Tesla dan Edison, Duel Arus Listrik yang Mengubah Dunia

- Perang ide antara Tesla dan Edison menciptakan sistem arus listrik AC vs DC.
- Tesla mengembangkan sistem arus bolak-balik yang lebih efisien untuk mentransmisikan listrik jarak jauh.
- Kemenangan Tesla dalam pameran dunia Chicago 1893 menandai berakhirnya perang arus listrik dengan kemenangan sistem AC.
Pernahkah kamu terpikir bahwa listrik yang mengalir ke rumah kamu setiap hari saat kamu menyalakan lampu, menghidupkan microwave, atau mengisi baterai ponsel adalah hasil dari sebuah perang ide yang terjadi lebih dari satu abad lalu. Hingga hari ini, hampir seluruh dunia lebih menggunakan sistem arus bolak-balik (AC) sebagai standar distribusi listrik.
Meski begitu keberadaan arus bolak-balik tidak serta merta hadir dan diterima begitu saja. Sistem ini adalah hasil dari pertarungan besar antara dua ilmuwan jenius, Nikola Tesla dan Thomas Edison. Orang-orang lebih mengenal pertarungan ini dengan sebutan war of the currents. Semua bermula dari perang ilmu pengetahuan, argumentasi sains, dan bisnis antara Nikola Tesla dan Thomas Edison. Mari kita bahas empat fakta menarik dari persaingan dua ilmuwan ini.
1. Dua jenius, dua visi yang berbeda

Dikenal sebagai wizard of menlo park, Thomas Edison adalah pelopor dalam pengembangan arus searah. Ia adalah orang yang membangun pembangkit listrik pertama di New York pada tahun 1882. Namun, sistem arus listrik searah ini memiliki keterbatasan dalam mentransmisikan listrik jarak jauh. Di sisi yang berseberangan, Nikola Tesla, seorang imigran dari Serbia, mengembangkan sistem arus bolak-balik yang ternyata lebih efisien untuk mentransmisikan listrik dari jarak jauh.
Jauh sebelum persaingan mereka, Tesla awalnya bekerja di perusahaan milik Edison, Edison Machine Work. Keduanya tak jarang saling memuji dan mengagumi satu sama lain. Namun, perbedaan pandangan sistem kelistrikan membuat keduanya berpisah jalan. Persaingan ini mendorong Tesla untuk bekerja sama dengan George Westinghouse.
Westinghouse kemudian melihat potensi besar dalam sistem kelistrikan yang ditemukan Tesla dan membeli patennya untuk mengembangkan jaringan listrik yang lebih luas. Kolaborasi Tesla dan Westinghouse ini menjadi ancaman serius bagi dominasi Edison dalam industri kelistrikan. Hingga menyebabkan pertarungan antara arus searah dan arus bolak-balik ini terus memanas.
2. Perang arus listrik

Edison yang tidak ingin kehilangan royalti yang diperolehnya dari paten arus searah, memulai kampanye untuk mendiskreditkan arus bolak-balik. Ia bahkan menyebarkan informasi yang salah dengan mengatakan bahwa arus bolak-balik lebih berbahaya dibandingkan arus searah. Edison bahkan sempat melakukan demonstrasi publik dengan menyetrum hewan menggunakan arus tersebut untuk menunjukkan betapa berbahayanya arus bolak-balik.
Salah satu aksi kontroversial yang pernah ia lakukan adalah penggunaan arus bolak-balik untuk eksekusi kursi listrik pertama. Aksi yang awalnya ditujukan untuk menakut-nakuti publik, justru berakhir menuai kontroversi dan kritik.
Sementara itu, Westinghouse dan Tesla terus mempromosikan keunggulan arus bolak-balik dalam mentransmisikan listrik jarak jauh dengan efisien. Mereka bahkan berhasil memenangkan kontrak untuk menerangi Pameran Dunia di Chicago tahun 1893, yang menjadi kemenangan besar bagi sistem arus listrik yang dicetuskan oleh Tesla.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa sistem arus bolak-balik lebih unggul dalam skala besar dan membuka jalan untuk diadopsi lebih luas lagi. Berbagai persaingan dan saling kritik yang terjadi, membuat Edison mulai kehilangan pengaruh dalam industri kelistrikan di dunia.
3. Akhir perang, mulainya dominasi arus bolak-balik

Setelah kemenangan dan reputasi yang semakin tinggi di Pameran Dunia, Chicago 1893, Westinghouse dan Tesla mendapatkan kontrak untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air di Air Terjun Niagara. Pada tahun 1896, pembangkit ini mulai mengalirkan listrik ke Buffalo, New York, sejauh 26 mil. Hal ini membuktikan kemampuan arus listrik bolak-balik dalam mentransmisikan listrik jarak jauh. Keberhasilan ini juga menandai berakhirnya war of the currents dengan kemenangan di tangan Tesla. Sistem arus bolak-balik pun menjadi standar dalam distribusi listrik di Amerika Serikat dan dunia.
Edison yang awalnya menentang penemuan arus bolak-balik milik Tesla, akhirnya memutuskan perusahaannya, Edison General Electric Company untuk bergabung dengan perusahaan Thomson-Houston. Penggabungan dua perusahaan ini adalah cikal bakal lahirnya perusahaan General Electric pada tahun 1892.
Ironisnya, General Electric, juga mulai menggunakan sistem arus bolak-balik. Walaupun Edison sendiri tidak lagi terlibat langsung dalam perusahaan tersebut. Sementara itu di sisi lain, Tesla terus berinovasi dalam berbagai penemuan lain, meski pun jumlah paten yang ia miliki jauh berada di bawah hak paten milik Edison.
4. Warisan abadi dari sebuah perang sains

Persaingan panjang antara Tesla dan Edison tidak hanya menentukan sistem kelistrikan yang kita gunakan saat ini. Lebih jauh dari itu, peristiwa tersebut juga menyoroti pentingnya inovasi dan disrupsi dalam kemajuan teknologi. Sistem arus bolak-balik yang dikembangkan Tesla menjadi dasar bagi jaringan listrik modern. Sehingga memungkinkan distribusi energi secara luas dan efisien. Meski begitu, peran Edison juga penting dalam memberikan ruang dan kesempatan bagi Tesla untuk melakukan penelitiannya. Jika tidak ada Edison, maka mungkin saja Tesla tidak pernah melahirkan sistem arus bolak-balik yang kita gunakan hingga hari ini.
Warisan Tesla dan Edison akan terus menginspirasi generasi baru para ilmuwan dan peneliti. Kisah mereka mengajarkan bahwa rivalitas sebesar apapun dapat mendorong sebuah inovasi. Hari ini, nama mereka diabadikan dalam berbagai penghargaan, perusahaan, dan ribuan hak paten. Sederhananya akan selalu ada Tesla dan Edison dalam kehidupan kita sehari-hari, karena kita tidak akan bisa lepas dari kebutuhan akan tenaga listrik.