Guncang Sulawesi, Kenapa Gempa Bumi Sering Terjadi di Malam Hari?

Ketahui apakah itu hanya kebetulan atau memang ada alasannya

Bencana bertubi-tubi terjadi di Indonesia pada awal tahun ini. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah gempa bumi yang mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Gempa terbesar terjadi pada Jumat (15/1/2020) dini hari pukul 02.28 WITA yang mencapai magnitudo 6,2.

Meskipun terjadi tidak menentu, banyak dari gempa bumi dengan magnitudo besar terjadi di malam atau dini hari. Di saat warga sedang terlelap, gempa mengguncang dan akhirnya menimbulkan banyak korban. 

Pertanyaan ini mungkin pernah terlintas di kepalamu. Kenapa, ya, banyak gempa bumi besar yang terjadi di malam hari saat kita sedang tidur? Apakah ini hanya kebetulan atau terdapat teori ilmiah di baliknya? Jika kamu ingin tahu jawabannya, simak penjelasan berikut ini!

1. Mengenal mekanisme terjadinya gempa bumi

Guncang Sulawesi, Kenapa Gempa Bumi Sering Terjadi di Malam Hari?usgs.gov

Sebelum membahas permasalahan ini secara lebih lanjut, kita harus mengetahui terlebih dahulu proses terjadinya gempa bumi. Secara sederhana, bencana ini disebabkan oleh dua hal, yaitu pergeseran lempeng bumi dan aktivitas gunung berapi.

Namun kali ini, kita akan membahas jenis pertama atau yang disebut sebagai gempa tektonik. Peristiwa ini terjadi ketika dua blok lempeng bumi atau lebih bertabrakan dan bergesekan. Proses ini kemudian menimbulkan guncangan.

Gempa juga bisa disebabkan oleh patahnya batuan kulit bumi. Hal ini terjadi karena batuan tersebut tertekan sehingga tak bisa lentur lagi dan akhirnya patah. Gelombang gempa pun ditimbulkan melalui proses itu.

Apalagi Indonesia berada di atas pertemuan tiga lempeng bumi sekaligus, yaitu Lempeng Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia. Aktivitas ketiganya membuat wilayah negara kita rentan untuk mengalami gempa bumi. 

2. Gempa yang terjadi di Mamuju dan Majene disebabkan oleh sesar naik

Guncang Sulawesi, Kenapa Gempa Bumi Sering Terjadi di Malam Hari?nps.gov

Menurut penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa bumi yang baru-baru ini terjadi disebabkan oleh aktivitas sesar bernama Mamuju Thrust. Ini merupakan patahan batuan yang bergerak ke atas (thrust fault).

BMKG juga menambahkan bahwa kejadian ini dapat digolongkan sebagai jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake. Artinya, titik pusat gempa berada di dekat permukaan sehingga guncangan yang terjadi semakin kuat.

Dilansir US Geological Survey, peristiwa ini diawali oleh foreshock atau gempa dengan magnitudo kecil. Setelahnya, disusul oleh gempa-gempa lain yang disebut sebagai aftershock. Maka tidak heran jika hingga Senin (18/1/2020), sudah ada 39  gempa yang terjadi di Majene dan Mamuju. 

Baca Juga: 7 Peristiwa Langit Terbaik Januari 2021, Banyak Planet di Angkasa!

3. Apakah benar mayoritas gempa terjadi di malam hari?

Guncang Sulawesi, Kenapa Gempa Bumi Sering Terjadi di Malam Hari?Ilustrasi gempa. ANTARA FOTO/Ella de Fretes

Jika dilihat dari penyebab dan mekanisme gempa yang dipaparkan sebelumnya, kamu tentu tidak menemukan adanya faktor waktu, suhu, maupun cuaca, kan? Semuanya terjadi murni karena pergerakan lempeng bumi. 

Memang benar bahwa banyak gempa yang terjadi di malam atau dini hari ketika manusia berada di alam mimpi. Akan tetapi, jika diteliti kembali, peristiwa bencana ini juga terjadi di waktu-waktu lainnya. Mulai dari pagi, siang, hingga sore hari. Kamu bisa mengeceknya di laporan BMKG.

Jadi bisa dibilang bahwa bencana alam ini tidak mengenal waktu, bukan hanya di malam hari. Bahkan tak sedikit gempa besar yang terjadi ketika langit masih terang. Contohnya gempa di Aceh pada 2004 yang timbulkan tsunami (07.58 WIB) dan gempa Palu dan Donggala 2018 (18.07 WITA).

4. Lalu kenapa selama ini kita mengira gempa lebih banyak terjadi di malam hari?

Guncang Sulawesi, Kenapa Gempa Bumi Sering Terjadi di Malam Hari?Pengungsi korban gempa beristirahat di tenda darurat yang dibuatnya di kompleks Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Minggu (17/1/2021). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Setelah membaca penjelasan di atas, kamu mungkin bertanya-tanya, "lalu kenapa selama ini kita mengira bahwa mayoritas gempa terjadi di malam hari?". Sebenarnya jawaban dari pertanyaan tersebut cukup sederhana. Anggapan ini berasal dari perspektif kita sendiri. 

Pada umumnya, gempa yang terjadi di malam hari menelan korban yang lebih banyak. Masyarakat juga dikagetkan karena berita-berita tersebut. Akibatnya, kita lebih mudah mengingat peristiwa itu.

Lain halnya jika gempa terjadi di siang bolong. Masyarakat yang sedang beraktivitas bisa lebih mudah mengevakuasi diri. Jadi kerusakan dan korban jiwa yang ditimbulkan tidak sebesar gempa di malam hari. 

Dilansir CSUSM, gempa yang terjadi di siang hari, khususnya yang bermagnitudo kecil, lebih mudah terabaikan oleh manusia. Sebab guncangannya akan tertutupi oleh aktivitas kita. Sementara jika gempa terjadi di malam hari, getaran yang ditimbulkan akan lebih terasa. 

5. Kesimpulannya, gempa bumi tidak mengenal waktu

Guncang Sulawesi, Kenapa Gempa Bumi Sering Terjadi di Malam Hari?hindustantimes.com

Jadi bisa disimpulkan bahwa gempa bumi tidak lebih sering terjadi di malam hari, ya. Kamu tak perlu heran atau bahkan menghubungkannya dengan hal-hal lain yang bersifat mistis. Sebab gempa murni terjadi karena aktivitas lempeng bumi, tak ada faktor lainnya. 

Maka dari itu, selalu waspada di mana pun kamu berada, ya. Sebagai warga yang tinggal di area rawan gempa, kamu juga harus mempelajari cara-cara mitigasi yang tepat sehingga bisa menyelamatkan diri ketika peristiwa ini terjadi. 

Baca Juga: 12 Misteri Lautan Dunia Ini Sulit Dipecahkan, Ada Atlantis

Topik:

  • Izza Namira
  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya