Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Ilmuwan Mengetahui Warna Dinosaurus?

blanca-paloma-sanchez-LT5NvjGYyDc-unsplash.jpg
ilustrasi dinosaurus (unsplash.com/Blanca Paloma Sánchez)
Intinya sih...
  • Warna adalah cahaya tampak yang dapat diukur dengan mata manusia dan hewan lain.
  • Sebelum penemuan melanosom, warna dinosaurus hanya hasil tebak-tebakan ilmiah.
  • Melanosom membantu para ilmuwan memetakan warna bulu dan kulit dinosaurus dengan presisi.

Manusia mengetahui keberadaan dinosaurus dari fosil yang tersebar di penjuru dunia. Fosil sendiri seringkali berupa tulang yang tentu saja bewarna cokelat atau abu-abu. Lantas, bagaimana ilmuwan bisa menentukan warna dinosaurus hanya dengan melihat fosilnya?

Ternyata, rahasia warna dinosaurus tersembunyi dalam sisa-sisa mikroskopis yang disebut melanosom. Melanosom ialah bagian dari sel yang menyimpan pigmen warna. Dengan bantuan mikroskop berteknologi tinggi, para peneliti bisa menganalisis bentuk dan pola melanosom ini untuk menebak warna bulu atau kulit dinosaurus jutaan tahun yang lalu. Mari, kita eksplorasi lebih dalam bagaimana cara para ilmuwan mengetahui warna asli dinosaurus hanya dari fosilnya?

1. Secara ilmiah, apa itu warna, dan bagaimana cara mengukurnya?

ilustrasi dinosaurus (pexels.com/Cup of  Couple)
ilustrasi dinosaurus (pexels.com/Cup of Couple)

Pada dasarnya, warna adalah cahaya tampak. Apa pun yang menyebarkan energi antara panjang gelombang 400 dan 700 nanometer disebut oleh para ilmuwan sebagai cahaya tampak. Mata manusia mampu melihat perbedaan energi yang halus dalam rentang tersebut.

Hewan lain dapat melihat warna di luar rentang tersebut. Misalnya, burung memiliki kepekaan terhadap cahaya ultraviolet, sehingga mereka dapat melihat panjang gelombang energi yang lebih pendek. Banyak serangga juga dapat melihat cahaya ultraviolet dan inframerah, yang memiliki panjang gelombang lebih panjang. Jadi,  manusia dan berbagai jenis hewan memiliki penglihatan warna yang berbeda.

2. Era tebak-tebakan

ilustrasi fosil dinosaurus (unsplash.com/Jon Butterworth)
ilustrasi fosil dinosaurus (unsplash.com/Jon Butterworth)

Sebelum abad ke-21, warna dinosaurus sebagian besar adalah hasil tebak-tebakan. Para ilmuwan membandingkan fosil dinosaurus dengan hewan modern untuk membuat hipotesis tentang warna apa yang mungkin masuk akal. Meskipun logis, pendekatan ini sebenarnya hanya bersifat spekulatif. Sebagian besar pigmen mengalami degradasi selama jutaan tahun, dan telah lama diyakini bahwa fosil tidak dapat mengawetkan bahan organik yang diperlukan untuk menunjukkan warna.

3. Penemuan melanosom

bernhard-dinger-C-FTcAxTefQ-unsplash.jpg
ilustrasi dinosaurus (unsplash.com/Bernhard Dinger)

Revolusi datang dengan penemuan melanosom pada fosil bulu dan kulit dinosaurus. Melanosom ialah organel mikroskopis di dalam sel yang memproduksi dan menyimpan melanin, pigmen yang bertanggung jawab atas warna hitam, cokelat, kemerahan, dan bahkan warna-warni pada hewan modern. Pada tahun 2008, para ilmuwan membuat terobosan penting saat menyadari bahwa butiran-butiran kecil yang terlihat di bawah mikroskop pada bulu-bulu dinosaurus — yang dulunya dianggap sebagai bakteri—sebenarnya adalah melanosom. 

