Sejak 2019, helm harus lulus uji sertifikasi dari Federation Internationale de Motocyclisme (FIM). Helm bakal diuji dengan serangkaian tes yang disebut FRHPhe-01. Untuk memastikan kekuatan helm di skenario yang ekstrem, helm diuji dengan benturan linier, benturan miring, dan penetrasi. Permukaan benturan ditutupi amplas untuk meniru gesekan di aspal.
Tak semua pabrikan helm dapat mengikuti sertifikasi FIM itu. Hanya pabrikan helm yang telah memenuhi salah satu standar internasional yang bisa. Standar tersebut berasal dari ECE di Eropa, Snell di Amerika Serikat, atau JIS di Jepang.
Helm MotoGP dibuat dengan material tahan banting. Bahannya bisa beragam. Ada yang terbuat dari komposit serta karbon, ada pula yang terbuat dari campuran fiberglass, Kevlar, dan resin.
Bahan-bahan tersebut bisa menyerap guncangan sehingga meminimalisasi risiko cedera parah di kepala. Tak hanya untuk material helmnya, material visor pun harus berkualitas tinggi. Ini penting untuk melindungi pandangan jika adanya serpihan-serpihan yang beterbangan.
Pada balapan yang kecepatannya mencapai lebih dari 360 km/jam, penggunaan helm sangat vital. Paling tidak, risiko cedera parah di kepala bisa dikurangi jika terjadi kecelakaan. Untuk 2025, ada 11 merek helm yang digunakan 22 pembalap reguler MotoGP.