10 Tanda Klinis Orang Narsis Akut yang Sudah Mempengaruhi Karakternya

Tanda pertama dari seseorang yang narsis adalah ketidakpeduliannya terhadap masalah orang lain. Menurut Sander van der Linden PhD dari University of Cambridge, orang yang narsis memiliki sangat sedikit empati yang berarti sulit baginya untuk ikut merasakan emosi, pikiran, dan penderitaan orang lain. 

Di sisi lain, orang yang narsis juga memiliki impresi awal yang bagus: percaya diri, seksi, menarik, kompeten, hangat, lucu, dan sebagainya. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Frontiers in Psychology, bukan tak mungkin dia pun kerap menjadi individu yang paling populer di lingkungannya. Namun, impresi ini akan berkurang seiring waktu ketika berbagai aspek narsisme lainnya mulai muncul.

Dr. Van der Linden mengatakan bahwa manipulasi dan eksploitasi adalah modus operasi yang dilakukan oleh individu narsis saat berada dalam sebuah hubungan. Bahkan tak jarang, hubungan yang sehat pun dapat disabotase menjadi hubungan yang tak sehat (toxic). Dia akan meladeni teman, keluarga, atau pasangan hanya bila mereka memberikan apa yang dia inginkan untuk memenuhi ego dan kepuasannya seperti dengan seks, uang, dan lain-lain.

Seorang yang narsis sangat suka membicarakan tentang dirinya sendiri. Dr. Can der Linden bahkan juga menjelaskan bahwa individu tersebut juga cenderung melebih-lebihkan keadaan dirinya yang sebenarnya serta memiliki arogansi yang kuat. Seakan tidak cukup mengatakan bahwa dirinya adalah yang terbaik, orang yang narsis juga sangat meyakini bahwa dirinya lebih baik dibandingkan orang lain.

Walau beberapa orang narsis lebih introvert, banyak pula orang narsis lainnya yang bereaksi dengan defensif hingga agresif saat menerima kritik atau kegagalan. Dr. Van der Linden juga menyebut bahwa ketika orang narsis dihadapkan pada sebuah kelemahannya bahkan dalam cara dan situasi paling netral sekalipun, dia dapat bereaksi heboh dengan menangis, marah, berteriak, atau berbagai sikap agresif lainnya.

Karena mengagungkan hak yang dimiliki dan minimnya empati, seseorang yang narsis cenderung memaksakan kehendaknya dan menolak untuk mendapatkan respons negatif. Kecenderungan ini juga sangat mungkin menjadi sebuah tindakan kriminal. Sebuah studi dari University of Georgia menemukan bahkan laki-laki narsis cenderung melakukan pemerkosaan atau pelecehan seksual kepada orang lain.

Menurut Zlatan Krizan PhD dari Iowa State University, meski tak terlihat demikian di luar, orang yang narsis justru menyimpan rasa insecure tinggi di dalam dirinya. Individu ini masih merasa bahwa dirinya spesial dan hebat, tetapi tidak dapat meraihnya. Dampaknya, dia pun menjadi begitu rapuh, self-esteem menjadi fluktuatif, dan sebagainya.

Seseorang dengan narsisme biasanya menjalin hubungan hingga bercinta dengan banyak pasangan serta cenderung selingkuh. Menurut sebuah studi di Journal of Social and Personal Relationship, hal ini dikarenakan dia selalu mencari sesuatu atau seseorang yang lebih baik. Selain itu, keinginannya untuk mengambil kendali atas orang lain serta ketidakmampuannya untuk berempati juga membuatnya bisa memperoleh kesenangan yang menyimpang dengan meyakinkan orang lain untuk melakukan tindakan seksual yang tidak diinginkan orang tersebut.

Menurut studi di Journal of Research in Personality, ingin selalu tampil menarik dan dinilai sebagai orang terseksi maupun yang paling diinginkan dalam lingkungannya menjadikan individu narsis jadi terobsesi dengan mode dan tren terbaru. Tak heran, dia pun jadi menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menciptakan penampilannya sedemikian hebat melalui barang-barang mahal untuk menunjukkan status dan kekuasaan.

Orang yang narsis akan menilai rendah orang lain, tetapi membutuhkan kehadiran mereka untuk memuji dirinya demi memuaskan egonya. Dia pun menjadi sering berteman dengan orang-orang baru yang akan memuji dan memujanya, lalu meninggalkannya begitu saja. Mitha Back PhD dari University of Munster pun menjelaskan bahwa bagi orang-orang narsis, mendapat pujian adalah semacam candu bagi mereka.

Jadi, kamu termasuk orang yang narsis atau tidak?