Fakta Unik Kotoran Kelelawar, Pupuk Organik Bernilai Tinggi di Vietnam

- Guano kelelawar mengandung nutrisi super tinggi, seperti fosfat dan nitrat, yang bermanfaat bagi tanaman pertanian.
- Cara unik petani Vietnam mengumpulkan kotoran kelelawar, termasuk memanjat dinding gua dan membangun atap tinggi dengan daun palmyra.
- Guano ramah lingkungan dan aman untuk pertanian, membantu menjaga mikroorganisme alami serta meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang.
Kamu mungkin nggak menyangka kalau kotoran kelelawar ternyata bisa jadi “emas hitam” buat para petani di Vietnam. Yap, bahan yang terkesan menjijikkan ini justru punya nilai ekonomi tinggi dan mempunyai manfaat besar bagi pertanian organik. Di beberapa daerah pedesaan Vietnam, guano sebutan ilmiah untuk pupuk dari kotoran hewan seperti kelelawar dikumpulkan secara hati-hati dari tempat yang telah disediakan oleh petani. Hasilnya? Pupuk alami super kaya bernutrisi mampu menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil panen tanpa bahan kimia.
Menariknya lagi, penggunaan kotoran kelelawar sebagai pupuk organik ini bukan sekadar tradisi turun temurun, tapi juga bagian dari solusi ramah lingkungan. Di tengah meningkatnya kesadaran terhadap pertanian berkelanjutan, guano jadi alternatif populer yang bisa menggantikan pupuk sintetis. Selain ramah bagi Bumi, pengelolaan kotoran kelelawar di Vietnam juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal. Yuk, cari tahu lebih dalam gimana proses pengolahannya dan kenapa pupuk guano ini begitu berharga!
1. Guano kelelawar mengandung nutrisi super tinggi

Guano atau kotoran kelelawar memiliki nutrisi yang tinggi. Diantaranya berupa kadar fosfat dan nitrat, dikutip dari Jurnal Agrikultura 2022, Pemanfaatan Kotoran Kelelawar sebagai Pupuk Guano di Desa Bolok, Kupang Barat, Nusa Tenggara Timur, Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang. Kadar fosfat pada guano sebesar 1,030 mg/L dan 2,308 pada nitrat. Kedua kandungan ini memiliki manfaat yang besar dalam kebutuhan nutrisi bagi tanaman pertanian dalam hal pertumbuhan serta bobot tanaman. Guano juga bisa menjadi solusi alternatif dalam memberikan pemupukan untuk tanaman pertanian dan harga yang relatif terjangkau dibandingkan pupuk kimia.
2. Cara unik petani Vietnam mengumpulkan kotoran kelelawar

Ada dua kebiasaan yang dilakukan para petani atau pengepul ketika mengumpulkan kotoran kelelawar. Dilansir laman Mekong Eye, di wilayah Lang Son, Vietnam, para pengepul memanjat dinding gua tinggi hanya dengan tangan kosong untuk mengambil guano yang menempel celah batu. Sementara itu di Delta Sungai Mekong, petani membangun atap tinggi dengan atap daun palmyra sebagai tempat kelelawar bersarang. Daun palmyra menjadi satu bahan untuk menarik kelelawar hinggap dan bersarang. Semakin banyak kelelawar hinggap, maka guano yang dihasilkan semakin banyak hingga 1 ton. Kemudian setiap beberapa hari, petani mengumpulkan guano dari terpal yang dibentangkan di bawahnya, bahkan menyisir sela-sela daun untuk memastikan tidak ada kotoran yang terlewat. Cara unik ini menjadi salah satu mata pencaharian penting bagi banyak petani di Vietnam.
3. Ramah lingkungan dan aman untuk pertanian

Berbeda dari pupuk sintetis, guano tidak merusak struktur tanah. Justru membantu dalam menjaga mikroorganisme alami dan meningkatkan kesuburan jangka panjang, terutama untuk pertanian dan perkebunan. Dilansir laman Skedaddle Human Wildlife Control, kandungan nutrisi yang melimpah sangat efektif dalam memulihkan tanah yang tercemar. Hal ini membuat guano menjadi salah satu bahan alami yang memiliki nilai ekologis tinggi. Namun demikian, penggunaan serta pemanenan guano harus dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan risiko kesehatan, baik bagi petani maupun lingkungan rumah.
4. Jadi komoditas ekspor bernilai tinggi

Industri pupuk guano telah menjadi primadona sejak abad ke-20. Dilansir laman University of York, pada zaman kolonial, guano menjadi salah satu komoditas ekspor tinggi. Banyak negara agraris memanfaatkannya untuk meningkatkan hasil panen secara lebih ramah lingkungan. Tak heran, beberapa wilayah memiliki populasi kelelawar besar, mulai mengelola guano secara lebih serius karena potensi ekonomi yang menjanjikan. Sektor holtikultura dan pertanian organik, menilai guano sebagai sumber nutrisi alami yang unggul dibanding pupuk sintetis. Keunikan inilah yang membuat guano kelelawar bukan hanya sekadar kotoran hewan, tetapi juga komoditas bernilai tinggi yang mampu memberikan pemasukan siginifikan bagi daerah penghasilnya.
Dari kotoran menjadi keuntungan dan manfaat yang luar biasa. Guano kelelawar di Vietnam menjadi bukti nyata bahwa solusi pertanian berkelanjutan bisa datang dari hal-hal yang sering dianggap remeh. Pemanfaatan limbah alami ini bukan hanya meningkatkan produktivitas tanah, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal tanpa merusak lingkungan.



















