Archaebacteria: Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur, dan Manfaat

Bakteri baik, lho!

Menilik pendapat Robert H. Wittaker yang dikemukakan pada 1969, makhluk hidup di bumi dikelompokkan menjadi lima. Kelimanya yakni monera, protista, fungi, animalia dan plantae.

Klasifikasi ini dilakukan menurut susunan sel, tingkatan makhluk hidup, dan cara makhluk hidup memenuhi makanannya. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, kingdom monera dipecah menjadi kingdom archaebacteria dan eubacteria

Nah, kali ini kita bahas terlebih dulu mengenai archaebacteria. Tahukah kamu apa itu archaebacteria? Archaebacteria adalah salah satu sel dalam pengelompokan makhluk hidup yeng punya membran sel. Untuk penjelasan lengkapnya, simak di bawah ini, ya.

Apa itu archaebacteria?

Archaebacteria adalah sekelompok mikroorganisme yang berevolusi secara terpisah dari bakteri dan ganggang biru hijau, melansir Science Direct. Meski demikian, mereka kerap diklasifikasikan sebagai bakteri karena punya kedekatan dengan organisme eukariotik atau aada membran inti sel.

Fakta uniknya, archaebacteria dikenal sebagai organisme hidup tertua di bumi, lho. Mereka sudah ada sejak zaman purba. Mereka memiliki sifat mudah bertahan hidup di bawah kondisi ekstrem. Termasuk dasar laut bahkan gunung berapi.

Archaebacteria punya kemampuan membentuk gas metana (CH4) dari energi metabolisme khasnya dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2). Sifat anaerobik dan kemosintetik pada archaebacteria juga menjadikannya mampu bertahan hidup dilingkungan ekstrem.

Ciri-ciri archaebacteria

Archaebacteria dapat hidup di lingkungan yang sangat panas maupun sangat dingin, seperti Antartika sekalipun. Dilansir ByJus, sebagai organisme uniseluler, berikut ini ciri-ciri archaebacteria.

  • Anaerob obligat atau fakultatif. Mereka berkembang tanpa adanya oksigen. Itulah sebabnya hanya mereka yang dapat menjalani metanogenesis
  • Membran sel archaebacteria terdiri dari lipid
  • Dinding sel yang kaku memberikan bentuk dan dukungan kepada archaebacteria. Ini juga melindungi sel agar tidak pecah dalam kondisi hipotonik
  • Dinding sel terdiri dari pseudomurein, yang mencegah archaebacteria dari efek lisozim atau enzim yang dilepaskan oleh sistem kekebalan inang yang melarutkan dinding sel bakteri patogen
  • Tidak memiliki organel yang terikat membran seperti nukleus, retikulum endoplasma, mitokondria, lisosom, atau kloroplas. Sitoplasmanya yang tebal mengandung semua senyawa yang dibutuhkan untuk nutrisi dan metabolisme
  • Mereka dapat hidup di berbagai lingkungan dan karenanya disebut ekstrofil. Mereka dapat bertahan hidup di daerah perairan yang asam dan basa, dan juga pada suhu di atas titik didih
  • Mereka dapat menahan tekanan yang sangat tinggi lebih dari 200 atmosfer
  • Archaebacteria acuh terhadap antibiotik utama karena mengandung plasmid yang memiliki enzim resistensi antibiotik
  • Mereka melakukan transkripsi gen unik
  • Perbedaan dalam RNA ribosom archaebacteria menunjukkan bahwa mereka tidak sama dengan prokariota dan eukariota.

Baca Juga: 9 Fakta Bakteri di Kehidupan Manusia, Kita Butuh Mereka

Struktur archaebacteria

Archaebacteria: Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur, dan Manfaatilustrasi struktur archabacteria (commons.wikimedia/maria ruiz villarreal)

Setelah mengetahui ciri-ciri archaebacteria, mari beralih ke struktur tubuhnya. Kira-kira seperti apa bagan tubuhnya? Well, untuk gambaran bentuknya kamu bisa cek gambar di atas dulu.

