Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sisi Gelap Jupiter yang Jarang Diketahui, Pernah Celakai Bumi

gambar planet Jupiter (NASA/JPL-Caltech/SwRI/MSSS/Kevin M. Gill)

Jupiter jadi salah satu planet yang paling mudah dikenali. Meski terpaut jarak rata-rata 588 juta kilometer, planet ini tetap terlihat cemerlang di langit Bumi. Kamu bahkan masih bisa melihat planet ini dengan mata telanjang. Membahas soal Jupiter, pengetahuan kita tentang planet ini masih sangat terbatas. Selain ukurannya, beberapa orang juga tahu kalau planet ini jadi pelindung bagi planet-planet lain di Tata Surya, termasuk Bumi kita.

Dilansir Cool Cosmos, ini terjadi bukan hanya karena ukurannya yang besar, melainkan juga karena gravitasinya yang 2,4 kali lebih kuat dari Bumi. Gravitasi yang kuat, membuat Jupiter menarik asteroid ke arahnya untuk kemudian dihancurkan. Namun siapa sangka, di balik image-nya sebagai pelindung, planet Jupiter juga punya sisi gelap yang jarang diketahui. Apa aja?

1. Jupiter tercipta di tempat yang jauh dari Matahari

ilustrasi Tata Surya saat awal terbentuk (nasa.gov/FUSE/Lynette Cook)

Jika ditanya, planet apa yang pertama kali tercipta di Tata Surya, maka Jupiter adalah jawabannya. Dilansir NASA, usia Jupiter saat ini hampir sama dengan matahari yakni 4,6 miliar tahun. Jadi setelah matahari terbentuk, wilayah sekitarnya dipenuhi oleh partikel-partikel kecil berupa gas, debu, hingga batuan.

Gaya gravitasi kemudian mengikat partikel tersebut hingga akhirnya berubah menjadi planet yang kita kenal sekarang, termasuk juga planet Jupiter. Namun meski jadi planet pertama yang lahir, Jupiter terbentuk jauh dari lokasi matahari berada. Alih-alih berada di dekat matahari, Jupiter terbentuk di jarak 3,5 AU atau sekitar 598 juta kilometer dari matahari.

2. Planet raksasa ini memiliki badai paling mengerikan di Tata Surya

gambar great red spot di Jupiter (NASA/JPL-Caltech/SwRI/MSSS/Jason Major)

Bencana alam rupanya bukan hanya terjadi di Bumi aja. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa bencana alam juga terjadi di planet-planet tetangga kita. Salah satu yang paling mengerikan adalah Great Red Spot yang terjadi di Jupiter.

Dilansir Space, Great Red Spot adalah sebuah area bertekanan tinggi jangka panjang di belahan selatan Jupiter yang kemudian menciptakan badai berkepanjangan. Badai abadi ini sudah ada saat Jupiter pertama kali diamati pada tahun 1664 serta 1665, dan masih berlangsung hingga hari ini. Gak hanya berlangsung selama ratusan tahun, badai ini juga sangat-sangat besar.

Saat ini Great Red Spot memiliki lebar 16.350 kilometer atau 1,3 kali lebar planet kita. Besar banget, kan? Tapi itu belum ada apa-apanya dengan ukuran badai ini pada akhir abad ke 19. Di masa itu, diperkirakan badai ini memiliki lebar sebesar 48.280 kilometer atau sekitar tiga kali lebar planet Bumi. Sayangnya mengingat Jupiter adalah planet gas dengan gravitasi yang sangat kuat, sangat sulit bahkan mustahil bagi para peneliti untuk bisa mendarat dan meneliti lebih lanjut mengenai badai raksasa satu ini.

3. Jupiter pernah nekat mendekati matahari

ilustrasi ketika Jupiter berada di dekat matahari (commons.m.wikimedia.org/ESO/M. Kornmesser)

Jupiter memang terbentuk di jarak yang cukup jauh. Namun siapa sangka jika di masa lalu, planet gas raksasa ini pernah berada cukup dekat dengan matahari? Dilansir NASA, di awal “kelahirannya”, sejumlah besar gas masih mengitari matahari. Jupiter yang terperangkap arus gas kemudian bergerak mendekati matahari, berhenti di jarak tertentu, lalu mundur perlahan ke tempatnya semula.

Migrasi ini berlangsung selama ribuan tahun, hingga satu titik, Jupiter pernah berada dalam jarak 224 juta kilometer. Ketika Saturnus terbentuk, gravitasi planet cincin menarik Jupiter untuk bergerak menjauh. Jupiter akhirnya berhenti di jarak 778 juta kilometer, jarak yang ditempatinya hingga saat ini.

4. Gara-gara Jupiter, ukuran planet Mars jadi lebih kecil

gambar perbandingan ukuran Bumi dan Mars (nasa.gov)

Jupiter memang pernah berada di jarak 224 juta kilometer di masa lalu, gak jauh dari jarak Mars saat ini. Untungnya ketika Jupiter berada di jarak tersebut, Mars belum benar-benar terbentuk. Namun tetap aja, migrasi Jupiter mempengaruhi planet Mars, salah satunya dalam hal ukuran. Dilansir Scientific American, para astronom setuju kalau Mars seharusnya punya ukuran yang lebih besar dari Bumi.

Pasalnya lokasi planet Mars sangat kaya akan partikel sisa dari proses pembentukan matahari. Namun kenyataannya, ukuran Mars hanya setengah dari ukuran Bumi kita. Begitupun dengan massanya yang hanya sekitar 10 persen dari masa Bumi. Setelah diteliti, siapa sangka kalau Jupiter lah biang kerok dari ukuran planet merah yang mungil itu. Pasalnya ketika Jupiter bermigrasi, ia juga menyapu banyak partikel menjauh. Alhasil planet Mars kehilangan banyak “bahan” yang dia butuhkan untuk memperbesar dirinya.

5. Gak hanya Mars, Jupiter juga pernah bikin Bumi celaka

ilustrasi ketika Theia menabrak Bumi (NASA/JPL-Caltech)

Bisa dibilang, image Jupiter di mata banyak penduduk Bumi sangat baik. Memiliki gravitasi yang besar, membuat Jupiter dapat dengan leluasa mengusir asteroid yang mendekati Bumi. Namun kamu tahu gak, kalau gravitasi Jupiter ternyata juga pernah bikin Bumi celaka? Dilansir EBSCO, kecelakaan itu berlangsung sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Saat itu, Bumi kita masih dalam proses pembentukan. Di saat yang sama, sebuah planet seukuran Mars bernama Theia juga memiliki orbit yang gak jauh dari Bumi.

Sebetulnya gak ada yang salah dengan jarak Theia yang dekat dengan Bumi, mengingat orbit planet ini stabil sehingga gak mengganggu Bumi. Namun semua berubah karena migrasi Jupiter ke arah bagian dalam Tata Surya. Gravitasi Jupiter yang kuat, mengacaukan obit Theia hingga akhirnya menabrak Bumi. Kabar baiknya, pengaruh gravitasi mengikat puing-puing hasil tabrakan dan mengubahnya menjadi satelit. Satelit itu kini setia menemani Bumi, dan kita mengenalnya dengan nama Moon atau Bulan.

Jupiter memang pernah melakukan kekacauan di masa lalunya. Namun bukan berarti planet gas ini gak penting bagi Bumi, dan Tata Surya. Sebaliknya, tanpa Jupiter, kemungkinan akan ada lebih banyak asteroid yang menabrak Bumi. Terpenting, tanpa Jupiter, Bumi kita gak akan pernah memiliki teman setia seperti bulan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us