Performa dua pembalap Repsol Honda pada 2022 ini masih di luar ekspektasi. Mereka kesulitan meraih podium pada tiap seri MotoGP. Dari tujuh seri, hanya Pol Espargaro yang berhasil membawa Honda berdiri di atas podium.
Hasil itu diraih pada seri perdana MotoGP di Qatar. Hingga seri ketujuh, Honda berada di urutan paling buncit klasemen konstruktor dengan 67 poin. Pabrikan Jepang itu tertinggal jauh dari Ducati yang telah mengumpulkan 156 poin.
Marc Marquez mengaku bahwa dirinya kesulitan musim ini. Pada seri ketujuh di Prancis, ia harus berpuas diri ketika hanya mengawali balapan dari urutan kesepuluh.
Ada tiga pembalap Honda yang lolos kualifikasi kedua (Q2). Mereka adalah Marc Marquez, Pol Espargaro, dan Takaaki Nakagami. Namun, ketiga pembalap itu mengisi tiga posisi terbelakang sesi Q2.
Pol Espargaro tidak mampu mempertahankan performanya selepas memimpin latihan bebas pertama (FP1). Pada sesi latihan bebas lain, ia kesulitan untuk masuk sepuluh besar.
Hal itu juga berlangsung pada sesi Q2. Penyebabnya adalah kesulitan mengontrol grip ban belakang. Hasilnya, pembalap Spanyol itu harus puas memulai start dari urutan kesebelas.
Kedua pembalap Honda merasakan hal yang sama usai balapan MotoGP Prancis. Mereka kesulitan menyusul pembalap yang ada di depan mereka.
Kedua pembalap itu sudah berjuang semaksimal mungkin, tetapi hasilnya masih sama. Marc Marquez mengakui bahwa ia mendapat keuntungan dari tiga pembalap yang terjatuh. Bila itu tidak terjadi, ia sadar hanya akan finis di urutan kesembilan. Ia tertinggal 15,155 detik di belakang Enea Bastianini.
Di sisi lain, Pol Espargaro juga mengatakan hal yang sama. Mantan pembalap KTM itu tidak beranjak dari urutan start. Ia memulai dari urutan kesebelas dan finis posisi yang sama.
“Saya mencoba enam kali selama balapan. Namun, semuanya melebar dan mereka kembali menyusul saya,” ucap Espargaro dikutip Motosan.
Honda terus dihadapkan dengan masalah yang terus-menerus menghantui mereka. Marc Marquez mengakui bahwa mereka sudah kehabisan ide di garasi.
Mereka berupaya semaksimal mungkin agar dapat tampil kompetitif. Namun, hasilnya tetap nihil. Mereka membutuhkan jawaban konkret atas permasalahan yang mereka alami.
Hal serupa juga disampaikan Alberto Puig. Ia mengatakan bahwa tim Honda harus mendapat komponen-komponen baru dari Jepang untuk memperbaiki RC213V.
Kekurangan motor dirasakan semua pembalap Honda. Hal itu memberikan keuntungan karena mereka tahu apa yang dibutuhkan RC213V.
“Kami tahu bagian apa yang perlu ditingkatkan. Kami membutuhkan waktu untuk menguji apa yang kami yakini akan membantu memecahkan masalah. Untuk saat ini, kami harus terus bekerja dan berharap solusi segera sampai di Eropa,” ucap Puig dikutip Corsedimoto.
Masalah bertubi-tubi hinggap di tim pabrikan Honda. Mereka membutuhkan bantuan Jepang untuk segera menemukan solusi dari kesulitan mereka. Mampukah mereka tampil impresif dan meraih hasil positif pada seri-seri selanjutnya?