Dilansir Microbiologynote, berikut ini struktur archaebacteria

  • Archae punya struktur yang hampir sama dengan bakteri
  • Mempunyai organel di bagian membrannya yang dibatasi dinding sel 
  • Archaebacteria berenang menggunakan beberapa flagela
  • Mirip dengan bakteri gram-positif
  • Hanya memiliki membran plasma tunggal tanpa area prilasma
  • Ignicoccus, yang memiliki periplasma besar yang memiliki vesikel yang terikat membran, dan dilindungi dengan membran eksternal.

Reproduksi archaebacteria

Perlu diingat, archaebacteria tidak punya inti sel. Maka dari itu, mereka tidak bereproduksi dengan mitosis. Sebaliknya, mereka berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Dalam prosesnya, DNA archaeal bereplikasi dan edua untai dipisahkan saat sel bertumbuh, melansir Encyclopedia of Life.  

Sebuah studi dalam Archieve of Microbiology menunjukkan bahwa archaebacteria tidak seperti sebagian besar bakteri dan eukariota. Mereka tidak menghasilkan spora. 

Klasifikasi archaebacteria

Dalam pengelompokan makhluk hidup, bakteri archaebacteria merupakan pecahan dari kingdom monera. Nah, mikroorganisme yang termasuk dalam jenis ini masih diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis berdasar hubungan filogenetik. Dilansir Geeks for Geeks, berikut pengategoriannya.

  • Crenarchaerota

Mikroorganisme yang dapat bertahan hidup di berbagai habitat, termasuk suhu tinggi hingga 230 derajat Celsius. Tempat tinggalnya termasuk mata air panas, ventilasi laut dalam, tempat dengan air super panas. Semua hipertemofil, termoasidofil, dan termofil termasuk di dalamnya.

  • Euryarchaeota

Dikhususkan bagi mikroorganisme yang bertahan di kondisi alkalin ekstrem. Ini merupakan satu-satunya organisme yang melakukan respirasi seluler menggunakan karbon sebagai reseptor elektron. 

  • Korarchaeota

Nenek moyang archaebacteria korarchaerota memiliki keunikan gen, sama seperti dua kategori sebelumnya. Hyperthermophiles termasuk dalam pengelompokan ini dan mereka punya kemampuan bertahan hidup dalam suhu tinggi. Diyakini sebagai bakteri tertua di bumi.

  • Thaumarchaeota

Merupakan kategori mikroorganisme dalam archaebacteria yang memiiliki kemampuan mengoksidasi amonia. 

  • Nanoarchaeota

Merupakan simbion wajib archaea milik genus ignicoccus.

Manfaat archaebacteria

Archaebacteria: Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur, dan Manfaatilustrasi sabun (pexels.com/karolina gabrowska)

Keberadaaan archaebacteria bisa memberikan beberapa manfaat. Berikut di antaranya:

  1. Archaebacteria membantu mengurangi pH kulit dan menjaganya agar tidak berlebih
  2. Archaebacteria mampu menigkatkan kemampuan pada suhu dan pH tinggi ketika dicampurkan dengan deterjen atau sabun cuci lainnya
  3. Dalam industri makanan, bakteri archaebacteria bisa memberikan enzim untuk mengubah untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin
  4. Mengurangi pencemaran lingkungan, contohnya menguraikan tumpahan minyak di laut
  5. Menjadi penghasil sumber energi alternatif, contohnya biogas.

Meskipun archaebacteria punya banyak kelebihan, tetapi bakteri ini juga dapat menimbulkan kerugian. Salah satunya adalah dapat mempercepat pembusukan pada ikan. Jika ikan seperti ini dikonsumsi, dapat menimbulkan sejumlah penyakit. Salah satu contohnya adalah penyakit artritis. 

Nah, itulah penjelesan lengkap mengenai archaebacteria dari ciri-ciri, struktur, cara reproduksi, klasifikasi, dan manfaatnya. Semoga membantumu, ya!

Penulis : Roziana Lailatul Hidayah

Topik:

  • Rihanna Bunga
  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya