sama-sama berlokasi di Eropa dan merupakan negara dengan kategori "high income" menurut World Bank pada tahun 2019. Sangat disayangkan karena Indonesia masih jauh dari posisi 9 besar. Dengan skor EPI 37,8 Indonesia menempati posisi ke-117, di bawah Honduras.