pixabay.com/takmeomeo-375120
Dalam masyarakat suku Yanomami, upacara pernikahan hampir tidak ada dan tidak dirayakan dengan cara apapun. Meski demikian, situasi seorang suami dapat memiliki banyak istri merupakan hal yang biasa bagi para penduduk suku Yanomami. Seorang perempuan dapat dijanjikan menikah dengan seorang pria pada usia lebih muda 5-6 tahun, namun tidak dapat dinikahkan secara resmi hingga mengakhiri periode menstruasi pertamanya.
Setelah itu, ia akan diserahkan oleh salah satu orangtuanya kepada pria yang dipasangkannya dan itu tidak jauh-jauh dari kerabat terdekat. Sebagian besar penduduk memilih menikahkan antar kerabat mereka demi menghindari kekerasan antar suku yang berbeda. Usai menikah, perempuan tersebut tinggal bersama pasangannya dan harus melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh ibunya sehari-hari.
Sayangnya, bentuk kekerasan dalam rumah tangga di suku Yanomami merupakan hal yang biasa dan jika perempuan tersebut sudah tak tahan dengan perilaku suaminya, ia lebih memilih kembali bersama saudara-saudaranya. Dalam kasus poligami di suku Yanomami, istri pertama biasanya lebih diutamakan dibandingkan dengan istri-istri lainnya. Namun demikian, istri pertama pada umumnya justru melakukan hal yang terbaik kepada para istri muda suaminya.