Dengan membandingkan bentuk dan susunan melanosom yang membatu ini dengan yang ada pada burung yang masih hidup, para peneliti dapat menyimpulkan warna asli bulu-bulu tersebut. Misalnya, melanosom berbentuk batang biasanya dikaitkan dengan warna hitam dan abu-abu, sedangkan yang berbentuk bulat dikaitkan dengan warna cokelat kemerahan. Susunan dan kepadatan yang spesifik bahkan dapat menunjukkan warna-warni, seperti yang terlihat pada burung kolibri modern.

4. Memetakan warna dinosaurus

nico-smit-u8v_PQbZk1o-unsplash.jpg
ilustrasi dinosaurus (unsplash.com/Nico Smit)

Berkat teknik ini, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi warna dinosaurus kecil bersayap empat Anchiornis huxleyi. Berdasarkan analisis melanosom di fosil dinosaurus ini, ilmuwan berhasil mengungkap pola warna yang mencolok: bulu tubuh berwarna abu-abu, sayap bergaris-garis hitam-putih, dan jambul oranye terang di kepalanya. Ini adalah pertama kalinya seekor dinosaurus dipetakan warnanya dari kepala hingga ekor dengan presisi.

Demikian pula, Psittacosaurus pemakan tumbuhan, berkat fosil yang terawetkan dengan sangat baik, ditemukan bahwa dinosaurus ini memiliki countershading—gelap di atas dan lebih terang di bawah—pola kamuflase yang masih digunakan oleh banyak hewan modern. Penemuan ini tidak hanya mengungkap warna dinosaurus tetapi juga memberikan wawasan tentang perilaku dan habitatnya.

5. Keterbatasan dan tantangan

andy-cat-p8B5uJtHNsI-unsplash.jpg
ilustrasi dinosaurus (unsplash.com/Andy Cat)

Kendati melanosom telah membuka jendela baru untuk melihat masa lalu, melanosom tidak menjelaskan keseluruhan cerita. Melanosom dapat memperlihatkan warna hitam, cokelat, merah, dan beberapa efek warna-warni, tetapi pigmen lain—seperti karotenoid dan porfirin, yang menghasilkan warna kuning dan hijau—tidak mudah terfosilkan. Akibatnya, para ilmuwan hanya dapat merekonstruksi sebagian dari spektrum warna untuk hewan purba.

Selain itu, tidak semua fosil dinosaurus mengawetkan melanosom. Bukti terbaik datang dari spesimen yang terawetkan dengan sangat baik, sering kali yang terkubur dengan cepat dalam sedimen halus atau abu vulkanik. Sebagian besar rekonstruksi warna hingga saat ini melibatkan dinosaurus berbulu atau burung purba, di mana melanosom lebih mungkin terawetkan.

6. Manfaat yang lebih luas

blanca-paloma-sanchez-LT5NvjGYyDc-unsplash.jpg
ilustrasi dinosaurus (unsplash.com/Blanca Paloma Sánchez)

Kemampuan untuk menentukan warna dinosaurus memberikan informasi lebih dari sekadar masalah estetika. Pola warna dapat memberikan petunjuk tentang gaya hidup dinosaurus, seperti apakah mereka menggunakan kamuflase untuk menghindari predator atau warna-warna cerah untuk menarik pasangan. Dalam beberapa kasus, rekonstruksi warna bahkan berkontribusi pada perdebatan tentang hubungan evolusi antara dinosaurus dan burung, mendukung gagasan bahwa banyak theropoda berbulu dan berwarna-warni.

Akhir kata, para ilmuwan berhasil mengetahui warna dinosaurus dengan melihat melanosom yang ikut terawetkan pada fosil. Penemuan melanosom telah mengubah pemahaman kita tentang kehidupan dinosaurus, mengubah apa yang dulunya hanya spekulasi menjadi bidang yang didasarkan pada bukti kuat.


Referensi 

CNET. Diakses pada Mei 2025. Scientists Discover Dinosaurs' True Colors
Creative Beast.
 Diakses pada Mei 2025. How Scientists Know the Color of Dinosaurs
Mental Floss.
 Diakses pada Mei 2025. Scientists Are Using Fossils to Determine Dinosaurs' True Colors
Natural History Museum of Utah.
 Diakses pada Mei 2025. How We Came to See Dinosaurs in Color
Science.org.
 Diakses pada Mei 2025. A Lost World, Now in Color
Smithsonian Magazine.
 Diakses pada Mei 2025. How Do Scientists Determine the Colors of Prehistoric Animals?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us