pemberkatan Ratu Nzinga (commons.wikimedia.org/Giovanni Anatonio Cavazzi)
Ratu Nzinga adalah pemimpin dari kerajaan Ndongo dan Matamba, sekarang Angola yang dikenal karena kepemimpinannya dalam melawan penjajahan Portugis. Ia lahir di Kerajaan Ndongo sebagai putri Raja Ngola Kilombo Kia Kasenda pada tahun 1583. Nzinga menggunakan diplomasi cerdas dan strategi militer yang brilian untuk mempertahankan kerajaannya dari ancaman Eropa.
Ia juga dikenal karena taktik gerilyanya yang inovatif dan kemampuannya menjalin aliansi dengan kelompok-kelompok lokal untuk melawan penjajah. Sayangnya, nama Ratu Nzinga kurang dikenal dibandingkan pemimpin pria dalam sejarah kolonialisme karena beberapa faktor. Pertama, historiografi Eropa cenderung menyoroti tokoh-tokoh pria dalam perlawanan kolonial, sementara pemimpin perempuan sering kali diabaikan atau direduksi perannya.
Kedua, catatan sejarah tentang Nzinga banyak ditulis oleh sejarawan kolonial Portugis yang lebih menekankan sudut pandang penjajah daripada perjuangan pribumi. Selain itu, tidak seperti pemimpin laki-laki yang sering dianggap sebagai ikon nasional setelah kemerdekaan, warisan Nzinga tidak selalu menjadi bagian utama dari narasi sejarah negara-negara modern.
Baru belakangan ini, banyak sejarawan Afrika dan gerakan feminis yang mulai mengangkat kembali kisah kepemimpinannya, menyoroti peran strategisnya dalam diplomasi dan perlawanan terhadap kolonialisme. Nzinga meninggal pada 17 Desember 1663, diduga karena kondisi kesehatan yang semakin menurun karena usia.
Dalam pendokumentasian arsip, sayangnya perempuan tangguh pengubah sejarah sering kali terabaikan kontribusinya. Nah, dengan mengenali mereka, kita tidak hanya memberikan penghormatan yang pantas, tetapi juga menginspirasi generasi masa depan untuk terus berkarya tanpa terbatas oleh gender. Perempuan-perempuan ini membuktikan bahwa keberanian, kecerdasan, dan tekad mampu mengubah dunia, bahkan ketika sejarah tidak selalu berpihak kepada mereka.