Menurut Para Ahli, Begini Kondisi Tubuhmu Saat Bad Mood

Para peneliti di Penn State baru-baru ini menemukan hubungan antara pola pikir negatif seperti kesedihan, kemarahan, frustrasi, dapat mengakibatkan kesehatan yang buruk bagi tubuh. Dari penelitian ini, total ada 220 orang dewasa yang diminta untuk mencatat bagaimana perasaan mereka secara emosional dan fisik mereka setiap hari selama dua minggu.

Selain penilaian diri, para peserta juga diminta untuk memberikan sampel darah. Setelah meninjau hubungan antara kesehatan mental dan fisik masing-masing orang, para peneliti menemukan bahwa semakin seseorang merasa negatif, semakin lemah sistem kekebalan mereka pada saat itu.

Ini merupakan penelitian pertama yang menghubungkan suasana hati seseorang dengan aktivitas sistem kekebalan tubuh mereka, seperti yang diungkapkan Penn State, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil secara definitif.

Namun demikian, para ahli telah memerhatikan korelasi antara keduanya, biasanya ketika seseorang terus-menerus bergumul dengan emosi negatif, tubuh mereka merespon secara ekstrem dengan cara yang memprihatinkan.

Menurut Clare Morrison dilansir dari MedExpress, suasana hati yang negatif dan diikuti dengan stres, efeknya sama seperti kortisol dan adrenalin. Ini adalah respon alami tubuh atau dikenal sebagai "fight or flight mode," yang seharusnya mengambil alih ketika seseorang merasa terancam. Masalahnya, seperti yang dikatakan Morrison, hal itu gak bagus untuk kesehatan jika menyebabkan sensasi berulang atau terus terjadi.

Dalam jangka pendek, segala jenis stres akan mempercepat detak jantung dan menyebabkan tekanan darah tinggi, ungkap Robert Glatter, M.D., asisten profesor kedokteran darurat di Lenox Hill Hospital, Northwell Health.

Tingkat peradangan yang lebih tinggi juga bisa menjadi faktor, yang seiring berjalannya waktu dapat menyebabkan sistem kekebalan yang melemah, berpotensi meningkatkan peluang seseorang terkena kanker, penyakit autoimun, penyakit jantung, dan banyak lagi dalam jangka panjang. Itu sebabnya, merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan makan yang sehat dan berolahraga rutin untuk fisik seseorang.

Pakar kesehatan Dr. Lindsey Elmore mengatakan, seseorang gak boleh meremehkan kekuatan sikap. Selalu ada cara untuk menemukan sesuatu yang bisa disyukuri, tidak peduli seberapa buruk harimu. Tidak ada salahnya merasakan emosi negatif, tapi ingatlah selalu ada hal positif yang bisa disyukuri.

Melakukan Mood-logging bisa menjadi salah satu pilihan, di mana kamu bisa meluangkan waktu beberapa menit untuk merenungkan bagaimana perasaanmu pada saat itu, baik secara mental dan fisik. Menerapkan cara untuk gak hanya mengakui emosi yang muncul, tetapi untuk menghargai dan mencoba memahaminya.

Menuangkan perasaanmu melalui tulisan juga bisa menjadi alternatif yang baik. Pada 2018, Fitbit mengumpulkan dan menganalisis data dari 9.000 lebih penggunanya, yang membandingkan suasana hati seseorang yang dilaporkan dengan tingkat aktivitas, detak jantung, dan BMI. Para ahli dari perusahaan teknologi itu menemukan bahwa jika seseorang menuangkan perasaannya dengan cara yang positif, maka orang itu cenderung bergerak secara normal, dan semakin baik pula perasaan hatinya.

Kamu bisa melakukan rutinitas olahraga rutin, gak cuma harus lari, mungkin kamu bisa melakukan olahraga lain seperti yoga atau zumba. Yang jelas, apa pun yang kamu minati dan membuatmu lupa dengan melepaskan emosi negatif bisa menjadi solusi penghilang stres.

Irina Logman L.Ac., MSTOM, pendiri Advanced Holistic Center, mengatakan bahwa nutrisi yang tepat dan memilih makanan yang lebih sehat juga penting. "Ada ramuan Cina khusus yang baik untuk mengobati suasana hati yang berbeda," katanya. Makanan seperti sayuran hijau, buah, dan daging juga memiliki sifat menenangkan.

Terkadang bad mood itu memang sulit untuk dihindari, dan itu merupakan bagian dari kehidupan, tetapi sisi negatifnya gak seharusnya mengambil semangat kita hingga mencederai seluruh anatomi tubuh kita. Yang terpenting, sekarang kamu sudah tahukan sisi buruknya?