Jangan Lagi Melempar Topi Wisudamu Ke Atas, Mortarboardnya Berbahaya!

Sudut tajam dari mortarboard-nya itu bisa menyebabkan luka yang cukup serius kalau menghantam seseorang dengan sudut yang "pas". University of East Anglia dari Ingris menyatakan bahwa mortarboard yang terjatuh adalah risiko yang susah diterima umum.

Mereka menganggap itu risiko yang mengada-ada padahal sangat jarang terjadi. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, beberapa mahawiswa dikabarkan mengalami cidera akibat hal tersebut.

Sudah banyak sekali wisuda yang dilakukan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pemandangan melempar topi wisuda juga gak jarang kita temui.

Ketika ditanya, banyak yang menyatakan bahwa itu sudah menjadi "kebiasaan" yang dilakukan orang saat wisuda, sementara gak banyak yang paham asal muasalnya. Mereka hanya mengikutinya karena terlihat "keren" sesuai tontonan mereka.

Awalnya pelemparan topi itu dilakukan di wisuda militer Amerika Serikat. Sebagian besar lulusan melemparkan topinya secara spontan ke atas tepat setelah pengumuman. Mengingat sekali lulusan bisa mencapai ribuan, kecil kemungkinan untuk menemukan topi mereka masing-masing kembali. Ya, semua berawal dari ekspresi spontan.

Sehingga akhirnya "tradisi" tersebut dijadikan untuk simbolis melempar cita-cita setinggi-tingginya sekaligus menjadi impian serta cita-cita bagi anak-anak yang memunguti topi tersebut. Namun sekali lagi, itu simbolis subjektif saja.

Tidak ada kewajiban atau dampak buruk jika tidak melakukannya. Kalaupun ada kabar yang beredar, seperti nantinya tidak akan beruntung ke depannya, itu semua cuma mitos belaka.

Banyak perusahaan fotografi yang menawarkan akan menambahkan efek "topi yang terlempar" secara digital pada foto yang diambil, agar gak ada yang perlu melewati risiko berbahaya ini. Namun secara gak langsung, juga seakan tetap menjalani tradisi wisuda terlepas kamu percaya atau gak. Itu jauh lebih baik daripada harus menangggung luka/cidera serius.

Kalau dosen atau fotografermu yang meminta untuk melakukannya, kamu bisa menolaknya karena telah mengetahui risikonya. Ada banyak kok pose yang lebih kece untuk memaknai hari wisudamu. Lagipula ini hari bahagia, meskipun pada akhirnya tidak sampai menimbulkan cedera berat, bisa menjadikan suasana tidak enak jika ada teman yang terkena topimu.

Jadi sudah tahu kan bahwa sebenarnya tradisi ini bukan sesuatu yang berarti jika dibandingkan dengan risikonya. Aktivitas berisiko seperti itu bisa kamu ganti dengan berdoa demi kelancaran cita-citamu. Daripada harus menanggung cedera serius yang berakibat secara berkepanjangan. Hati-hati ya dengan topi wisudamu. Kamu dan temanmu mungkin belum mengalaminya, tapi jangan sampai telanjur menyesal saja.