5 Dampak Polusi Udara pada Tumbuhan, Daun hingga Akar dalam Bahaya!

Ketika daun bersentuhan langsung dengan atmosfer, banyak polutan udara yang memengaruhi fungsi metabolisme daun. Polutan seperti ozon dan nitrogen oksida dapat menyebabkan klorosis pada daun.

Saat klorosis terjadi, daun yang pada awalnya berwarna hijau akan berubah warna menjadi kuning. Ini menandakan bahwa klorofil (zat penghijau) tumbuhan terganggu oleh polutan yang masuk ke dalam daun.

Tak hanya menyebabkan klorosis pada daun, polusi udara juga menghambat pertumbuhan bunga pada tumbuhan. Senyawa kimia berbahaya seperti ozon dapat menunda proses pemekaran bunga. Dilansir Airly, ketika polutan jahat bersentuhan langsung dengan tumbuhan, itu akan membuat tumbuhan stres dan kehilangan energi, sehingga proses perkembangan bunga terhambat.

Selain di udara, polutan juga dapat meracuni akar yang ada di dalam tanah. Ini lantaran polutan yang ada di udara lama kelamaan akan mengendap pada tanah. Mengutip dari United States Environmental Protection Agency, polutan yang mengendap di tanah, seperti logam berat, bakal memengaruhi fungsi akar tumbuhan. Akibatnya, penyerapan sumber daya tanah akan terganggu.

Stomata adalah pori-pori kecil yang terletak di antara urat-urat daun. Bagian ini berperan penting dalam pertukaran gas di dalam tumbuhan. Pada hari-hari penuh polusi, stomata bisa tertutup oleh polutan-polutan yang ada di udara. Apabila stomata tertutup, maka itu akan menghambat proses pertukaran gas dan fotosintesis.

Seperti yang dijelaskan dalam studi yang terbit di Springer Link pada tahun 2016, perubahan pada stomata akibat polusi udara memiliki dampak yang besar bagi keberlangsungan hidup tumbuhan. Kerusakan stomata dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan air dan gas pada daun dan seluruh tumbuhan.

Kerusakan pada stomata, akar, daun, dan bagian tumbuhan lainnya akibat polusi udara akan menghalangi proses fotosintesis. Semuanya saling berkaitan sehingga bisa menimbulkan dampak yang serius bagi keberlangsungan hidup tumbuhan. Apabila fotosintesis terhambat, maka bukan tak mungkin tumbuhan akan mati karena tidak ada energi atau makanan yang dihasilkan.

Hal ini semakin membuktikan bahwa polusi udara membawa banyak dampak negatif bagi seluruh makhluk hidup. Tak hanya manusia dan hewan, tumbuhan yang sejatinya adalah penghasil oksigen dan penyeimbang global warming juga bisa rusak akibat polusi udara yang tak terkendali. Oleh sebab itu, langkah-langkah pemulihan kualitas udara di wilayah-wilayah dengan tingkat polusi udara tinggi harus segera dilakukan.