4 Wakil Indonesia Gagal Melaju ke Perempat Final Korea Open 2025

- Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dari ganda putri tuan rumah
- Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu dikalahkan pasangan Denmark setelah pertandingan ketat
- Chico Aura Dwi Wardoyo dan Anthony Sinisuka Ginting juga gagal melaju ke perempat final setelah kalah dari lawan-lawan unggulan
Korea Open 2025 yang digelar di Suwon Gymnasium, Korea Selatan, telah menyelesaikan babak kedua pada Kamis (26 September 2025). Empat wakil Indonesia dipastikan gagal melaju ke babak perempat final. Tiga dari mereka dikalahkan oleh pemain unggulan pada turnamen BWF Super 500 tersebut.
Kegagalan ini menjadi perhatian bagi penggemar bulu tangkis Indonesia. Dari empat wakil yang bertanding, beberapa pemain unggulan harus mengakui keunggulan lawan mereka. Berikut daftar lengkap wakil Indonesia yang tersingkir dari Korea Open 2025.
1. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti gagal mengatasi perlawanan ganda putri tuan rumah
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus mengakui keunggulan ganda putri tuan rumah, Baek Ha Na/Lee So Hee, pada babak kedua Korea Open 2025. Pasangan Indonesia kalah dua gim langsung dengan skor 12-21 dan 16-21 dalam durasi pertandingan 50 menit. Kekalahan ini membuat catatan head to head antara kedua pasangan menjadi 1-6, masih didominasi oleh pasangan Korea Selatan.
Pertandingan tersebut menunjukkan dominasi Baek/Lee yang mampu mengendalikan ritme permainan sejak awal. Apriyani/Fadia sempat memberikan perlawanan di gim kedua, tapi belum mampu membalikkan keadaan. Hasil ini menambah tekanan bagi ganda putri Indonesia untuk memperbaiki performa di turnamen-turnamen mendatang.
2. Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu dikalahkan pasangan Denmark
Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu harus mengakui keunggulan pasangan Denmark, Mathias Christiansen/Alexandra Boje, pada babak kedua Korea Open 2025. Pertandingan berlangsung ketat selama tiga gim dengan skor 24-22, 19-21, dan 14-21 dalam durasi 1 jam 20 menit. Ini menjadi pertemuan pertama antara kedua pasangan di turnamen resmi.
Pada gim pertama, Jafar/Felisha mampu tampil impresif dan merebut kemenangan dengan selisih tipis. Namun, pasangan Denmark berhasil bangkit dan menguasai dua gim berikutnya. Hasil ini menandai tantangan baru bagi ganda campuran Indonesia menghadapi pasangan-pasangan Eropa yang semakin kompetitif.
3. Chico Aura Dwi Wardoyo ditaklukkan tunggal putra unggulan ketiga
Chico Aura Dwi Wardoyo gagal melaju ke perempat final setelah kalah dua gim langsung dari tunggal putra unggulan ketiga asal Taiwan, Chou Tien Chen, pada babak kedua Korea Open 2025. Skor akhir pertandingan tercatat 9-21 dan 17-21 dalam durasi sekitar 40 menit. Pertandingan ini juga menjadi pertemuan pertama antara Chico dan Chou.
Pada gim pertama, Chico mengalami kesulitan menghadapi permainan agresif lawan dan tertinggal jauh. Meski mencoba bangkit di gim kedua, Chico belum berhasil membalikkan keadaan. Kekalahan ini menjadi bahan evaluasi penting untuk persiapan turnamen-turnamen berikutnya.
4. Anthony Sinisuka Ginting menyerah atas tunggal putra unggulan ketujuh asal Jepang
Anthony Sinisuka Ginting harus mengakhiri perjuangannya di Korea Open 2025 setelah kalah dua gim langsung dari tunggal putra unggulan ketujuh asal Jepang, Kenta Nishimoto. Skor pertandingan tercatat 18-21 dan 19-21 dalam durasi 54 menit. Kekalahan ini membuat catatan head to head antara keduanya menjadi 6-8, masih dengan keunggulan Ginting.
Meski Ginting menunjukkan perlawanan sengit di kedua gim, Nishimoto mampu mempertahankan tekanan dan mengendalikan permainan. Selisih poin yang cukup tipis menunjukkan pertandingan berlangsung ketat dan penuh strategi. Hasil ini menjadi motivasi bagi Ginting untuk terus meningkatkan performa di turnamen mendatang.
Empat wakil Indonesia di Korea Open 2025 harus mengakhiri langkah mereka lebih awal setelah gagal melaju ke babak perempat final. Kekalahan dari para pemain unggulan menunjukkan tantangan besar yang dihadapi para atlet dalam menghadapi kompetisi tingkat dunia.
Meski hasil ini kurang memuaskan, pengalaman dari pertandingan tersebut akan menjadi bahan evaluasi penting bagi tim Indonesia. Para pemain diharapkan dapat bangkit dan mempersiapkan diri lebih baik untuk turnamen-turnamen berikutnya.