5 Fakta Unik Bunga Alamanda, Si Terompet Kuning

Pernahkah kamu melihat bunga ini? Bunga yang berciri khas warna kuning cerah tersebut bernama alamanda. Seperti daerah asalnya, bunga satu ini lebih suka tumbuh di daerah beriklim tropis. Di Indonesia, bunga alamanda sering dijumpai di Pulau Jawa dan Bali.
Mempunyai warna yang cantik nan cerah, tidak heran jika banyak orang menjadikannya sebagai tanaman hias di pekarangan rumah. Ditambah juga dengan sifatnya yang cepat bertumbuh, tentu menjadi nilai plus bagi pemeliharanya. Berikut adalah beberapa fakta unik bunga alamanda yang tidak kalah menarik untuk dipelajari. Yuk, simak!
1. Dinamai oleh seorang ahli botani asal Swiss
Tanaman asal daerah tropis Amerika Tengah dan Amerika Selatan ini memiliki banyak nama. Selain terompet kuning, mereka juga sering disebut sebagai terompet emas, lonceng kuning, golden trumpet vines, hingga yellow allamanda. Bunga alamanda termasuk ke dalam famili apocynaceae, yaitu famili tanaman semak tropis yang biasanya memiliki getah putih.
Nama ilmiah dari bunga ini adalah Allamanda cathartica. Kata 'allamanda' dinamai oleh seorang ahli botani asal Swiss, Frédéric-Louis Allamand. Ia juga merupakan seorang koresponden dari ahli botani asal Swedia, Carl Linnaeus. Sedangkan kata 'cathartica' merujuk pada fungsi utama tanamannya, yaitu pembersihan dan penjernihan.
Mempunyai warna kuning yang cerah, bunga satu ini melambangkan makna kebahagiaan, energi, dan persahabatan. Lain dari itu, bunga alamanda juga mengartikan sebuah pelepasan emosi yang kuat, seperti saat kamu menonton TV atau mendengarkan lagu yang membuatmu menangis atau terbawa perasaan.
2. Berukuran besar dan cepat tumbuh
Nah, salah satu alasan mengapa bunga alamanda kerap dijadikan tanaman hias favorit ialah sifatnya yang cepat tumbuh. Bahkan dalam setahun, mereka dapat tumbuh sekitar 3 kali, lho. Namun karena hal ini juga, mereka kurang cocok dijadikan sebagai tanaman dalam rumah, kecuali kalian mempunyai ruang yang cukup besar.
Masa tumbuh mereka tergolong sangat cepat sehingga mendapat sebutan 'spesies invasif.' Pertumbuhannya yang cepat membuat mereka membutuhkan pemangkasan yang rutin untuk menjaga bentuk serta sirkulasi udaranya. Namun perlu diperhatikan juga, beberapa dari mereka dapat bereaksi negatif terhadap trimming yang terlalu sering.
Ukuran yang besar juga membuat mereka membutuhkan struktur pendukung untuk melilit. Oleh karena itu, tanaman satu ini sangat direkomendasikan untuk dijadikan tumbuhan pagar, tembok, juga kebun. Tanaman yang bersifat evergreen (dapat berbunga dan tetap hijau sepanjang tahun) ini, dijamin bakal buat tampilan rumahmu lebih cantik, deh.
Baca Juga: 5 Bunga Warna Kuning yang Cocok Ditanam di Halaman Rumah
Editor’s picks
3. Hanya tumbuh di bawah sinar matahari penuh
Di alam, alamanda biasanya tumbuh di sepanjang pinggir hutan, tepi sungai, hingga pinggir jalan, dengan akses sinar matahari yang baik juga substrat yang lembap. Tanaman ini tidak mentolerir suhu dingin. Setiap harinya, setidaknya alamanda harus berada sekitar 4 jam di bawah sinar matahari. Tidak heran ya, jika bunga ini dijadikan salah satu tanaman tropis.
Alamanda biasanya berbunga lebat sepanjang musim panas hingga musim gugur. Bunga alamanda memiliki bentuk menyerupai terompet atau lonceng dengan diameter yang dapat mencapai 7 cm. Bunganya yang cerah kerap dikunjungi oleh beberapa hewan penyerbuk, seperti lebah, kupu-kupu, burung kolibri, hingga sunbird (burung penghisap nektar).
4. Mengandung senyawa kimia guna pengobatan
Lepas dari tampilannya yang cantik nan cerah, ternyata bunga alamanda juga berguna dalam keperluan pengobatan, lho. Tanaman obat ini biasanya digunakan untuk pengobatan penyakit hati, penyakit kuning, juga malaria. Lain dari itu, bunga ini juga berfungsi sebagai obat pencahar bagi orang yang mengalami gangguan sembelit.
Menurut hasil penelitian Vibrianthi (2011) di Bogor, bunga alamanda mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan steroid yang berfungsi sebagai antiinflamasi, antibakteri, juga dapat mengobati penyakit kulit seperti kurap dan bisul. Namun, alangkah baiknya untuk berkonsultasi dengan bidang medis terlebih dahulu sebelum mencobanya, ya.
5. Dapat beracun jika tertelan dan tersentuh
Walaupun memegang banyak manfaat dalam keperluan pengobatan, bunga alamanda juga cukup beracun jika disalahgunakan. Bagian batang dan kulit akarnya mengandung senyawa plumericin dan isoplemuricin yang jika tersentuh dapat membuat kulit manusia menjadi ruam, gatal, hingga iritasi.
Demikian juga halnya jika tertelan. Dalam dosis yang rendah, alamanda dapat berfungsi dengan efektif sebagai obat sembelit. Namun jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar, alamanda dapat menjadi racun. Hal demikian dapat mengakibatkan diare berat, mual, hingga muntah. Oleh karena itu, walaupun berpenampilan cantik nan cerah, harus tetap berhati-hati, ya.
Berkat sifatnya yang cepat bertumbuh, punya warna mencolok, tidak lupa juga dengan toleransinya terhadap sinar matahari, tidak heran lagi mengapa bunga alamanda termasuk ke dalam daftar tanaman hias favorit untuk daerah tropis. Namun karena ukurannya yang terbilang cukup besar, bunga ini tentu membutuhkan perawatan yang lebih.
Baca Juga: 5 Fakta Bunga Peony, Bunga yang Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.