Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ular jali, salah satu ular pemakan tikus (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Intinya sih...

  • Ular pemakan tikus membantu petani membasmi hama tikus di sawah, kebun, dan area pertanian.
  • Beberapa spesies ular pemakan tikus yang sahabat petani antara lain Ptyas korros, Ptyas mucosa, Coelognathus radiatus, dan Malayopython reticulatus.
  • Ular-ular tersebut tidak berbisa dan dapat membantu membasmi berbagai hama tanaman seperti tikus dan burung pemakan padi.

Ular merupakan karnivor atau pemakan daging yang ganas dan sering berburu. Dalam hal ini, salah satu makanan kesukaan ular adalah tikus. Biasanya, ular sering memburu tikus di hutan, sawah, kebun, sampai area pemukiman. Tiap spesies juga berburu dengan strategi yang berbeda, mulai dari bisa yang mematikan, kamuflase yang baik, sampai lilitan yang super kuat.

Tak cuma satu, ular pemakan tikus juga ada banyak. Beberapa diantara mereka juga menjadi sahabat petani yang membantu petani membasmi hama tikus. Sayangnya, banyak petani yang gak tahu dan gak paham dengan berbagai spesies ular. Makanya, kali ini kita akan membahas beberapa ular pemakan tikus sahabat petani yang gak boleh kamu diusir, dibasmi, dan diganggu.

1. Ular koros

Ular koros (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Dilansir Thai National Parks, Ptyas korros atau ular koros merupakan ular berwarna cokelat yang ramping, lincah, dan mampu tumbuh hingga sepanjang 1 meter. Biasanya, ular tidak berbisa ini sering dijumpai di sawah, hutan, kebun, area pertanian, dan terkadang juga bertengger di atas pohon. Penyebaran ular koros juga luas, mulai dari India, Cina, Thailand, Malaysia, sampai Indonesia.

Selain tikus, ular koros juga bisa memakan kadal dan amfibi. Ular ini juga kerap masuk rumah, khususnya jika rumahmu berada dekat dengan sawah atau pepohonan. Tapi tenang, kamu bisa mengusirnya dengan sapu atau kayu. Ular koros juga tidak agresif dan dengan sedikit gertakan ia akan langsung kabur dengan cepat.

2. Ular jali

Ular jali (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Ptyas mucosa atau ular jali merupakan kerabat dari ular koros. Hanya saja, ular ini jauh lebih besar dengan panjang maksimal yang lebih dari 2 meter. Badannya besar, tubuhnya berwarna cokelat, dan ia juga punya corak loreng berwarna hitam, mirip seperti harimau. Dilansir Hong Kong Snake ID, ular jali akan mengangkat kepala dan menggembungkan leher saat merasa terancam. Jika terdesak, ular ini juga akan menggigit dan gigitannya bisa menyebabkan luka yang cukup menyakitkan.

Di alam liar, makanan utama ular ini mencakup tikus, kadal, katak, kodok, burung, dan ular lain yang lebih kecil. Ia juga termasuk hewan soliter yang hidup menyendiri. Soal reproduksi, biasanya ular asli benua Asia akan kawin pada musim panas. Setelah kawin, ia akan bertelur dan telur-telurnya sering diletakan di tempat gelap, sepi, dan tersembunyi. Lebih lanjut, reptil ini bisa memproduksi 6 sampai 15 butir telur.

3. Ular lanang sapi

Ular lanang sapi (commons.wikimedia.org/Adnan azad asif)

Dilansir Ecologyasia, ular sepanjang 2.3 meter ini terkenal karena kemampuan thanatosis atau pura-pura mati yang ia miliki. Biasanya, ular dengan nama ilmiah Coelognathus radiatus ini akan berpura-pura mati ketika terpojok. Tak cuma itu, ular berwarna cokelat ini juga sangat defensif. Jika merasa terancam, ia tak segan-segan untuk menekuk leher, mengangkat kepala, mendesis, dan menggigit manusia.

Untungnya, ular yang kerap ditemukan di sawah dan kebun ini tidak berbisa. Gigitannya juga tak seberapa sakit dan kamu bisa membilas luka gigitan tersebut dengan air bersih. Secara umum, ular lanang sapi adalah hewan terestrial yang hidup di daratan. Di banyak kesempatan, reptil bertubuh ramping ini kerap bersembunyi di semak-semak, sela-sela kayu, atau di dedaunan kering.

4. Ular sanca

Ular sanca (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)

Ular sanca atau piton merupakan penyebutan bagi ular tidak berbisa yang berasal dari famili Pythonidae. Di Indonesia sendiri, salah satu spesies ular sanca yang sering dijumpai adalah Malayopython reticulatus atau sanca kembang. Dikutip Animalia, tikus, burung, musang, kadal, dan primata jadi makanan ular ini. Saat bebruru, ia akan mengandalkan lilitannya yang kuat dan giginya yang super tajam.

Ular sanca sendiri memiliki habitat yang bervariasi, mulai dari hutan, kebun, sawah, savana, bebatuan, area berkayu, pepohonan, pinggir sungai, taman, sampai area pemukiman. Jika dibandingkan ular pemakan tikus lain, ular ini termasuk salah satu yang pandai berenang. Saking pandainya, bahkan ia menyelam dan bertahan di dalam air dalam waktu yang lalu. Karenanya, ular sanca menjadi salah satu ular dengan ketahanan tubuh paling tinggi.

5. Ular sowo kopi

Ular sowo kopi (commons.wikimedia.org/Rushen)

Coelognathus flavolineatus atau ular sowo kopi mudah dikenali dari tiga ciri. Pertama, badannya ramping dan panjangnya berkisar antara 1 sampai 2 meter. Kemudian, ia punya tubuh berwarna cokelat di bagian depan dan hitam legam di bagian belakang. Terakhir, corak garis kuning membentang di bagian atas tubuhnya mulai dari kepala hingga pangkal ekor.

Dilansir iNaturalist, ular lanang sapi bisa dijumpai di India, Thailand, Myanmar, sampai Indonesia. Ia memang tidak berbisa, namun saat merasa terancam ular ini bisa menunjukan perilaku defensif yang serupa dengan ular lanang sapi. Ular sowo kopi sendiri sangat suka memakan tikus, kadal, burung, dan katak. Habitatnya juga beragam mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi yang ketinggiaannya mencapai 900 mdpl.

Karena sangat suka memakan tikus, alhasil ular-ular tersebut bisa menjadi sahabat petani. Oleh sebab itu, kamu tak boleh mengusir mereka, entah dari sawah, ladang, atau kebun. Pasalnya, kehadiran ular-ular tersebut dapat membantu petani untuk membasmi berbagai hama, mulai dari tikus sampai burung pemakan padi. Jika mereka hadir di area pertanian, petani tak perlu repot membuat perangkap burung atau meracuni tikus dengan zat kimia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team