Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Ilmiah Mengenai Proses Reproduksi Ubur-ubur

ilustrasi ubur-ubur (unsplash.com/Matthias Götzke)
Intinya sih...
  • Ubur-ubur bereproduksi melalui fase medusa dan polip
  • Reproduksi seksual terjadi pada fase medusa, aseksual pada fase polip
  • Kemampuan reproduksi aseksual memungkinkan ubur-ubur berkembang biak dengan cepat

Ubur-ubur merupakan makhluk halus yang memiliki sistem reproduksi cukup unik dan juga menarik, sebab berbeda dibandingkan dengan sebagian besar hewan lainnya. Proses reproduksi yang dimiliki ubur-ubur mencangkup beberapa tahapan kompleks yang melibatkan pergiliran antara dua bentuk tubuh, yaitu medusa dan juga polip karena keduanya memiliki peran penting dalam siklus hidupnya.

Tidak hanya menarik dari segi bentuk dan gerakan, namun ubur-ubur juga dikenal memiliki kemampuan dalam reproduksi yang luar biasa, bahkan ada pula beberapa spesies yang bisa beregenerasi dan memperpanjang usia hidupnya. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa fakta ilmiah berikut ini terkait proses reproduksi pada ubur-ubur agar nantinya bisa memberikan informasi baru terkait bioteknologi dan ilmu kehidupan.

1. Ubur-ubur mengalami dua fase hidup yaitu medusa dan polip

ilustrasi ubur-ubur (unsplash.com/Irina Iriser)

Siklus hidup dari ubur-ubur melibatkan adanya dua fase utama, yaitu fase medusa yang berbentuk seperti payung yang mampu berenang secara bebas dan juga fase polip, yaitu menempel di dasar laut. Kedua bentuk ini biasanya akan saling bergantian dalam siklus hidupnya masing-masing, serta memiliki fungsi reproduksi yang juga berbeda sesuai dengan fase biologis yang dimilikinya.

Pada fase medusa ternyata ubur-ubur akan berkembang biak secara seksual dengan cara menghasilkan sel telur dan juga sel sperma, sedangkan untuk fase polip justru reproduksi berlangsung secara aseksual karena terjadi melalui proses pembelahan atau tunas. Pergiliran fase tersebut sangat memungkinkan ubur-ubur untuk dapat berkembang biak di berbagai kondisi lingkungan yang berubah-ubah.

2. Reproduksi seksual terjadi saat fase medusa

ilustrasi ubur-ubur (unsplash.com/Mathieu Turle)

Pada fase medusa ternyata ubur-ubur jantan dan betina akan sama-sama melepaskan sperma dan juga ovum ke dalam air, yaitu di mana proses pembuahan tersebut akan terjadi secara eksternal. Setelah proses pembuahan selesai, maka zigot akan secara otomatis terbentuk dan pada akhirnya berkembang menjadi larva yang dikenal sebagai planula, lalu mencari tempat untuk bisa menempel dan pada akhirnya tumbuh menjadi polip.

Masa reproduksi seksual sangat memungkinkan terjadinya variasi genetik terhadap keturunan ubur-ubur, sehingga ini akan menentukan keberlangsungan hidup dari populasi jangka panjang. Strategi tersebut juga dapat memberikan kesempatan yang lebih besar untuk bisa beradaptasi terhadap berbagai kondisi laut yang mungkin sangat beragam.

3. Polip berkembang biak secara aseksual

ilustrasi ubur-ubur (unsplash.com/Marat Gilyadzinov)

Setelah fase planula menempel di suatu permukaan dan pada akhirnya berubah menjadi polip, maka ini akan membantunya untuk bisa memperbanyak diri secara aseksual melalui tunas atau strobilasi, yaitu pembentukan medusa kecil yang disebut ephyra.  Fase yang satu ini sangat memungkinkan satu polip untuk bisa menghasilkan banyak medusa tanpa melalui adanya proses pembuahan.

Kemampuan reproduksi aseksual yang dimiliki ubur-ubur dapat membantu hewan tersebut untuk memperbanyak diri dengan sangat cepat di berbagai kondisi lingkungan yang mendukungnya. Proses ini juga menjadikan ubur-ubur sebagai salah satu hewan laut dengan potensi ledakan populasi yang cukup tinggi.

4. Beberapa spesies dapat mengulang siklus hidupnya

ilustrasi ubur-ubur (unsplash.com/Jeffrey Hamilton)

Salah satu fakta paling menarik adalah bahwa spesies ubur-ubur Turritopsis dohrnii mampu untuk kembali ke tahap polip setelah berhasil mencapai tahap medusa dewasa. Kemampuan ini ternyata kerap dikenal sebagai biological immortality atau keabadian biologi, sebab memungkinkan hewan tersebut untuk mengurangi siklus hidupnya tanpa batas waktu.

Proses ini dilakukan melalui adanya transformasi sel yang cukup kompleks, serta tidak sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan. Fenomena satu ini juga menjadikan ubur-ubur sebagai subjek penelitian utama untuk bidang regenerasi sel dan juga studi penuaan karena kemampuannya tersebut.

Reproduksi ubur-ubur ternyata merupakan proses alami yang cukup kompleks. Melalui siklus hidupnya berganti-ganti hingga kemampuan regenerasi yang luar biasa, maka tidak heran apabila ubur-ubur dianggap menyimpan banyak misteri ilmiah yang masih terus diteliti hingga saat ini. Ubur-ubur pun membuktikan bahwa kehidupan laut menyimpan keajaiban yang tidak ternilai!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Salsabila Manlan
EditorSalsabila Manlan
Follow Us